PGI Imbau Jemaat Antar-Gereja di Nias Menahan Diri

Pimpinan PGI dan Sinode BKPN & GNKPI Foto bersama usai pertemuan di kantor sementara PGI, Jakarta | Etis Nehe

Pimpinan PGI dan Sinode BKPN & GNKPI Foto bersama usai pertemuan di kantor sementara PGI, Jakarta | Etis Nehe

NIASSATU, JAKARTA – Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe mengimbau masyarakat Nias, terutama jemaat dan juga para pimpinan gereja agar menjaga kondusifitas di wilayah itu agar pelaksanaan Sidang Raya XVI berjalan dengan baik.

Hal itu diungkapkannya sebagai respons atas adanya potensi ketidaknyamanan akibat kekecewaan akibat tidak terwujudnya rekonsiliasi antara gereja di Nias yang semula diharapkan terjadi bersamaan dengan pelaksanaan Sidang Raya PGI XVI di Nias.

“Kita himbau semua orang Nias tanpa terkecuali, darimana pun organisasinya bahwa Sidang Raya PGI ini hanya 5 tahun sekali. Kalau tidak sekarang, mungkin 100 tahun bahkan 200 tahun lagi baru diadakan di Nias. Jadi ini kesempatan langka bagi Nias,” ujar Pdt. Dr. Andreas usai bertemu dengan perwakilan sinode Banua Keriso Protestan Nias (BKPN) dan Gereja Niha Keriso Protestan Indonesia (GNKPI) di Kantor sementara PGI di Jakarta, Jum’at (17/10/2014).

Pdt. Dr. Andreas menambahkan, pemilihan Nias sebagai Tuan dan Nyonya rumah Sidang Raya PGI XV juga dengan alasan yang jelas. Bencana gempa dan tsunami yang melanda Nias pada 2004 dan 2005 lalu menjadi alasan pemilihan sekaligus menjadi tema Sidang Raya kali ini.

Menurut dia, itu menunjukkan bahwa Allah mengangkat dan menyelamatkan orang-orang Nias. Dan juga punya makna kiasan bahwa bangsa ini juga dilanda tsunami dan Tuhan akan mengangkatnya kembali.

“Jadi, jangan bikin tsunami sendiri lagi. Jadi, okelah masih belum ada kesesuaian paham, kita tunda dulu sampai selesai Sidang Raya. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Saya kira bukan hanya orang Nias yang malu, tapi juga orang Kristen seluruh Indonesia akan menjadi malu. Dan itu himbauan kita supaya lebih tenang melihat perselisihan paham, supaya diredam dulu,” papar dia.

Terakhir dan sama pentingnya, tambah dia, pimpinan-pimpinan gereja-gereja di Nias juga harus sadar dan juga agar jangan menonjolkan keakuan masing-masing.

Sebelumnya, dalam pertemuan dengan perwakilan pengurus Sinode Banua Keriso Protestan Nias (BKPN) dan Gereja Niha Keriso Protestan Indonesia (GNKPI) turut dibahas antisipasi mengenai kemungkinan adanya ketidakpuasan di kalangan jemaat atas tidak terealisasinya rekonsiliasi antara kedua Sinode tersebut dengan Sinode BNKP.

Kedua perwakilan sinode terbesar di Nias setelah BNKP itu sempat mengungkapkan kekuatiran itu mengingat selama ini jemaat-jemaat sudah berharap banyak akan adanya rekonsiliasi itu dan juga menjadi jalan bagi kedua sinode tersebut menjadi anggota PGI.

Seperti diketahui, akibat belum adanya rekonsiliasi antar sinode tersebut, kedua gereja, khususnya BKPN yang sudah berproses dan pernah ditetapkan sebagai calon anggota PGI tidak bisa diterima karena tidak adanya rekomendasi dari Sinode BNKP.

Dalam pertemuan yang ditemani oleh Sekretaris Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, M.Th., tersebut, kedua perwakilan sinode tersebut mengungkapkan keluhan mereka atas upaya mereka yang tak berhasil melakukan pertemuan dengan Sinode BNKP meski sudah ada kesepakatan jadwal untuk membicarakan rekonsiliasi itu, termasuk membahas masalah aset yang dipersoalkan. Menurut mereka, pihak BNKP mengaku sedang banyak kesibukan.

Mereka menguatirkan situasi di tingkat jemaat terjadi gesekan. Sebab, selama ini, kata mereka, para jemaat sangat rindu terjadinya rekonsiliasi itu dan bahkan melibatkan diri secara sukarela di dalam berbagai kegiataan kepanitaan, langsung atau tidak langsung, guna mendukung suksesnya Sidang Raya PGI pertama di Pulau Nias ini.

“Biasanya di tingkat bawah itu, bisa saling meledek. Ada yang merasa memegang kendali kemudian meledek pihak lain karena gagal jadi anggota PGI, dan yang lain merasa tersinggung . Ini bisa berisiko suasana memanas. Ini semua harus diantisipasi dan kami mohon PGI untuk turut terlibat mengantisipasi masalah ini,” ujar salah satu satu peserta pertemuan. (ns1)

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »