Pansus DPRD Telisik Seluruh Penerima Beasiswa Pemda Nias Selatan
NIASSATU, JAKARTA – Upaya membongkar dugaan ketidakberesan pada pelaksanaan program beasiswa mahasisw/i asal Kabupaten Nias Selatan terus bergulir. DPRD Nias Selatan membentuk Panitia Khusus (Pansus) Beasiswa Pemda Nias Selatan untuk menyelidiki realisasi program itu.
Saat ini, tim dari Pansus, sejak pekan lalu melakukan penelusuran di semua kampus di berbagai daerah dimana ada mahasiswa penerima beasiswa tersebut.
“Sekarang ini Pansus sedang melakukan verifikasi di kampus-kampus yang kerja sama dengan Pemda Nias Selatan,” ujar Ketua Pansus Yurisman Laia kepada Nias Satu, Senin (13/6/2016).
Yurisman mengatakan, terdapat banyak kejanggalan pada pelaksanaan program beasiswa tersebut. Di antaranya, adanya mahasiswa penerima beasiswa yang kuliah di Universitas Sam Ratulangi, Manado. Temuan lainnya, seorang mahasiswa di Unika St. Thomas Medan, Universitas Medan Area (UMA), dan Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara (UMSU).
Kampus lainnya di luar Sumatera yang dikunjungi untuk verifikasi adalah STIE Kasih Bangsa, STIPPAN dan Universitas Budi Luhur di Jakarta dengan tim Pansus Faahakhödödö Gulö dan Sarozinema Laia. Di Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) oleh Legat Harita. Universitas Batam oleh Yulinar Bidaya dan Nuresmi Sarumaha. Universitas Andalas, Padang oleh Satulo Tafönaö. Universitas Gadjah Mada dan Universitas Diponegoro, Semarang oleh November Ndruru dan Kariaman Maduwu. Sedangkan di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung oleh Agustana Ndruru dan Yurisman Laia. STKS adalah lembaga pendidikan kedinasan di bawah Kementerian Sosial yang juga memberikan beasiswa.
Khusus verifikasi pada perguruan tinggi di Sumatera Utara, kata dia, Pansus direncanakan memulai verifikasi pada minggu ini.
Ditanya mengenai kapan hasil verifikasi tersebut bisa diketahui, politisi PKP Indonesia tersebut belum bisa memastikannya. “Kita belum bisa memastikan kapan hasilnya bisa diketahui. Kita masih menunggu semua hasil verifikasi yang sedang berjalan,” jelas dia.
Ditanya mengenai verifikasi yang berulang di Universitas Batam, Yurisman beralasan karena saat itu verifikasi tidak menyangkut asal-usul penerima beasiswa. Sedangkan dalam kegiatan Pansus ini, tidak cuma mendata penerima beasiswa, tetapi juga memastikan asal-usul mereka, apakah benar warga Nias Selatan.(Baca: DPRD Nias Selatan Telisik Tunggakan Beasiswa Mahasiswa di Sejumlah Kampus)
“Dulu kita tidak data asal usul mereka. Maksudnya apakah mereka juga ada penduduk di luar Nias Selatan,” jelas dia.
Yurisman mengatamakan, Pansus tak hanya menesurusi pemberian beasiswa melalui Dinas Kesehatan, tetapi semua program beasiswa.
“Semuanya supaya sekali ini tuntas seluruhnya. Kami Pansus beasiswa Pemda Nias Selatan tidak terkhusus untuk Dinas Kesehatan saja,” papar dia.
Seperti diketahui, sebelumnya terungkap beberapa masalah terkait pemberitan beasiswa tersebut sehingga DPRD melakukan verifikasi. Sebelumnya, berawal dari terancam diusirnya mahasiswa program kedokteran asal Nias Selatan di Universitas Batam. Kemudian, disusul dengan kejadian pengusiran dari asrama mahasiswa/i Fakultas kedokteran dan keperawatan dari Universitas Prima, di Medan. Pada kasus ini, Bupati Nias Selatan Hilarius Duha yang baru menjabat sempat dipanggil DPRD Nias Selatan untuk mengetahui duduk masalah dan solusinya. (Baca: Rapat DPRD – Bupati Nias Selatan Belum Hasilkan Solusi Konkrit)
Jauh sebelumnya, Nias Satu juga mendapatkan informasi masalah serupa dihadapi oleh para mahasiswa asal Nias Selatan di STIPPAN dan STIE Kasih Bangsa di Jakarta. Program beasiswa ini sendiri merupakan program andalan mantan bupati Nias Selatan Idealisman Dachi sejak mulai menjabat pada 2011 lalu. (Baca: 90 Mahasiswa/i Beasiswa Pemda Nias Selatan di STIE Kasih Bangsa Terancam Tak Bisa Ujian)
Pekan lalu, kepada Nias Satu, Bupati Hilarius memastikan bahwa audit khusus program beasiswa di Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan sedang dilakukan. Tidak hanya untuk mengetahui pertanggungjawaban penggunaan dana beasiswa di kedua dinas itu, tetapi juga untuk mengetahui apakah benar penerima beasiswa tersebut warga Nias Selatan atau bukan.
Berdasarkan informasi sementara, terdapat penerima beasiswa yang tidak hanya dari luar Nias Selatan, tetapi juga berasal dari daerah lain di luar Pulau Nias. (Baca: Ini Langkah Cepat Bupati Hilarius Duha Atasi Kesulitan Anggaran). (ns1)
Kita sangat berharap bahwa para anggota Pansus menyadari tugas mulia ini. Integritas anggota Pansus harus tetap tinggi. Percayalah, jika setelah pansus ini selesai, lalu tidak ada transparansi atau lebih buruk lagi di”dep” saja, tanpa hasil yang jelas, maka untuk seterusnya anda-anda tidak akan didengar dan dipercayai lagi. “Bekerjalah seolah-olah untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”.
Apresiasi positif untuk pansus DPRD Nisel dalam melaksanakan penyelidikan secara intim atas adanya dugaan ketidakberesan dalam pelaksanaan beasiswa pemda nias selatan yang dalam kategori “ketidakwajaran”.
Namun di sisi lain, timbul pertanyaan besar, kenapa baru terjadi pembentukan pansus di era pemerintahan bupati baru??
Kenapa tidak dari awal era pemerintahan ex.bupati idealisman dakhi di laksanakan yg demikian?? Bukannya ketika pelaksanaannya (program beasiswa), DPRD nisel telah mencium aroma kejanggalan dalam pelaksanaan program itu??
Kenapa baru sekarang semangat menggebu-gebu itu keluar dalam pemberantasan KKN atas bumi nias selatan dlm pemerintahannya??
Ada apa dan hubungan apa bisa aja menjadi pertanyaan atas DPRD dengan ex.bupati nias selatan idealisman dakhi slama era kepemimpinannya. Namun untuk saat ini, biarlah petanyaan awal di atas bisa di respon sebelum “ada apa dan hubungan apa” di jadikan pertanyaan.teeimakasih.