Solusi Krisis Listrik

Mengatasi Krisis Sekaligus Menghemat Biaya Bulanan Listrik di Pulau Nias

Senta Leo | Dok. Pribadi

Senta Leo | Dok. Pribadi

Oleh Senta Leo*

Pendahuluan

Hidup di pulau Nias yang krisis listrik, pemadaman bergilir dari PLN kadang membuat banyak orang frustasi. Sebagai seorang Sarjana Elektro yang sudah meninggalkan kota Jakarta lebih dari 10 tahun dengan segala kemajuannya dan mengabdi di Nias dalam bidang sosial & kemanusiaan pada saat tsunami dan gempa bumi 28 Maret 2005, saya harus bergumul dengan kondisi krisis listrik di pulau Nias.

Saya pernah tidak menikmati listrik sama sekali karena belum ada jaringan PLN selama 4 bulan. Juga sering anak-anak panti asuhan tidak bisa belajar maksimal pada malam hari ketika mati listrik. Setelah menjalani situasi itu sekian tahun, akhirnya saya memutuskan untuk memberanikan diri belajar lagi.

Akhirnya, saya menerapkan ilmu elektro yang pernah saya pelajari sebagai buat panti asuhan kami. Pada 21 Agustus 2015, baru terpasang solar panel dengan inverter hybrid yang membuat anak-anak panti asuhan sekarang ini tidak perlu bergelap-gelapan belajar, tanpa berisik ataupun asap karena genset apalagi repot harus menyediakan bahan bakar solar atau bensin. Juga tanpa kerepotan menyalakan saat listrik PLN mati dan sebaliknya mematikannya saat listrik PLN kembali menyala.

Ilmu atau teknologi ini, jika diterapkan di Pulau Nias, maka nasib lampu penerangan dan kebutuhan listrik tidak perlu terus bergantung penuh pada PLN. Sebaliknya, malah bisa menghemat biaya listrik bulanan yang harus dibayarkan ke PLN.

Skema ini sudah diterapkan di beberapa negara, salah satunya Australia. Demi menekan biaya investasi yang sangat mahal dari pemerintah (PLN) dalam membuat dan mengoperasikan pembangkit listrik, dan ditambah idealisme untuk mengurangi polusi (ramah lingkungan), pemerintah mendukung kebijakan green energy di masa mendatang. Di antaranya dengan memanfaatkan energi sinar matahari.

Bayangkan saja di masa mendatang energi yang dibutuhkan untuk menjalankan sepeda motor listrik, mobil listrik yang sepenuhnya mengandalkan sinar matahari yang berlimpah di Indonesia (daerah khatulistiwa), apakah ini adalah angan-angan/mimpi? Tentu tidak. Tteknologi ini sudah tersedia sekarang ini, dan dengan semakin murahnya harga panel surya dan inverter maka rasanya sudah saatnya kita menerapkan teknologi ini di Indonesia. Paling tidak semoga kita bisa menerapkannya di kepulauan Nias dan khususnya pulau-pulau terpencil lainnya.

Apa itu solar panel (panel surya) dan bagaimanakah cara kerjamya? Semoga ulasan dibawah ini dapat sedikit memberikan gambaran dan pengertian akan teknologi ini.

Skema Penggunaan Panel Surya

Secara umum ada beberapa skema penggunaan solar panel (untuk seterusnya di sebut panel surya), dalam hal ini penulis memperkenalkan 4 skema :

1. Skema Panel Surya + Solar Charge Controller + Inverter Offline + Aki (4 komponen)

Skema pertama ini adalah panel surya dipadukan dengan inverter dan aki sebagai penyimpan energy. Dalam skema ini panel surya fungsinya menangkap energi sinar matahari lalu energi ini dalam bentuk arus searah disalurkan ke solar charge controller (SCC) yang berfungsi menstabilkan menjadi tegangan DC untuk disimpan ke dalam aki/baterai. Setelah aki terisi penuh maka energi dari aki (tegangan/arus searah/DC) disalurkan ke inverter untuk diubah menjadi tegangan bolak-balik yang langsung bisa dipakai menyalakan alat-alat elektronik/listrik dalam rumah/kantor.

Namun, skema ini cukup rumit dan perlu biaya investasi besar karena kebutuhan listrik rumah pun minimal lebih dari 1.000 watt sehingga membutuhkan inverter besar dan panel surya besar pula. Belum lagi aki yang juga besar, sehingga kebanyakan penerapan skema ini dibuat dalam skala kecil dan hanya berfungsi untuk penerangan dengan lampu LED baik DC (tanpa inverter) maupun AC (dengan inverter) sehingga terjangkau oleh berbagai kalangan.  Namun, ini dengan konsekuensi harus melakukan instalasi jaringan listrik ulang khusus untuk penerangan/lampu saja atau beberapa peralatan yang kecil kebutuhan daya listriknya.

Ilustrasi | www.zmescience.com

Ilustrasi | www.zmescience.com

2.  Skema Panel Surya + Inverter Hybrid + Aki (3 komponen)

Untuk menyiasati kerumitan pemasangan tambahan/ulang jaringan listrik rumah maka dikembangkan skema ini, yakni dengan hanya beberapa panel surya dipasang ke Inverter hybrid dan juga beberapa aki. kelebihan skema ini adalah tidak perlu melakukan instalasi ulang jaringan listrik rumah/kantor. Hanya dengan memasang alat ini ke jaringan listrik rumah/kantor.

