TERTIBKAN PENGGUNAAN ANGGARAN

Ini Langkah Cepat Bupati Hilarius Duha Atasi Kesulitan Anggaran

Hilarius Duha - Sozanolo Ndruru | Kornelius Nehe

Hilarius Duha – Sozanolo Ndruru | Kornelius Nehe

NIASSATU, JAKARTA – Bupati Nias Selatan Hilarius Duha dan Wakil Bupati Sozanolo Ndruru bergerak cepat mengatasi kesulitan yang mereka hadapi untuk menggerakkan pembangunan di Nias Selatan.

Langkah strategis dan cepat itu diambil mengingat kondisi keuangan daerah itu tidak sehat menyusul ditemukannya defisit anggaran 2015 yang mencapai lebih dari Rp 300 miliar dan kini membebani anggaran 2016. Langkah pertama yang dilakukannya adalah membangun budaya tertib penggunaan anggaran.

“Ini di depan kita defisit lebih dari Rp 300 miliar. Sementara anggaran 2016 sejak Januari-April sudah tersedot sekitar Rp 80 milliar. Ini membuat ruang gerak anggaran sangat sulit. Jadi, kami harus melakukan langkah-langkah strategis agar pembangunan tetap berjalan,” ungkap Bupati Hilarius Duha kepada Nias Satu di kediamannya di Jakarta, Minggu (5/6/2016).

Dia mengatakan, sejumlah kebijakan telah diambil. Di antaranya, mulai dari pemotongan anggaran operasional Bupati dan Wakil Bupati, SKPD, DPRD hingga camat. Kemudian, perjalanan dinas juga diperketat dengan mengizinkan perjalanan dinas secara selektif hingga pemotongan dana operasional camat.

“Ini tiap hari bahkan sampai malam saya memelototi setiap pengajuan kegiatan dan anggaran. Setiap berkas yang diajukan saya teliti. Saya tidak mau kecolongan, apalagi situasinya seperti ini. Itu kan sudah dianggarkan sebelum saya menjabat. Tapi, saya harus cek kembali apakah anggaran itu wajar dan perlu. Kalau tidak, coret,” kata dia.

Dia juga mengungkapkan, guna melakukan penghematan, pihaknya juga telah memerintahkan Direktur BUMD untuk memberhentikan semua komisaris dan staf serta menciutkan gaji Direktur BUMD.

“Ya, itu beberapa cara yang terpaksa kita lakukan. Kita tidak mau pembangunan yang berdampak langsung kepada masyarakat terhenti. Pada saat yang sama anggaran kita seperti ini. Makanya, di antaranya saya tertibkan juga BUMD. BUMD itu tidak menghasilkan, tapi uang yang dihabiskan untuk mereka setiap bulan sangat besar untuk gaji,” jelas dia.

Tak cuma itu, sejumlah proyek besar yang menyedot dana sangat besar juga dihentikan untuk sementara. Salah satunya adalah proyek Istana Rakyat yang telah menyedot dana berpuluh miliar. Bupati Hilarius mengatakan, daripada memberikan anggaran untuk proyek tersebut, saya lebih baik anggarannya dialihkan ke kecamatan-kecamatan untuk pembangunan dan kegiatan produktif masyarakat. (baca: Pemda Nias Selatan Tunda Kelanjutan Pembangunan Istana Rakyat)

Audit Penggunaan Anggaran Defisit

Tak berhenti sampai di situ, Bupati Hilarius juga telah melakukan langkah-langkah penyelidikan realisasi penggunaan anggaran selama ini, baik di level aparat pemda maupun pelaksaan proyek pembangunan. Pihaknya saat ini sedang mendata kembali seluruh proyek yang dibiayai oleh Pemda dan seperti apa realisasinya, termasuk penggunaan anggaran defisit lebih dari Rp 300 miliar.

“Jadi, kita ingin tahu, defisit anggaran itu untuk apa saja. Apakah benar untuk pembangunan. Kalau untuk pembangunan, mana wujudnya. Dan kalau wujudnya ada, apakah itu sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan. Kita ingin tahu. Kita sekarang ini melakukan pendataan,” jelas dia.

Pendataan itu juga meliputi seluruh asset pemerintah daerah Nias Selatan, baik berupa barang tidak bergerak (bangunan, lahan, dll) maupun aset bergerak (misalnya, kendaraan dinas).  

“Pokoknya semua kita inventarisir. Mana aset pemda, mana pembelian oleh Pemda, mana hibah, semuanya,” tegas dia.

Audit khusus juga dilakukan untuk pengelolaan anggaran yang selama dialokasikan untuk program beasiswa bagi para mahasiswa Nias Selatan yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan.

“Kita melakukan audit khusus untuk penggunaan anggaran di dua dinas itu. Kita mulai dari situ dulu. Sedangkan untuk audit keseluruhan sedang dipersiapkan,” papar dia.

Bupati Hilarius mengatakan, melihat kondisi anggaran saat ini, bila pihaknya mengikuti langkah biasa saja atau mengurusi berbagai tanggungan utang dan defisit, bisa-bisa hingga tiga tahun ke depan tidak bisa melakukan pembangunan di Nias Selatan. Karena itu, mulai saat ini, kata dia, pihaknya akan menertibkan penggunaan anggaran.

“Mulai saat ini, semua penggunaan anggaran akan ditertibkan. Kalau tidak jelas dan tidak penting, apalagi bila dibuat-buat, maka akan dicoret. Minimal, pada masa kepemimpinan kami, kami akan meletakkan dasar-dasar pemerintahan yang baik dan tertib dengan memulai kebudayaan tertib, termasuk dalam pengganggaran dan penggunaannya. Tidak boleh ada yang sesuka hati,” tegas dia. (ns4/ns1)

 

 

About the Author
  1. Adieli Zendrato Reply

    Tak usah kecewa sudah dimulai aja sudah bagus dan majulah NiasKu

Leave a Reply

*

Translate »