Pemda-Pemda di Nias Serius Urus Pariwisata? Ayo… Cek Website Resminya

JAKARTA – Hampir setiap kegiatan seminar atau apapun itu bentuknya terkait kepariwisataan, selalu disambut dengan cepat bahkan gempita oleh Pemda-Pemda di Nias. Yang terakhir adalah Lokakarya Nasional Pengembangan Kepariwisataan Kepulauan Nias dihadiri oleh Mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar pada Juni 2014 di kantor Bupati Nias.

Tapi, seperti apa sebenarnya Pemda-Pemda Nias mengurusi pariwisatanya dan bagaimana tindaklanjut seminar-seminar itu adalah cerita berbeda. Sampai kini tidak ada tanda-tanda adanya manfaat dari seminar itu.

Perkembangan baru di tingkat nasional. Presiden Jokowi baru saja menetapkan dan melantik Arief Yahya sebagai Menteri Pariwisata. Arief yang juga mantan Direktur Utama PT Telkom tersebut punya program baru guna menggenjot kedatangan turis mancanegara ke Indonesia. Yakni, dengan memanfaatkan teknologi informasi, di antaranya melalui media sosial dan saluran-saluran lainnya yang menggunakan sarana internet.

Lalu, seperti apakah kesiapan Pemda-Pemda di Nias untuk menjual potensi pariwisatanya, baik sebelum atau sesudah adanya gebrakan baru dari Menteri Arief ini? Khusus di Nias, cara paling gampang untuk mengetahuinya adalah dengan mencari tahu isi situs resmi Pemda-Pemda di sana. Lalu, mencari tahu bagaimana mereka menampilkan soal kepariwisataan di daerahnya.

Ketika menelusuri satu per satu website empat kabupaten dan satu kota di Nias, banyak hal mengejutkan. Ternyata, tidak semua Pemda di Nias memiliki website resmi yang aktif. Beberapa yang sudah ada, juga dibikin seadanya, asal ada, bahkan terkesan abal-abal. Tidak dirancang dengan baik, baik dari sisi konten maupun tampilannya.

Mari kita lihat satu per satu.

Tampilan website resmi pemkab Nias Selatan | EN

Tampilan website resmi pemkab Nias Selatan | EN

1. Kabupaten Nias Selatan – niasselatankab.go.id

Meski diembeli sebagai situs resmi, website Pemkab Nias Selatan dibikin seadanya, tidak ideal untuk sebuah situs resmi sebuah pemerintah daerah. Sampai saat ini tidak ada pembaruan informasi di sana. Bahkan, di header website Pemda Nias Selatan, masih menggunakan foto perayaan Natal bergambar bunga dan lonceng. Sedangkan info terbaru tercatat dimuat pada Juni 2014 ketika Wamenparekraf Sapta Nirwandar berkunjung ke Nias Selatan.

Lalu, coba lirik di bagian menu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Ternyata sama saja. Di sana cuma mencantumkan penjelasan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dinas itu. Bahkan, kolom nomor kontak masih dikosongkan. Di menu khusus Pariwisata, meski ditempatkan di bagian yang mudah dilihat, di sana hanya ada nama 7 desa dengan hanya dua yang diisi dengan penjelasan. Itu pun, penjelasan yang sepertinya cuma menyalin dari sumber-sumber di internet. Beberapa data penjelasan itu tidak akurat. Padahal, Nias Selatan boleh dikatakan, gudangnya situs pariwisata di Pulau Nias. Tapi cuma 7 desa yang ada di website itu.

Nias Selatan sebelumnya juga memiliki situs khusus untuk kebudayaan dan pariwisata. Yakni, www.southniastourism.com. Nama situs ini saja sudah tidak lazim karena menggunakan .com yang notebene berarti situs komersil dan bukan go.id sebagaimana standar situs resmi pemerintah. Cilakanya, konten website itu, selain tidak diperbarui selama bertahun-tahun, juga memuat penjelasan-penjelasan yang tidak akurat mengenai pariwisata Nias Selatan. Bahkan, sempat situs Nias Online menyoroti ketidakakuratan isi website itu selama beberapa kali sampai akhirnya diperbaiki. Ketika mencoba mengakses situs itu lagi, ternyata sudah tidak aktif.

Tampilan website Pemerintah Kabupaten Nias | EN

Tampilan website Pemerintah Kabupaten Nias | EN

2. Kabupaten Nias – niaskab.go.id

Situs Pemda Nias ini relatif lebih lengkap dan selalu diperbarui. Dengan mudah menemukan kegiatan terbaru perangkat Pemda tersebut di sana. Tapi mari lirik menu khusus pariwisatanya. Nah, di sana, cuma terlihat dua informasi.  Yakni, Situs Batu dan Rumah Adat dan Budaya dan Air Terjun.

