Saatnya Menaikkan Harga

This entry is part 1 of 4 in the series Saatnya Menaikkan Harga
Eloy Zalukhu

Eloy Zalukhu

Oleh: Eloy Zalukhu

Pengantar Redaksi

Redaksi Nias Satu, atas izin Bpk Eloy Zalukhu, akan berbagi pemikirannya di situs ini dengan menayangkan ulang artikel-artikelnya di situs pribadinya www.eloyzalukhu.com. Harapan kami, para pembaca, khususnya warga Nias bisa mendapatkan manfaat dari pembicara internasional yang dikenal sebagai Theocentric Motivator yang juga putra Nias ini. Karena artikel dengan judul yang sama cukup panjang, maka kami tayangkan dalam beberapa bagian. Selamat menikmati.

——————–

NIASSATU, JAKARTA – Jika sembilan bulan terakhir Anda belum menaikkan harga produk atau jasa Anda, waktunya untuk menaikkannya. Saya tahu, banyak yang tidak setuju dengan saran yang saya berikan ini, dan saya tahu alasan ketidaksetujuan Anda, salah satu alasan utamanya adalah: “Jangankan menaikkan harga, menurunkan harga pun belum tentu dapat pembeli.”

Tetapi itulah kesalahan besar banyak orang. Mereka berpikir bahwa harga tinggi menjadi alasan utama seseorang tidak membeli. Sekali lagi, itu pikiran yang salah. Harga tidak ada hubungannya dengan seseorang membeli atau tidak. Iya, betul…baca lagi kalimat itu. Saya tahu ini berlawanan dengan semua pelajaran atau training yang pernah Anda dengar selama ini. Tapi itulah kebenarannya, harga tidak ada hubungannya dengan seseorang membeli suatu produk atau tidak.

Contoh: Di meja kerja saya ada satu botal air mineral, kalau beli di warung Rp. 3.000,- Kalau saya memproduksi air mineral dengan ukuran yang sama tapi harga 10x lebih mahal, Rp. 30.000,- apakah ada yang beli? Jawaban Anda pasti tidak mungkin ada yang beli.

Jawaban Anda betul 100% jika air mineral saya sama persis dengan air mineral seharga Rp. 3.000.,-, bukan hanya dalam hal ukuran botol tetapi juga manfaat yang terkandung didalamnya.

Tetapi jika dalam air mineral saya ada manfaat untuk mencegah penuaan dini, menghilangkan keriput di wajah, menghaluskan kulit, atau nilai manfaat lainnya? Sekarang, apakah ada yang mau beli? BANYAK yang akan beli.

Jadi Anda lihat, satu-satunya alasan seseorang membeli suatu barang atau jasa adalah “SOLUSI”, bukan harga. Jika solusi yang Anda berikan begitu baik atau istimewa, maka pasti ada orang atau perusahaan yang mau bayar. Kalau Anda ke toko-buku misalnya, Anda lihat buku saya berjudul SUCCESS TRIANGLE seharga Rp. 68.000,- lalu Anda beli. Mengapa Anda rela mengeluarkan Rp. 68.000,- untuk buku tersebut? Berapa nilai manfaat yang Anda persepsikan terhadap buku tersebut? Pasti lebih dari Rp. 68.000,- Ingat, when value exceeds price, people buy. Artinya, ketika nilai manfaat atau solusi dipersepsi lebih tinggi dari harga, orang pasti beli. Jadi, masalahnya bukan harga murah atau tinggi, justru nilai manfaat yang dipersepsi oleh calon konsumen.

Ingat bahwa 2/3 dari semua perusahaan beroperasi di level break-event (kembali modal, tidak untung dan tidak rugi)…mengapa? Karena Anda tidak berani menaikkan harga? Kenapa Anda tidak berani menaikkan harga? Karena Anda takut tidak ada pembeli. Padahal strategi yang benar seharusnya, Anda naikkan harga dan gunakan kreativitas Anda untuk menciptakan keunggulan dan keistimewaan dari produk/jasa Anda. Jika produknya tidak bisa ditingkatkan kualitasnya, Anda bisa bangun keunggulan dari sisi pelayanan.

Ada banyak keuntungan jika Anda menaikkan harga, pertama, perusahaan Anda mendapatkan banyak uang, dimana uang itu bisa digunakan untuk terus meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, dengan demikian pelanggan/nasabah pun semakin puas dan loyal. Karena mereka loyal, mereka akan terus belanja dan bahkan merekomendasikan Anda kepada pembeli lain.

