Ini 3 Prinsip Utama Kepemimpinan dari 4 Tokoh Dunia
NIASSATU, JAKARTA – Setelah berbulan-bulan menerima materi tentang kepemimpinan, kali ini, giliran para peserta diberi kesempatan memimpin dan membagikan materi kepemimpinan. Materi yang disampaikan berdasarkan analisis atas film empat tokoh dunia yang kepemimpinan mereka menjadi rujukan.
Hal itu terjadi dalam Seminar LEAD Center Indonesia yang digelar pada Minggu (12/4/2015) di Kalam Kudus Center, Central Park, Jakarta. Semua peserta dibagi dalam tujuh kelompok yang masing-masing terdiri dari dari 3-5 orang.
Empat film yang ditonton dan dipresentasikan adalah tentang mantan Presiden RI Soekarno, Mother Theresa, mantan Presiden India Mahatma Gandhi dan mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.
Kemampuan para peserta menganalisis film tersebut dan mengelaborasinya dengan informasi lainnya di luar film serta kemampuan memresentasikan dinilai secara khusus oleh tiga juri yang telah disiapkan. Yakni, Eloy Zalukhu, Selvy Antasia dan Syukur Mendröfa.
Bagi peserta yang meraih nilai tertinggi, panitia memberikan hadiah khusus berupa buku yang ditulis oleh Eloy Zalukhu, yang baru saja terbit pada bulan ini, Sales Warrior. Baca: Menjadi ‘Pasukan Elit Penjualan’, Buku Terbaru Eloy Zalukhu) dan sejumlah uang. Peraih nilai tertinggi berikutnya mendapatkan sejumlah uang dan hadiah lainnya.
Ada tiga hal yang menjadi intisari dan pelajaran penting berdasarkan paparan para peserta tentang kepemimpinan yang diwariskan para tokoh itu.
Pertama, visi besar. Seorang pemimpin besar selalu memulai perjalanannya dari sebuah visi atau mimpi. Dari film Soekarno terlihat, sebelum Indonesia merdeka, Soekarno ‘melihat’ kemerdekaan itu bahkan sering berpidato di depan kaca kamarnya seakan beliau melihat bangsa yg besar berdiri di hadapannya dan menyerukan “Merdeka!, merdeka!”
Seorang pemimpin harus melihat jauh ke depan. Visi itu hanya bisa ditangkap oleh sang pemimpin sejati. Seorang pemimpin mendapatkan visi dari apa yang mereka lihat atau mereka alami. Dari sebuah keinginan atau hasrat terbesar. Tanpa visi, tak mungkin ada pemimpin besar.
Kedua, berhati besar. Seorang pemimpin yang berpengaruh harus mampu menyentuh hati semua orang yang dipimpinnya. Mother Theresa dan Gandhi membuktikannya. Ketulusan hati dan cinta kasih mewarnai kepemimpinan keduanya. Untuk memimpin diri sendiri, pakai kepala, tetapi untuk memimpin orang lain kita harus menggunakan hati.
Hati pemimpin harus selalu dijaga penuh dengan keluwesan dalam mengasihi, mengampuni, memberi dengan tulus. Hati juga yang akan memimpin sang pemimpin mengetahui batas-batas kepemimpinannya. Seorang pemimpin yang memiliki visi besar, harus mempunyai hati yang lapang, jiwa yang besar dan kelembutan yang mampu menyentuh semua orang yg dipimpinnya.
Kedua, memandang kegagalan dengan tepat. Seorang pemimpin harus mempunyai kualitas mampu memandang kegagalan secara tepat. Film Nelson Mandela memberikan inspirasi bagi yang terpannggil menjadi pemimpin, seorang yang pantang menyerah, selalu berjuang, tak kenal lelah, dan mampu bangkit dari keterpurukan hidupnya.
Akan ada banyak hal yang membuat perjalanan menuju visi mengalami kegagalan. Pemimpin sejati akan terus memandang bukan pada kegagalannya tetapi kepada visinya. Pemimpin sejati akan melihat kegagalan sebagai bagian dari perjalanan hidupnya menuju kesuksesan impiannya. Mungkin adakalanya sang pemimpin jatuh, terpuruk. Tetapi tak akan menghabiskan banyak waktu untuk mengenang kesedihannya. Dengan segera sang pemimpin akan bangkit dan segera terfokus lagi pada visi besarnya kembali.
Berbeda dari sebelumnya, para peserta tampak aktif menunjukkan kemampuan mereka berbicara di depan publik di seminar itu. Mereka tampak antusias dan juga menunjukkan kualitas yang bagus dalam menemukan prinsip-prinsip dan nilai-nilai kepemimpinan dari kehidupan para tokoh tersebut yang akan berguna bagi kehidupan mereka.
Seminar ini merupakan puncak dari paparan mendalam mengenai kepemimpinan selama tiga kali pertemuan sebelumnya. Selanjutnya, pada seminar berikutnya akan masuk pada topik kewirausahaan (entrepreneurship).
LC sendiri adalah kegiatan yang didirikan oleh Eloy Zalukhu bersama rekan-rekan untuk ambil bagian memperlengkapi generasi muda dengan prinsip-prinsip kepemimpinan (leadership), kewirausahaan (entrpreneurship) dan kerohanian (spirituality).
Awalnya kegiatan ini dimulai dengan kegiatan LC Chapter Nias yang dimulai pada Desember 2013. Kini acara tersebut berkembang dan menjadi berkat bagi banyak pemuda termasuk pemuda dari luar Nias. Pada setiap sesi seminar, akan ditutup dengan pertemuan khusus peserta asal Nias untuk membahas berbagai perkembangan terbaru dan juga berdoa bersama untuk Nias.
Anda tertarik untuk belajar dan mengambil bagian dalam kegiatan ini, silakan bergabung pada seminar berikutnya pada bulan depan. (ns1)
Bagys dan bermafaat