Tarik Turis Lebih Banyak, Menteri Pariwisata Andalkan Teknologi Informasi

Menteri Pariwisata Arief Yahya | CNBC.com

Menteri Pariwisata Arief Yahya | CNBC.com

NIASSATU, JAKARTA – Mantan Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang kini jadi Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, akan memanfaatkan teknologi informasi dan telekomunikasi guna memajukan industri pariwisata di Indonesia. Di dalamnya termasuk penggunaan sarana media sosial.

Untuk mewujudkan itu, dia akan mengundang perusahaan yang sebelumnya dipimpinnya itu untuk terlibat. Rencana tersebut, kata dia, sekaligus untuk memperbaiki standar mutu pariwisata nasional yang berdasarkan The Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI) masih bercokol di peringkat 70 dunia.

“Cara paling mudah dan paling murah untuk mewujudkan itu adalah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology/ITC). Makanya kita undang Telkom untuk membantu. Nanti bekerja sama dengan institusi lainnya guna mengembangkan infrastuktur yang terkait pariwisata,” ungkap Arief usai serah terima jabatan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta, Selasa (28/10/2014).

Dia mengatakan setidaknya ada tiga kelemahan Indonesia berdasarkan The Global Competitiveness Index (GCI) yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF). Yakni, pariwisata, teknologi informasi dan komunikasi serta kesehatan dan higienitas.

Ketiga hal itu, jelas dia, akan menjadi basis pertimbangan untuk menentukan prioritas promosi pariwisata di masa mendatang. Dia mengatakan, berdasarkan GCI, Indonesia berada di posisi 34 dari 144 negara.

Dia mengatakan, potensi pariwisata Indonesia sangat besar, namun jumlah wisatawan yang ke Indonesia justru kecil dibanding negara lain. Pertumbuhan sektor pariwisata saat ini meski cukup memuaskan namun belum bisa mengalahkan Thailand dan Malaysia.

“Presiden Jokowi dan Wapres JK menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara dalam lima tahun ke depan mencapai 20 juta. Dua kali lipat lebih besar dibanding posisi sampai akhir 2014 yang diperkirakan 9,5 juta. Itu yang harus kita capai. Kita harus bandingkan dengan negara lain. Mereka sudah di atas 20 juta, kenapa kita tidak bisa?” pungkas dia.

Khusus untuk pemda-pemda di Kepulauan Nias, kebijakan Menteri Pariwisata ini harus ditindaklanjuti dengan mulai bersiap-siap untuk melek teknologi informasi dalam mempromosikan pariwisatanya. (ns2)

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »