Juni 2015, Tim Ahli Pusat Kaji Status Cagar Budaya Nasional Desa Bawömataluo
NIASSATU, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menindaklanjuti pembahasan mengenai penetapan Desa Bawömataluo sebagai cagar budaya nasional pada Juni 2015. Pembahasan baru dimulai lagi karena sebelumnya terjadi perombakan tim ahli menyusul pergantian menteri di kementerian itu.
“Juni 2015 kami jadwalkan akan mulai membahasnya. Sebab, pada Mei nanti kami akan fokus pada pembentukan tim ahli cagar budaya provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia,” ujar Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Surya Helmi kepada Nias Satu, Selasa (21/5/2015).
Dengan pembentukan tim ahli yang baru, kata dia, maka tim baru akan bekerja kembali melakukan kajian untuk seluruh calon cagar budaya nasional. Dalam tim yang baru ini, Surya Helmi yang pernah datang ke Bawömataluo pada Desember 2014 dalam kapasitas sebagai wakil ketua tim ahli, sekarang menjabat sebagai Ketua Tim Ahli.
“Mudah-mudahan di awal kerja tahun 2015 ini, Bawomataluo sudah bisa kita rampungkan kajiannya. Bulan Juni akan kami bahas di Bandung. Sudah saya jadwalkan,” jelas dia.
Ditanya apakah masih perlu berkunjung sekali lagi ke Bawömataluo untuk melengkapi data, Surya Helmi mengatakan belum bisa dipastikan. Bila data yang diperoleh pada kunjungan pertama sudah cukup, maka tinggal masuk pada pembahasan lanjutan saja.
Adapun data yang masih perlu dilengkapi, kata dia, adalah data deliniasi. Yakni, data yang terkait dengan batas-batas kepurbakalaan. Namun, data dimaksud sudah dimintakan kepada Ketua TIm Riset UGM-Jepang yang sejak 2011 menggelar riset di desa itu dalam rangka pengajuan sebagai warisan dunia di Unesco, Dr. Yoyok Wahyu Subroto.
“Yang masih diperlukan data deliniasi. Tapi saya sudah minta ke Pak Yoyok. Sedangkan soal penetapan sebagai cagar budaya, itu sangat bergantung pada keputusan Menteri. Kami cuma bertugas memberikan rekomendasi,”jelas dia.
Sebelumnya, Surya Helmi menargetkan pada pertengahan tahun ini, Bawömataluo bakal berstatus sebagai cagar budaya nasional. Namun, seiring pergantian presiden dan menteri, terjadi perombakan tim ahli sehingga menunda pembahasan pascakunjungan lapangan pada akhir tahun lalu itu. (Baca: Bawömataluo Ditargetkan Resmi Jadi Cagar Budaya Nasional Pertengahan 2015)