Selain itu, dengan keuntungan yang semakin besar, Anda bisa membayar gaji karyawan lebih baik, memberikan benefit yang lebih baik sehingga perusahaan Anda akan attract (menarik) karyawan2 hebat/berpengalaman untuk bergabung. Dan dengan itu, pelanggan Anda akan lebih puas dan loyal. Karenanya, perusahaan Anda akan semakin maju dan semakin berkembang.

Sebaliknya, menurunkan harga atau bertahan diharga rata-rata, akan membuat Anda sulit berkembang. Harga murah membangun persepsi pasar bahwa barang Anda murahan. Ini membuat Anda terus lelah banting-tulang di tengah arus persaingan yang berdarah-darah. Anda tetap menjalaninya karena Anda inferior, Anda tidak percaya diri, Anda tidak merasa bahwa produk Anda punya harga lebih. Dan seringkali, masalah yang sebenarnya adalah “MALAS”. Malas berpikir ide-ide baru untuk meningkatkan value atau nilai tambah kepada konsumen.

Itu sebab, musuh terbesar Anda sebenarnya bukan kompetitor, tatapi mindset “Mediocre”. Apa itu? Itu adalah mindset rata-rata, normal-normal saja, cukup-cukup saja, aman-aman saja. Inilah masalah terbesar umat manusia, dalam konteks ini khususnya para pengusaha atau salesperson. Sukses itu adalah tentang berapa potensi atau bakat yang Anda terima dari Sang Pencipta, dan berapa yang Anda gunakan setiap hari. Kalau Anda diberikan bakat 10, dan Anda hanya gunakan 5 setiap hari, Anda orang normal, orang rata-rata, dan hasilnya pun tidak akan lebih dari rata-rata.

Semua seminar, buku dan talkshow radio yang saya berikan adalah untuk satu tujuan, yaitu membawa setiap peserta pelatihan, pembaca buku dan pendengar talkshow berpindah dari manusia rata-rata menjadi “MANUSIA 10X”. Apa itu? Itu adalah orang-orang yang hidup (bekerja/berbisnis) 10X lebih baik dari sebelumnya, 10X lebih baik dari manusia rata-rata. Hanya dengan itulah Anda dan saya bisa selamat dan memenangkan persaingan yang semakin menggila ini.

Persaingan bukan semakin sedikit, tapi semakin menggila, apalagi tahun 2015, dimulainya Masyarakat Ekonomi Asia, dimana persaingan antar negara Asia semakin terbuka, semakin bebas. Kalau Anda berbisnis dengan mindset rata-rata, yakinlah Anda akan digilas oleh persaingan ini.

Kembali kepada menaikkan harga. Ketika konsumen minta diskon, Anda berikan. Praktek ini akan terus membuat perusahaan Anda kecil dan tak berkembang. Mungkin masih beroperasi, tetapi tidak akan berkembang. Kenapa? karena tidak cukup untung untuk berkembang.

Jadi poin pentingnya, berhenti bermain-main dengan diskon. Sebaliknya naikkan harga Anda. Memang, kalau perusahaan, produk, jasa dan diri Anda sendiri tidak berkualitas hal yang masuk akal untuk takut menaikkan harga. Tetapi kalau Anda minimal melihat diri sebagai manusia yang berkualitas, yang mampu memberi solusi istimewa kepada calon pembeli, Anda pasti berani menaikkan harga.

Jadi itulah manfaat menaikkan harga, dengan harga yang lebih tinggi, Anda akan mendorong diri Anda sendiri untuk menjadi lebih kreatif, lebih hebat, 10X lebih dari sebelumnya, karena kalau tidak, produk Anda tidak akan laku. Jadi ingat, harga bukan alasan seseorang membeli atau tidak, melainkan SOLUSI.

Contoh, tadi malam saya pesan 1 buah buku dari Amazon (online) karena buku itu tidak dijual di Indonesia, bahkan dua sahabat menolong saya mencari di toko buku Singapore (Kinokuniya dan Times), juga tetap tidak ada buku itu. Dan ternyata, di Amazon pun, buku itu hanya tinggal satu, sayalah orang terakhir yang membeli buku itu. Anda tahu harga buku itu?

