Asal Lahan Ada dan Bebas Hambatan, Bandara Binaka Dibangun Untuk Didarati Boeing

Plt. Dirjen Perhubungan Udara Bambang Tjahjono | FB. Dok. Pribadi

Plt. Dirjen Perhubungan Udara Bambang Tjahjono | FB. Dok. Pribadi

NIASSATU, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mempertimbangkan Bandara Binaka menjadi salah satu yang akan diajukan untuk dikembangkan agar bisa didarati pesawat berbadan lebar sejenis Boeing 737 dan Airbus A320.

Namun, hal itu hanya mungkin bila sejumlah syarat yang diperlukan terpenuhi. Yakni, tersedianya lahan serta tidak bermasalah dan juga tidak adanya hambatan-hambatan (obstacles) yang bisa mengganggu operasional penerbangan.

“Baru dievaluasi apakah lahannya tersedia dan tidak ada obstacles-nya. Kalau oke, akan diperpanjang untuk tipe B-737,” ujar Plt. Dirjen Perhubungan Udara yang juga Direktur Kebandarudaraan Direktor Jenderal Perhubungan Udara, Kemenhub kepada Nias Satu, Selasa (9/12/2014).

Bambang mengatakan, kesepakatan antara Pemkab Nias dan Ditjen Perhubungan Udara yang ditandatangani pada Oktober 2014, bisa saja jadi pertimbangan untuk memasukkan Bandara Binaka dalam program Menteri Perhubungan Ignasius Jonan tersebut.

“Bisa saja, tergantung ketersediaan lahannya,” jelas dia singkat.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengungkapkan rencananya untuk membangun seluruh landasan pacu bandara unit pelaksana teknis (UPT) yang dikelola lembaganya agar bisa didarati pesawat jenis Boeing 737 dan Airbus A320. Bandara Binaka sendiri adalah salah satu bandara dikelola UPT Ditjen Perhubungan Udara, Kemenhub.

Dalam sepekan ke depan, Ditjen Perhubungan udara akan menyeleksi bandara mana saja yang memenuhi syarat untuk diajukan pada penganggaran melalui APBN-P 2015 tersebut. Kemenhub mensyaratkan, selain prospek pengembangan yang bagus, lahan juga harus sudah tersedia dan tidak bermasalah. Juga telah didarati oleh pesawat-pesawat sejenis ATR.

Agar bisa didarati pesawat berbadan lebar, maka panjang, lebar serta kekuatan landasan pacu harus memenuhi standar untuk pesawat dengan bobot lebih berat. Selain itu, guna keperluan keselamatan saat pesawat melakukan manuver, juga membutuhkan area yang bebas dari gangguan seperti bangunan dan pepohonan yang tinggi.

Tentu saja, juga memenuhi syarat untuk keamanan di darat, termasuk tidak boleh lagi ada warga yang bisa dengan bebas hilir mudik, baik berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan di sisi maupun di area landasan pacu seperti selama ini jadi pemandangan lazim.

Nah, apakah Bandara Binaka termasuk yang akan diajukan?

Untuk diketahui, Bandara Binaka adalah bandara yang pengelolaannya masih di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Saat ini, memiliki landasan sepanjang 1.800 meter. Juga sudah didarati pesawat jenis ATR72 selama lima tahun terakhir, khususnya oleh maskapai Wings Air. Dan dalam waktu dekat, pada 15 Desember 2014 akan didarati ATR72 milik maskapai Garuda Indonesia.

Sebagai informasi, sebelumnya, Bupati Nias Sökhiatulö Laoli telah menandatangani nota kesepakatan pengembangan Bandara Binaka dengan Ditjen Perhubungan Udara. (Baca: Mantap, Pemda Nias – Kemenhub Sepakati Pengembangan Bandara Binaka). Dalam kesepakatan itu, Pemda Nias akan berinvestasi pada sisi darat (land side), sedangkan Ditjen Perhubungan Udara akan membiayai sisi udara (air side) di antaranya, landasan pacu dan navigasi penerbangan. Dalam kesepakatan itu, Kemenhub akan memperpanjang landasan pacu dari 1.800 m x 30 m menjadi 2.600 m x 60 m dimulai pada 2015 dengan biaya sebesar Rp 3,5 miliar yang bersumber dari APBN. (ns4)

 

 

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »