Nias Selatan Uji Coba Penanaman Padi Dengan Metode Hazton

Penanaman padi dengan metode Hazton | Restu Jaya Duha

Penanaman padi dengan metode Hazton | Restu Jaya Duha

NIASSATU, NIAS SELATAN – Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Nias Selatan menguji coba penanaman padi dengan metode Hazton. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Jum’at (10/4/2015) di Kecamatan Lahusa.

“Kegiatan penanaman padi dg teknologi hazton di Kecamatan Lahusa dengan luas lahan satu hektar,” ujar Kadis Pertanian dan Kehutanan Ir. Restu Jaya Duha kepada Nias Satu, Sabtu (11/4/2015).

REstu mengatakan, seluruh pembiayaan dan teknologi berasal dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara melalui Kabid Tanaman Pangan Ir. John Sinaga, penyuplai/penangkar benih padi di Nias Selatan Ama Rizal Dakhi dan Devy Sukendro sebagai sponsor pupuk surplus

Berdasarkan penjelasan Restu dengan metode Hazton, bila biasanya bibit untuk satu hektar mencapai 25 kg, maka denga metode ini bibit berkisar 100-125 kg per hektar.

“Perawatannya juga lebih intensif. Termasuk pemupukan. Tepat tanam, tepat tempat, tempat dosis dan tepat jenis,” jelas dia.

Berdasarkan penelusuran Nias Satu, metode Hazton adalah metode tanam padi yang bisa melipatgandakan hasil padi hingga dua kali lipat. Metode tersebut ditemukan oleh Anton Komaruddin, salah seorang staf di Dinas Pertanian Kalimantan Barat. Nama Hazton diambil dari kombinasi namanya dengan nama Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat, Hazairin.

Keunikan metode ini terletak pada jenis bibit padi yang ditanam dan jumlah bibit pada satu lubang. Bila umumnya hanya menggunakan tiga bibit dalam satu lubang, dengan metode Hazton menggunakan hingga 20-30 bibit per lubang tanam. Hal itu menyebabkan padi dalam satu lubang tanam akan sangat rimbun.

Banyaknya padi dalam satu lubang tanam akan hasilkan padi lebih banyak dan lebih berkualitas. Semakin banyak padi dalam satu lubang akan lebih bertahan berkompetisi di lapangan untuk tetap bertumbuh dan subur.

Metode ini juga mensyaratkan penggunaan bibit padi dari padi yang sudah tua karena biasanya tahan terhadap penyakit.

Metode ini diujicoba pertama kali pada 2012. Hasilnya, padi bisa dipanen 15 hari lebih awal dari usia panen biasanya 115 hari. Produksi juga meningkat dari 5-6 ton per hektar menjadi 10-16 ton per hektar.

Saat ini metode tersebut sudah diterapkan di Aceh dan Sulawesi Utara. Bahkan Malaysia juga disebut-sebut tertarik dan melakukan riset atas metode Hazton itu. (ns4)

 

About the Author
  1. Turunan Gulo Reply

    Restu Duha, sosok birokrat yg punya semangat melayani, pekerja keras dan kreatif. Salut dan bangga. Lanjutkan.

Leave a Reply

*

Translate »