Cegah Krisis Listrik Lagi, Pulau Nias Masuk Prioritas Program Indonesia Terang
NIASSATU, GUNUNGSITOLI – Guna mencegah berulangnya pemadaman total terjadi di Pulau Nias dengan tercukupinya pasokan listrik, Menteri ESDM Sudirman Said menjanjikan memasukkan Pulau Nias dalam prioritas Program Indonesia Terang (PIT). Dengan program itu, maka pemerintah akan memaksimalkan tingkat elektrifikasi di Pulau Nias.
“Kita akan menjadikan Pulau Nias sebagai prioritas Program Indonesia Terang (PIT) dengan target peningkatan rasio elektrifikasi dari 57% di Tahun 2015 menjadi lebih dari 90% di akhir Tahun 2019,” ujar Sudirman seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (14/4/2016).
Menteri Sudirman mengatakan hal itu dalam kunjungan ke Pulau Nias pada hari yang sama bersama Ketua Komisi VII DPR-RI, Gus Irawan Pasaribu dan Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN (Persero), Amir Rosidin. Kedatangannya ke Pulau Nais guna memastikan diselesaikannya penanganan listrik di Pulau Nias yang sempat padam selama 12 hari.
Tak cuma itu, kata Sudirman, guna mencegah kasus serupa di Pulau Nias terjadi di daerah lain di Indonesia, dia memerintahkan PLN untuk meninjau seluruh kontrak penyediaan listrik dan memperkuat regionalisasi PLN agar Direktur Regional bisa melakukan langkah-langkah penanganan masalah yagn mendesak dengan segera.
Sementara itu, Amir Rosidin menjelaskan, agar pemadaman listrik tidak lagi terulang, pihaknya akan membangun PLTG berkapasitas 25 MW. Dia menargetkan proses perizinan sampai beroperasinya mesin pembangkit tersebut bisa terealisasi pada Agustus 2016.
Selain itu, jelas dia, PLN juga akan membangun Transmisi 70 kV P Nias – Gunung Sitoli untuk memperbaiki penyaluran tenaga listrik di sistem Nias yang ditargetkan selesai pada 2017.
Pembangkit Permanen
Sebelumnya, kepada Nias Satu, Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN, Agung Murdifi mengatakan, bahwa pembangkit baru tersebut akan menjadi pembangkit permanen di Pulau Nias. Dengan demikian, ke depan, PLN tidak lagi bergantung pada penggunaan mesin-mesin sewa seperti saat ini.
“Iya itu akan menjadi mesin permanen,” ujar dia menjawab pertanyaan Nias Satu apakah setelah mesin baru itu beroperasi maka tidak akan menggunakan lagi mesin-mesin sewa dari APR Energy.
Seperti diketahui, listrik di Pulau Nias sempat mati total selama 12 hari sejak 1 April 2016 karena operator dua mesin sewa berkapasitas 2 X 10 MW, APR Energy memutus kontrak dan mematikan mesin. Pemutusan kontrak dan penonaktifan mesin itu rupanya tidak terantisipasi oleh PLN sehingga menyebabkan warga Nias menderita gelap gulita dan efek ikutan lainnya selama 12 hari.
PLN sempat mendatangkan genset-genset mobile dari berbagai daerah di Sumatera. Namun tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan total listrik yang mencapai 14 MW pada beban puncak. Setelah tercapai kesepakatan antara APR dan PLN terkait pelunasan utang, APR mengizinkan kedua mesinnya diaktifkan sampai PLN mengoperasikan mesin pengganti. (ns1)
Dukung petisi ini
https://www.change.org/p/kepala-kantor-pelayanan-pajak-pratama-sibolga-keadilan-buat-sozanolo-lase-korban-tewas-dalam-tugas-penagihan-pajak?recruiter=529363895&utm_source=share_petition&utm_medium=facebook&utm_campaign=autopublish&utm_term=mob-xs-no_src-reason_msg