ANTISIPASI APR ENERGY HENGKANG

Siapkan Mesin 24 MW, PLN Klaim Nias Tak Akan Gelap Gulita Lagi

NIASSATU, JAKARTA – Menanggapi keputusan APR Energy, penyedia jasa pembangkit listrik di Pulau Nias, yang akan menghentikan operasionalnya secara total setelah Mei 2016, PLN mengaku telah melakukan antisipasi.

Melalui siaran pers yang diterima redaksi Nias Satu pada Rabu (18/5/2016) malam, Manager Senior Public Relations PLN Agung Murdifi mengatakan, seluruh mesin pembangkit yang telah disiapkan memiliki kapasitas total 24 MW.

Agung menjelaskan, mesin pertama dengan kapasitas 13 MW telah melalui uji kelayakan dimana dalam tahap ujicoba sebesar 5 MW telah berhasil masuk dalam system kelistrikan dan diperkirakan beroperasi penuh pada 21 Mei 2016.

Mesin kedua, dengan kapasitas produksi sebesar 7 MW sedang dalam tahap instalasi pipa BBM, dan diperkirakan dapat beroperasi pada 22 Mei.

“Selain itu, PLN juga telah menyiapkan mesin ketiga yang ditempatkan di Teluk Dalam dengan kapasitas sebesar 6 MW dan diperkirakan akan beroperasi pada 29 Mei,” jelas dia.

Bantah APR Energy

Terkait masalah kontrak dengan APR Energy, Agung mengatakan bahwa pihaknya ingin memperpanjang kontrak hingga akhir Desember 2016. Akan tetapi APR menginginkan kontrak hanya diperpanjang selama dua bulan atau berakhir pada 11 Juni 2016.

Agung juga mengklaim bahwa pihaknya telah memenuhi kewajiban untuk membayar kontrak di lokasi Idanoi dan Moawo.

“PLN telah mengirim surat ke pihak APR sebanyak tiga kali agar APR segera mengajukan tagihan dan pembayaran dapat segera dilakukan,” kata dia.

Sedangkan untuk lokasi Medan, PLN telah membayar 50% dari total tagihan dimana sisanya akan dilakukan oleh PLN setelah audit eksternal selesai.  Hingga saat ini audit eksternal masih berjalan.

Sedangkan mengenai penawaran penjualan dua mesin di Nias kepada PLN dengan harga US$ 11,5 juta, Agung mengatakan pihaknya masih menunggu detil spesifikasi mesin dari APR. Namun, hingga saat ini, APR belum juga memberikan detil spesifikasi dimaksud.

Agung berharap APR dapat segera memberikan spesifikasi dari mesin pembangkit, agar dapat segera ditindaklanjuti proses uji tuntas (due diligence) dan penilaian (appraisal) nya.

“Kalau sudah ada detail spesifikasi mesin, proses administrasi dan pembelian mesin akan lebih mudah kami lakukan. Pembelian mesin ini nantinya akan dapat meningkatkan pelayanan kelistrikan di Nias. Dan kami sangat berharap kerjasama dari pihak APR untuk hal ini,” pungkas Agung Murdifi.

Sebelumnya, dalam rilisnya kepada Nias Satu, CEO APR Energy John Campion menyatakan keputusan perusahaannya menghentikan seluruh operasi di Pulau Nias bahkan di Indonesia. Dua mesin milik APR yang dioperasikan di Idanoi dan Mo’awo dipastikan hanya akan beroperasi hingga akhir Mei 2016. Selanjutnya, mesin akan dimatikan. Tak hanya itu, John juga menyampaikan surat terbuka kepada masyarakat Nias mengenai alasan penghentian operasi tersebut. (Baca: Mulai Juni, APR Energi Pastikan Stop Operasi Pembangkit Listrik di Nias) (ns1)

 

 

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »