TAK CUMA SELESAIKAN PEMADAMAN
Kementerian EDSM: PLN Harus Atasi Masalah Kelistrikan Pulau Nias Secara Menyeluruh
NIASSATU, JAKARTA – Kementerian ESDM meminta PT PLN menyelesaikan masalah kelistrikan di Pulau Nias secara menyeluruh. Artinya, penanganan yang dilakukan tidak hanya mengatasi krisis saat ini berupa pemadaman total listrik. Tetapi juga antisipasi kebutuhan listrik wilayah itu agar ke depan tidak lagi terjadi pemadaman serupa.
“PLN segera membuat matriks time schedule langkah-langkah penanganan krisis listrik di Pulau Nias dan menyampaikannya dalam surat resmi ke pemda-pemda di Pulau Nias,” ujar Jarman Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman dalam rapat penanganan pemadaman listrik di Pulau Nias di Jakarta, Kamis (7/4/2016) seperti dikutip Nias Satu dari situs resmi Kementerian ESDM, Sabtu (9/4/2016).
Dalam kerjasama mengatasi masalah kelistrikan secara menyeluruh itu, pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM akan berkontribusi pada pembuatan kebijakan pendukungnya. Sedangkan PLN diminta melakukan langkah-langkah solusi termasuk melakukan penambahan kapasitas produksi listrik di Pulau Nias bekerjasama dengan Pemda-Pemda di Pulau Nias.
Dalam pertemuan itu juga diungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Nias akan menyediakan lahan untuk keperluan peningkatan kapasitas listrik tersebut. Sesuai penjelasan Bupati Nias Sökhiatulö Laoly, secara total Pulau Nias membutuhkan listrik hingga 150 MW untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di semua sektor.
Dalam pertemuan itu, Direktur Bisnis Regional Sumatera, Amir Rosidin juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas 25 MW pada Agustus 2016.
“MPP PLTMG 25.000 kW dari GE Amerika akan segera beroperasi pada bulan Agustus 2016, saat ini mesin telah tiba di Singapura dan lokasi pembangkit dalam tahap land clearing,” ujar Amir.
Untuk diketahui, pasokan listrik yang selama ini tersedia hanya 20 MW atau 24 MW pada saat beban puncak. Itu pun, mengandalkan dua mesin pembangkit sewaan yang pada awal bulan ini dimatikan oleh operatornya karena persoalan tunggakan sewa oleh PLN. Hal itulah yang kemudian menjadikan pulau dengan empat kabupaten dan satu kota itu gelap gulita selama sembilan hari ini.
Selama sembilan hari itu juga masyarakat yang sebelumnya saban hari selalu merasakan pemadaman bergilir, kini harus menderita pemadaman total dan efek ikutannya. Di antaranya, krisis air bersih, terganggunya aktivitas ekonomi usaha kecil masyarakat hingga susahnya mendapatkan es untuk mengawetkan ikan tangkapan para nelayan.
Sejumlah aksi protes telah dilancarkan oleh berbagai kelompok masyarakat Nias. Baik di Pulau Nias maupun di Jakarta. Terakhir, pada Jum’at (8/4/2015) massa yang terdiri dari mahasiswa, gabungan ormas dan masyarakat melakukan aksi protes di lapangan Merdeka, Gunungsitoli. Dalam pernyataan mereka seperti tersebar di media sosial, mereka menuntut penanganan secepatnya krisis listrik di Pulau Nias. Termasuk menuntut pembebasan delapan aktivis yang melakukan demo pada Minggu (3/4/2016) yang kini ditetapkan tersangka dan ditahan oleh Polres Nias. (ns1)