Item Subtotal:  IDR 1,316,901.59

Shipping & Handling: IDR 253,045.72

Total Before Tax:  IDR 1,569,947.31

Estimated Tax: IDR 0.00

Import Fees Deposit: IDR 416,043.63

Order Total: ; IDR 1,985,990.94

 Anda lihat, total biaya yang harus saya bayar untuk satu buku adalah hampir 2 Juta Rupiah. Ini adalah buku termahal yang pernah saya beli seumur hidup. Kenapa saya membelinya? Karena saya meyakini bahwa value atau manfaat dari buku itu lebih dari 2 Juta Rupiah. Kalau Anda seperti saya, Anda membeli buku bukan untuk sekedar membaca buku. Anda membeli dan membaca buku untuk menemukan “BERLIAN”, untuk menemukan “TAMBANG EMAS”, sehingga dengan 2-3 ide dari buku itu, value atau manfaat yang saya berikan melalui pelatihan, buku dan talkhsow akan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

Dengan nilai manfaat (solusi) tinggi yang saya berikan, saya pun akan menaikkan professional fee saya dalam waktu dekat. Saya sudah menaikkan professional fee saya Januari lalu, akibatnya ada beberapa perusahaan yang tidak mampu bayar, tetapi ada juga perusahaan yang mampu bayar, misalnya Bank Central Asia (BCA), adalah satu satu klien saya yang sangat loyal, selalu bayar diangka yang saya minta. Awal tahun depan, saya pasti akan naikkan professional fee saya lagi, antara 10-25%, mengapa? Karena selama tahun ini, saya telah menempa diri sedemikian rupa, belajar sekian banyak, sehingga saya sangat confidence, value/manfaat/solusi yang saya berikan kepada klien2 saya tahun depan naik minimal 25% dibandingkan 12 bulan terakhir.

Sebelum tahun ini berakhir, saya janjikan, buku saya berjudul “THE ULTIMATE SALES WARRIOR” akan terbit, saya telah memeras otak sejak tahun 2008 untuk mendalami dunia penjualan. Saya yakin buku itu akan menjadi SALES BIBLE-nya para tenaga penjual di Indonesia dan Asia. Saya yakin buku itu akan meningkatkan penjualan para pembacanya, yang benar-benar mengikuti ide dan teknik2 yang saya bagikan, meningkat hingga 10X lipat. Buku itu untuk semua orang karena we either SELL or be SOLD.

Hanya ada dua hal dalam hidup ini, setiap hari, yaitu antara Anda menjual sesuatu atau membeli sesuatu. Ketika Anak berusia 3 tahun merengek meminta permen, itu adalah situasi SELL or Be SOLD. Anda terpaksa memberinya permen karena dia guling-guling di lantai supermarket, atau Anda menjual kepadanya “kenikmatan” lain di luar permen, sampai ia mengerti dan berkata ya kepada Anda.

Entah Anda membuka praktek sebagai dokter gigi, jualan gorengan di pinggir jalan, sebagai guru, direktur utama perusahan terbesar di Asia, orang terkaya di dunia atau pengemis sekalipun, setiap hari, Anda hidup diantara dua kata itu, SELL or Be SOLD, menjual atau membeli. Dan karena itulah semua orang harus belajar ilmu penjualan ini.

Sepuluh tahun terakhir saya belajar menjual, semakin tahun saya semakin confidence menjadi “THE SALES TRAINING EXPERT” atau “THE KING OF SALES TRAINING”. Saya mau ketika perusahaan memikirkan mengenai SALES IMPROVEMENT, saya mau mereka memikirkan ELOY ZALUKHU, saya mau mereka meminta bantuan saya. Dan waktu itu terjadi, mereka tidak akan berani minta DISKON.

Kenapa? Karena mereka pasti akan melihat VALUE/SOLUSI yang saya berikan pada perusahaan mereka lebih tinggi dari angka investasi yang mereka keluarkan. Jika mereka tidak punya uang untuk membayar angka investasi yang saya minta, artinya apa? Sederhana, artinya mereka bukan segmen pasar saya. NO WORRIES, pasti ada perusahaan yang akan melihat value atau nilai SOLUSI yang saya berikan dan akan bayar sebagaimana mestinya.

Bicara tentang diskon, semua orang pasti menginginkannya. Tahun 2004, ketika saya baru memulai karir sebagai pembicara, professional fee saya adalah Rp. 750.000,- (Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu) per 2 jam. Tahun 2005, professional fee saya sebagai speaker masih di angka Rp. 5 juta per hari. Apakah waktu itu ada yang minta diskon? Banyak. Bahkan bukan hanya minta diskon, ada perusahaan yang saya tawarkan GRATIS, tetap tidak mau. Anda tahu kenapa? Karena mereka tidak melihat VALUE, tidak melihat nilai solusi dari jasa pelatihan saya. Saya pemain baru, dan mereka tidak mengenal saya. Waktu itu, saya belum menulis buku dan dalam belum ada talkshow di radio Sonora. (NS1)

Series Navigation<< Aman adalah Mitos!Bagaimana Mendapatkan Referensi 10X Lebih Banyak? >>
About the Author
  1. YG Reply

    Inspirative, terima kasih telah berbagi
    ditunggu artikel selanjutnya…

Leave a Reply to YG Cancel reply

*

Translate »