PEMADAMAN TOTAL LISTRIK
Pemuda Peduli Nias Laporkan PLN dan Penahanan Aktivis Oleh Polres Nias ke Ombudsman
NIASSATU, JAKARTA – Para pemuda Nias di Jabodetabek yang menamakan diri Pemuda Peduli Nias menggelar aksi demonstrasi di tiga tempat di Jakarta pada Rabu (6/4/2016). Ketiga tempat itu adalah kantor Ombudsman Republik Indonesia, Kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dan Kantor Pusat PLN.
Kepada Nias Satu, salah satu penggerak aksi, Finsen Mendrofa mengatakan, di kantor Ombudsman RI mereka menyerahkan Surat Pengaduan (Nota Keberatan) kepada pimpinan Ombudsman RI yang diterima oleh Laode Ida, salah satu pimpinan Ombudsman yang membidangi energi dan Alamsyah Saragih sebagai ketua tim investigasi bidang energi.
Merespons pengaduan massa tersebut, Laode Ida dan Alamsyah Saragih menyampaikan kekecewaan atas pemadman tersebut dan juga lamanya penanganan oleh PLN.
Mereka juga menyatakan bahwa pemadaman listrik dalam jangka lama tersebut tidak wajar dan sangat tidak manusiawi. Karena itu mereka akan mengkoordinasikan penanganan masalah tersebut dengan lintas lembaga negara di bidang kelistrikan dan membentuk tim investigasi terkait krisis listrik tersebut.
“Terkait penangkapan delapan orang aktivis yang menggelar aksi damai oleh Polres Nias, Laode Ida menjanjikan akan mengkoordinasikannya dengan Kapolri dan segera membentuk tim investigasi,” ujar Finsen.
Di kantor Ditjen Ketenagalistrikan, massa diterima oleh Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Alihudin Sitompul. Di tempat itu massa juga sempat melakukan aksi teatrikal berupa penyalaan lilin dan orasi protes.
Merespons protes massa, Alihudin menyatakan bahwa pihaknya sangat menyayangkan pemadaman listrik tersebut. Dia mengatakan akan mengundang para kepala daerah dan DPRD se-Kepulauan Nias untuk melakukan dengar pendapat untuk menentukan sikap ada pemadaman listrik tersebut.
Alihudin juga menilai bahwa solusi terbaik mengatasi krisis listrik di Pulau Nias adalah menghidupkan genset yang ada di saat ini dan bukan mengandalkan pengiriman genset dari daerah lain.
Setelah menyerahkan surat protes yang diterima oleh Alihudin, massa bergerak ke kantor pusat PT PLN dan diterima oleh petinggi PLN.
Dalam pertemuan tersebut, PLN mengakui bahwa masalah kelistrikan di Pulau Nias adalah masalah nasional yang menjadi prioritas untuk diatasi. PLN juga telah mengirimkan tim untuk mengatasi masalah tersebut.
Finsen menjelaskan, para peserta aksi Pemuda Peduli Nias terdiri dari para pemuda dan mahasiswa Nias di Jabodetabek. Mereka berasal dari berbagai profesi, di antaranya: pengacara, pengusaha, jurnalis, karyawan dan konsultan.
“Pemuda Peduli Nias bukan ormas apalagi suruhan para politisi, tetapi kumpulan pemuda/I Nias secara spontanitas karena adanya Pemadaman dan Pemutusan Listrik yang terjadi di Pulau Nias sejak tanggal 1 April 2016 sampai sekarang. Keperluan teknis dan logistik yang digunakan saat aksi damai merupakan sumbangan pribadi para Pemuda Peduli Nias bukan dari politisi apalagi konglemerat asal Pulau Nias,” jelas dia.
Sebelumnya, saat persiapan, massa sempat merencanakan menggelar aksi di sejumlah tempat, termasuk Istana Negara dan DPR RI.
Anggota DPRD
Finsen menambahkan, ada hal yang mengejutkan mereka ketika akan melakukan aksi di kantor Ditjen Ketenagalistrikan. Seperti diungkapkan salah satu konseptor aksi, Finsen Mendröfa, satu jam sebelum mereka tiba di kantor tersebut, ternyata ada 10 anggota DPRD dari Pulau Nias menemui Alihudin. Di antaranya, berasal dari Kabupaten Nias Selatan dan Nias Utara.
Finsen mengatakan, berdasarkan informasi yang mereka peroleh dari Humas Ditjen Ketenagalistrikan, kehadiran para anggota DPRD tersebut tidak teragendakan sebelumnya dan mereka hanya mengagendakan pertemuan dengan Pemuda Peduli Nias.
Demikian juga ketika mereka menggelar aksi di kantor PLN, ternyata di sana sudah ada sekelompok orang Nias, termasuk di antaranya anggota DPRD juga. (ns1)