Ketum PGI: Sidang Raya PGI Harusnya Berdampak Pada Relasi Gereja di Nias

Logo Sidang Raya PGI XVI-Nias | pgi.or.id

Logo Sidang Raya PGI XVI-Nias | pgi.or.id

NIASSATU, JAKARTA – Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe mengatakan, kegiatan prioritas pada Sidang Raya XVI di Kepulauan Nias adalah menerima dokumen keesaan gereja dan bukan pemilihan pimpinan yang baru.

Dokumen keesaaan gereja itu berisi pokok-pokok tugas panggilan bersama yang menjadi milik bersama seluruh gereja, termasuk gereja-gereja di Nias. Sehingga hasil Sidang Raya ini harusnya juga dinikmati oleh gereja di Nias.

“Pemilihan (pengurus baru, red) mestinya tidak menjadi prioritas. Yang paling penting adalah menerima dokumen keesaan gereja. Di situ ada pokok-pokok tugas panggilan bersama yang menjadi milik bersama gereja termasuk gereja di Nias. Dan saya kira mesti ada hasil untuk gereja nias sendiri. Apakah Sidang Raya dari PGI ini apakah punya dampak bagi gereja-gereja di Indonesia, makin bersatu atau malah makin menceraikan. Nah ini harus diuji oleh sejarah,” jelas dia usai pertemuan dengan pertemuan dengan perwakilan sinode Banua Keriso Protestan Nias (BKPN) dan Gereja Niha Keriso Protestan Indonesia (GNKPI) di Kantor sementara PGI di Jakarta, Jum’at (17/10/2014).

Manfaat dari Sidang Raya tersebut, jelas dia, tidak hanya untuk gereja, tapi juga untuk bangsa.

”Mengapa di Nias yang pernah dilanda gempa dan tsunami. Kita angkat itu bahwa Allah juga selalu menyelamatkan kita walau pun kita mengalami kesulitan sebagai bangsa. Kan ada empat hal agenda nasional: kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme dan masalah lingkungan,” jelas dia.

Dia menambahkan, bila Sidang Raya itu tidak berdampak apa-apa bagi masyarakat dan gereja di Nias, maka pasti ada sesuatu yang salah.

“Berarti kita salah dan ada sesuatu yang salah. Dan itu harus jadi bahan introspeksi kita. Ini orang Nias antusias sekali memersiapkan acara ini. Tapi kalau tidak mengubah apa-apa, walahualam, tapi saya optimis mengubah sesuatu. Cara berpikir, tindakan dan relasi antar gereja di Nias. Makanya penekanan kita, bahwa ini orang nias sendiri. Kalau ada pihak lain yang memediasi rekonsiliasi, itu soal lain. Kami juga melakukan itu pada gereja-gereja lain. Tapi yang terutama mereka sendiri (gereja-gereja di Nias, red) harus membuka komunikasi terus menerus,” papar dia.

Pertemuan hari ini terkati dengan permohonan BKPN dan GNKPI untuk bisa bergabung menjadi anggota PGI, apalagi bertepatan dengan momen pelaksanaan Sidang Raya PGI XVI di Pulau Nias. Kedua Sinode itu, seperti dipaparkan dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Sekretaris Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, M.Th., terkendala belum adanya rekomendasi dari Sinode BKPN setelah 20 tahun berpisah. (NS1)

 

About the Author
  1. Pingback: Ketum PGI: Sidang Raya PGI Harusnya Berdampak Pada Relasi Gereja di Nias | PGI

Leave a Reply

*

Translate »