Kelemahan skema ini hanya terletak pada biaya yang mahal karena bila dipasang ke rumah atau kantoran maka kapasitasnya harus mengikuti kapasitas listrik rumah/kantor tersebut. Misalnya, daya listrik yang terpasang dari PLN adalah 2.200 Watt maka minimal skema ini membutukan minimal 10 Panel Surya dan minmal 6 aki 100 Ah yang besar.

Pada siang hari ketika energi matahari tersedia berlimpah maka sistem ini melakukan pengisian aki dan kelebihan energinya akan dipakai untuk menyuplai kebutuhan listrik yang ada. Dan ketika malam hari dimana energi matahari tidak tersedia baru sistem ini berfungsi menyuplai listrik untuk kebutuhan kita. Bila ada kekurangan energi listrik maka baru daya listrik dari PLN yang akan dipakai, sehingga tidak ada lagi gangguan pemadaman listrik. Sistem ini langsung menyuplai listrik ketika listrik dari PLN padam sehingga segala kegiatan dapat berlangsung seperti biasa.

3.  Skema Panel Surya + Solar Charge Controller sekaligus Aki + beberapa Lampu LED (2 komponen + lampu)

Untuk menyiasati biaya yang mahal dan kerumitan pemasangan, maka dikembangkan teknologi panel surya sistem paket, seperti 1 Panel Surya ditambah dengan 1 Kotak yang sebenarnya berisi solar charge controller sekaligus aki di dalamnya, sehingga tinggal dihubungkan ke beberapa lampu LED (DC) (biasanya antara 3-5 lampu LED).

Skema ini sudah menjadi solusi murah dan praktis bagi keluarga kecil/rumah sederhana dan juga di pedalaman yang utamanya membutuhkan penerangan di malam hari. Namun tetap belumlah maksimal karena hanya mampu untuk memberikan solusi penerangan pada malam hari dan peralatan elektronik/listrik lainnya tidak dapat di hidupkan.

4. Skema Panel Surya + Inverter ON GRID/GRID TIE

Teknologi terbaru ini sangat menarik karena praktis hanya butuh 2 komponen dimana kebutuhan aki menjadi optional (boleh tidak ada bila melakukan penghematan di siang hari saja, tidak membutuhkan penghematan di malam hari). Fungsi inverter ON GRID ini mampu secara langsung (on line) mengubah energi matahari menjadi listrik yang langsung disinkronkan (digabungkan) ke listrik rumah/kantor.

Sistem ini dapat dibeli bertahap/dicicil per modul sesuai dengan besarnya penghematan yang diinginkan dan dana yang tersedia. Disamping itu dayanya tidak tergantung dari besarnya kapasitas/kebutuhan listrik terpasang karena sistem ini cuma menyuplai dalam kapasitas yang terpasang dimana kekurangan daya listrik tetap disuplai oleh PLN, sehingga penghematan daya listrik tetap besar dan terbebas dari biaya pembelian dan maintenance aki yang mahal (aki biasanya tahan 1-4 tahun tergantung jenis dan kualitasnya).

Dalam sistem ini seluruh peralatan listrik rumah/kantor seperti AC, pompa air, kulkas,t elevisi, dll., dapat berfungsi namun sekaligus penghematan tetap didapatkan sepanjang listrik PLN tetap ada. Dengan semakin murahnya teknologi panel surya dan inverter maka harganya dibandingkan dengan pembelian Genset tidaklah berbeda jauh. Panel surya sendiri dapat bertahan lebih dari 20 tahun bebas perawatan, sehingga bisa dibayangkan penghematan yang didapatkan setiap bulan. Sebuah solusi cerdas menyikapi semakin mahalnya tarif dasar listrik dari PLN, belum lagi pemadaman yang menjengkelkan.

Besar harapan penulis bahwa penerapan teknologi panel surya apalagi dikombinasikan dengan Lampu LED akan mengurangi secara signifikan kebutuhan listrik penduduk kepulauan Nias, sehingga mengatasi krisis Listrik dari PLN (pemadaman bergilir karena kekurangan daya dari pembangkit listrik tenaga diesel yang terpasang di pulau Nias).

Sebagai contoh, pemerintah Kota Gunungsitoli sudah mencoba merintis dengan memasangnya di jembatan Nou dan pesisir pantai jalan Lagundri. Dengan penerapan teknologi yang tepat ini pada gilirannya akan meningkatkan taraf hidup dan menjadikan Kepulauan Nias yang lebih baik dan maju.

Bila Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut, bisa menghubungi saya melalui: email: sentaleo@yahoo.com atau HP: 0811-626712

* Penulis adalah pendiri dan pengelola panti asuhan Abdi Pusaka Indonesia di Jl. Ampera Simpang BKKBN Desa Mudik, di belakang kantor BKKBN Nias /Kantor walikota Gunungsitoli. Telah mengabdi di Pulau Nias bersama keluarganya sejak gempa mendera Pulau Nias pada 28 Maret 2005.

 

 

About the Author
  1. Mark Flint Reply

    Great idea for Indonesia

Leave a Reply

*

Translate »