Atraksi Budaya Nias Pukau Pengunjung Gelar Budaya Rakyat di Monas
NIASSATU, JAKARTA – 32 penampil budaya tradisional Nias berhasil memukai panitia dan juga pengunjung yang berjubel di kawasan Monumen Nasional (Monas) pada Minggu, 2 November 2014. Mereka terdiri dari tim tari perang (Fatele), tim pelompat batu (Fahombo), tim Mogaele dan tim pendukung lainnya.
Setelah dilepas oleh Menpan-RB Yuddy Chrisnandi mewakili Presiden Jokowi yang sempat singgah beberapa saat saja di arena kegiatan, tim atraksi budaya Nias bersama 21 tim penampil dari berbagai daerah di Indonesia, mengikuti karnaval dengan mengelilingi hampir separuh kawasan sekitar Monas. Keluar dari pintu di depan Istana Negara lalu memutar ke kiri ke arah patung kuda dan selanjutnya masuk kembali ke dalam area Monas.
Selama perjalanan karnaval tersebut, kecuali atraksi lompat batu, para penampil dengan kostum khasnya melakukan beberapa kali atraksi Fatele. Tidak sedikit warga yang mengambil kesempatan untuk berfoto dengan mereka dalam perjalanan.
Atraksi mereka juga diliput dalam tayangan langsung (live) oleh Rajawali Tv (RTV) yang diiringi dengan talk show dengan Ketua Sanggar FETUA Waspada Wau dipandu oleh selebritas Asty Ananta dan penyanyi Oppie Andaresta.
Atraksi lompat batu menjadi bagian kegiatan yang paling ditunggu-tunggu. Dari pagi hari, imitasi lompat batu yang terbuat dari papan telah ditempatkan di area Monas. Kegiatan atraksi ini sempat tertunda karena ada masalah koordinasi antar panitia. Sesuai jadwal, usai karnaval akan dilanjutkan dengan aksi Fahombo. Namun sempat tertunda beberapa saat dan diselingi dengan kegiatan wawacara dan tayangan live di RTv.
Atraksi lompat batu di gelar di depan panggung utama kegiatan Gelar Budaya Rakyat tersebut. Di saksikan oleh panitia dan beberapa pejabat, para pemuda Nias Selatan tersebut berhasil melakukan lima sesi lompatan. Bahkan, ada satu sesi dimana ketinggian lompat batu ‘ditambah’ dengan adanya satu pelompat tidur tengkurap di puncak hombo batu. Meski di tengah panas terik yang menyengat, mereka dengan serius melakukan aksinya dan berhasil menyelesaikannya dengan sambutan tepuk tangan meriah para penonton.
Acara ini juga dihadiri begitu banyak orang Nias dari wilayah Jabodetabek. Mereka tampak senang karena atraksi berlangsung lancar dan menarik perhatian. Mereka juga tidak melewatkan kesempatan dengan berfoto bersama tim atraksi.
Kecewa Ketinggalan Atraksi Fahombo
Beberapa panitia mengaku penampilan atraksi dari Nias membuat acara Gelar Budaya Rakyat tersebut punya greget. Maklum, dari sekian banyak yang tampil, atraksi budaya Nias dinilai lebih atraktif, tidak monoton. Juga karena banyak dari panitia dan pejabat yang hadir yang untuk pertama kalinya menonton langsung atraksi budaya tradisional Nias, khususnya atraksi lompat batu.
“Tim performance dari Nias ini hebat. Pokoknya, wow…” ujar selebritas Jane Shalimar dan desainer terkemuka Adji Notonegoro yang juga bagian dari panitia acara tersebut.
Sementara itu, seorang warga bernama Andi, tampak menghabiskan waktu berbicara dengan koordinator tim atraksi Nias usai sesi lompat batu. Ternyata, pria yang datang membawa sepeda sportnya di kawasan Monas tersebut menanyakan apakah atraksi lompat batu sudah dimulai.
Rupanya, pria Jakarta tersebut mengetahui dari media kalau akan ada atraksi lompat batu dari Nias di Monas. Dia sengaja datang karena penasaran selama ini cuma melihatnya di televisi dan juga di uang nominal Rp 1.000.
“Wah, kecewa sekali nih. Saya sengaja datang karena ingin tahu langsung atraksi lompat batunya. Ternyata saya terlambat. Apakah masih akan ada atraksi lagi?” ujar dia sambil berharap bisa menyaksikan bila ada atraksi berikutnya setelah dijelaskan bahwa untuk hari itu tidak ada lagi penampilan lompat batu.
Kegiatan RKIH ini sendiri digelar dalam rangka syukuran pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-JK. Juga sebagai syukuran menyambut Hari Pahlawan pada tahun ini sambil mengangkat potensi budaya dan pariwisata Indonesia ke pentas dunia melalui kegiatan tersebut. Rencananya, kegiatan Gelar Budaya Rakyat tersebut akan dilaksanakan setiap tahun, berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata.
Panitia dari Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH) tidak menyediakan dana bagi tim yang tampil karena acara ini lebih banyak bersifat sukarela. Karena itu, Sanggar FETUA yang diundang terpaksa mengupayakan dana dari warga Nias agar kesempatan memromosikan Nias ini tidak tersia-siakan. (ns1)
Mantap ….. lanjutkan ….. u`owai ami fefu ono niha ya`ahowu.
Good job…terimakasih para pelakon atraksi lompat batu, maena, tarian perang..Aku bangga jadi suku NIAS.. Ya’ahowu
Pingback: Nias Satu » Waspada Wau, Budayawan Nias Selatan Berpulang