Jokowi Batalkan Proyek Jembatan Selat Sunda
NIASSATU, JAKARTA – Mimpi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar Indonesia memiliki jembatan terpanjang di dunia yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera, Jembatan Selat Sunda (JSS) hampir pasti kandas.
Proyek yang sudah terkatung-katung selam tiga tahun terakhir tersebut kini hampir pasti dibatalkan oleh Presiden Jokowi. Hal itu terungkap dari pernyataan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Andrinof Chaniago di Jakarta, Jum’at (31/10/2014).
“Ada beberapa pertimbangan. Seperti, akan memperlebar ketimpangan serta menghilangkan identitas Indonesia sebagai negara maritim,” ujar Andrinof.
Dia menjelaskan, Selat Sunda itu merupakan jalur penyeberangan terpadat. Bila dimatikan atau tidak ditingkatkan kinerjanya akan menghilangkan identitas Indonesia sebagai negara maritim.
Karena itu, kata dia, sebaiknya pelayanan penyeberangan Merak-Bakauheni lebih baik diperbaiki. Mulai dari terminal penumpang, koridor, kapal yang lebih manusiawi dan penambahan dermaga.
Meski begitu, kata dia, proyek JSS itu mungkin saja bisa dibangun dalam 10-15 tahun ke depan.
Dia menambahkan, Jokowi-JK juga fokus meluruskan arah pembangunan. Menurut dia, megaproyek JSS itu justru bertentangan dengan semangat pemerataan pembangunan.
“Arahnya harus diluruskan. Pembangunan itu untuk manusia dan masyarakat. Karena itu, saya yakin JSS bukan pilihan, setidak-tidaknya untuk 10 tahun atau 15 tahun ke depan,” jelas dia.
Seperti diketahui, megaproyek JSS awalnya dianggap sangat penting untuk meningkatkan perkembangan ekonomi di wilayah barat. Namun, proyek itu juga menuai kontroversi karena biayanya yang fantastis mencapai Rp 200 triliun.
Hingga akhir masa jabatan mantan Presiden SBY, pertentangan di internal kementeriannya tentang pembangunan dan mekanisme pembiayaannya tidak tuntas. (NS2)