Ketika kedua link tersebut diklik, ternyata tidak langsung bisa dibaca. Anda mesti menunggu beberapa saat, dan bisa lebih lama bila koneksi internet kurang mendukung karena isi lengkap dua keterangan tersebut dibuat dalam bentuk PDF. Jadi, mesti diunduh dulu baru bisa dibaca. Sebuah cara yang jauh dari praktis untuk sebuah promosi pariwisata. Tidak ada keterangan lain selain dua hal tersebut.

Tampilan Website Pemerintah Kabupaten Nias Barat | EN

Tampilan Website Pemerintah Kabupaten Nias Barat | EN

3. Kabupaten Nias Barat – niasutarakab.go.id

Website resmi Nias Barat ini juga termasuk rajin diperbarui. Tapi kebanyakan mengenai kegiatan pejabat Pemda dan informasi tender. Sekarang coba cari dimana menu khusus pariwisatanya.

Tidak mudah menemukannya. Pasalnya, menu pariwisata itu merupakan submenu dari menu Komoditas Unggulan. Ketika klik Komoditas Unggulan baru akan muncul submenu Pariwisata. Nah, repotnya, ketika submenu Pariwisata diklik, ternyata masih kosong sama sekali. Padahal kita tahu, Nias Barat memiliki sejumlah spot/destinasi wisata yang sangat menarik, baik di darat maupu di laut.

 

Tampilan website Pemerintah Kabupaten Nias Utara | EN

Tampilan website Pemerintah Kabupaten Nias Utara | EN

4. Kabupaten Nias utara – niasutarakab.go.id

Ketika mengakses alamat website itu hanya menemukan adanya nama domain www.niasutarakab.go.id. dengan status tidak aktif. Ketika diakses, yang muncul, keterangan This Account Has Been Suspended. Entah sampai kapan status itu akan tetap seperti itu.

 

Tampilan Website Pemerintah Kota Gunungsitoli | EN

Tampilan Website Pemerintah Kota Gunungsitoli | EN

5. Kota Gunungsitoli – gunungsitolikota.go.id

Lalu bagaimana dengan daerah yang notabene jauh lebih maju dan mandiri dibanding empat kabupaten lainnya, Kota Gunungsitoli? Ternyata sama saja. Ketika website tersebut diakses, ternyata juga tidak aktif. Di sana cuma ada keterangan ‘Website ini sedang dalam penyempurnaan kembali’.

Mimpi Sebagai Penonton

Yang paling dikuatirkan, melihat kenyataan di atas, ketika Menteri Arief mau menggenjot promosi pariwisata melalui teknologi informasi, ternyata pemda-pemda di Nias masih jauh dari siap. Jangankan berpromosi secara aktif, website resmi mereka saja tidak dibikin sesuai seharusnya. Belum lagi bicara konten khusus tentang kepariwisataan yang ternyata, semuanya tidak mampu menyajikan kepada pengunjung website mengenai potensi pariwisatanya yang sesungguhnya.

Herannya, padahal di beberapa pemda tersebut, pernah ada penganggaran untuk pembuatan website yang tidak sedikit nilainya. Sebab, sebagaimana seharusnya, situs resmi pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah, punya spesifikasinya sendiri karena biasanya akan menjadi rujukan antar instansi horizontal dan vertikal serta pihak-pihak terkait lainnya.

Keadaan di atas, diperburuk oleh kenyataan di lapangan dimana banyak destinasi wisata tersebut sebenarnya tidak terurus. Berbeda jauh dengan koar-koar akan memajukan pariwisata seperti terungkap di berbagai kesempatan dan seminar.

Bahkan, destinasi wisata yang sudah dikenal luas pun, termasuk di mancanegara, infrastrukturnya rusak parah. Di Nias Selatan, dengan mudah Anda menemukan hal itu dialami oleh destinasi wisata Desa Bawömataluo. Jalan selalu rusak parah meski hampir setiap tahun ada anggaran untuk perbaikan jalan.

Melihat kenyataan di atas, tampaknya Kepulauan Nias tidak akan mendapat banyak manfaat dari gebrakan pemerintahan Jokowi-JK untuk memajukan sektor pariwisata dengan mendatangkan lebih banyak turis ke Pulau Nias. Bukan karena turisnya tidak ada, tapi karena ketidaksiapan dan juga ketidakseriusan pemerintah daerah sendiri mengurusi potensi pariwisatanya. Banyak mimpi yang terucap. Tapi, sekedar mimpi sebagai penonton.  (Etis Nehe)

 

 

 

 

 

 

 

About the Author
  1. Bambu Mata 2 Reply

    Prihatin….ketika yang ngerti IT tersingkir oleh mereka yang berseragam namun “GAPTEK”

  2. Pingback: Nias Satu » Promosi Swadaya Masyarakat Solusi Efektif Menjual Pariwisata Nias

Leave a Reply

*

Translate »