Menang Tipis Lewat Voting, Zulkifli Hasan Ketua MPR 2014-2019
NIASSATU, JAKARTA – Pertarungan memerebutkan posisi pimpinan Majelis Permusyawartan Rakyat (MPR) akhirnya berakhir dini hari, Rabu (10/10/2014). Melalui voting, paket pimpinan MPR yang diusung oleh Koalisi Merah Putih (KMP), pendukung Prabowo Subianto, Capres yang kalah pada Pilpres lalu meraih kemenangan tipis dengan selisih 17 suara.
Kemenangan tersebut menempatkan anggota fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga mantan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR yang baru untuk periode 2014-2019.
Zulkifili Hasan diajukan dengan nama Paket B bersama Mahyudin (Golkar), EE Mangindaan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Oesman Sapta (DPD).
Sementara paket A yang diusung oleh partai pendukung Presiden terpilih Jokowi-JK, bersama PPP yang membelot dari KMP dan juga didukung anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) adalah Oesman Sapta sebagai Calon Ketua MPR dengan wakil-wakil Ahmad Basarah (PDI-P), Imam Nachrawi (PKB), Patrice Rio Capella (Nasdem) dan Hasrul Azwar (PPP).
Dalam persidangan yang dipimpin oleh Maimanah Umar (DPD) dan Ade Rezki Pratama (Gerindra), Paket B meraih 347 suara sedangkan Paket A meraih 330 suara dalam voting tertutup yang dimulai menjelang tengah malam tadi. Dengan demikian, selisih Cuma 17 suara. Satu suara dinyatakan abstain.
Tak Bulat
Meski memenangkan kembali perebutan posisi strategis di parlemen, kali ini, kemenangan KMP ‘tidak bulat’, tidak seperti pada pemilihan pimpinan DPR RI. Pasalnya, Oesman sendiri, setelah melalui lobi, akhirnya juga disetujui dan diajukan oleh KMP yang notabene merupakan salah satu pendukung utama Jokowi-JK pada Pilpres lalu. Oesman juga dikenal sebagai musuh bebuyutan Prabowo Subianto, terutama dalam perebutan kepemimpinan di organisasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Selain itu, koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang dipimpin PDIP juga berhasil menarik anggota KMP, yakni PPP bergabung dalam barisannya.
Ini menunjukkan bahwa strategi Koalisi Indonesia Hebat (KIH) berhasil menggoyang kesolidan KMP. Itu menjadi dua catatan keberhasilan di tengah berbagai upaya KMP menutup total peluang KIH mendapatkan jabatan-jabatan penting di parlemen. Sebab, secara hitung-hitungan, bila KMP solid total, KIH tidak memiliki peluang sama sekali untuk menempatkan ‘wakil’nya dalam unsur pimpinan MPR. (ns2)