LEADERSHIP REDEFINED
Memaknai Ulang Kepemimpinan
Oleh Eloy Zalukhu
Catatan Redaksi:
Ini adalah artikel kedua dari sembilan artikel penting tentang kepemimpinan yang ditulis oleh putra Nias yang juga dikenal sebagai Theocentric Motivator, Eloy Zalukhu. Artikel ini, seperti disebutkan Eloy kepada Redaksi, pernah dimuat di Majalah Inspirasi dan saat ini sedang dalam persiapan untuk dijadikan buku. Sebelum menjadi buku, Eloy membagikan artikel ini kepada warga Nias (tentu saja juga termasuk siapa saja pengunjung situs ini). Semoga menjadi bahan pemikiran dan mengubahkan. Selamat menikmati.
=======
Menurut Anda, apa itu leadership atau kepemimpinan? Dan jika Anda diminta menyebut tiga nama orang yang Anda anggap sebagai pemimpin, siapakah mereka? Mungkin ada di antara Anda yang menjawab nama presiden Indonesia, pemilik atau presiden direktur sebuah perusahaan.
Nama-nama yang Anda sebut bisa jadi memang seorang pemimpin sejati, tetapi bisa juga tidak. Karena seseorang yang menjabat posisi tertentu belum tentu adalah seorang pemimpin sejati. Anda dapat memilih seseorang menjadi presiden, namun Anda tidak pernah bisa memilih seseorang menjadi pemimpin. Mengapa? Karena kepemimpinan tidak selalu sama dengan jabatan formal.
Lalu, apa definisi kepemimpinan? Karena banyak orang ingin menjadi pemimpin yang efektif, tapi bagaimana seseorang bisa menjadi pemimpin yang efektif jika dia tidak tahu arti dari ‘kepemimpinan’ yang sebenarnya. Ini penting karena jikalau definisi Anda tentang kepemimpinan salah maka semua upaya Anda untuk menjadi pemimpin akan salah.
Tantangannya, jika Anda mencari definisi kepemimpinan di Google, misalnya dengan menulis ‘leadership defined’ akan muncul hasil sekitar 274.000.000,- ini artinya, banyak definisi kepemimpinan. Sebagai contoh, beberapa orang berpikir kepemimpinan berarti mengarahkan orang lain untuk menyelesaikan tugas tertentu, sementara yang lain percaya kepemimpinan berarti memotivasi anggota tim untuk menjadi yang terbaik dari dirinya sendiri.
Theocentric Leadership
Dari semua definisi kepemimpinan, dari sudut pandang The Theocentric Leadership, saya memberikan definisi kepemimpinan sebagai “respons terhadap panggilan Tuhan untuk memperbaharui sesuatu dengan cara mengajak, mempengaruhi, memperlengkapi dan mengarahkan orang-orang untuk mewujudkan suatu visi yang diyakini bersama, yang dilakukan secara terencana, penuh gairah dan keberanian.”
Kepemimpinan berdasarkan perspektif The Theocentric Leadership tersebut terdiri dari 13 prinsip yang dibagi dalam tiga kategori atau tahapan, yakni personal mastery, interpersonal mastery dan leadership mastery.
[1] Personal Mastery (Self Leadership)
Sebelum memimpin orang lain, setiap orang harus memulai dari kemampuan memimpin diri sendiri. Dan kemampuan memimpin diri sendiri, dimulai dari penemuan diri sendiri (self-discovery). Hal ini dimulai dari penemuan alasan seseorang diciptakan (reason of existence).
The Power of Attitude
Dampak dari menemukan tujuan hidup, sikap seseorang pasti berubah dalam memandang dirinya sendiri maupun dunia. Perubahan itu menjadi positif dan inilah yang membedakan seorang pemimpin dengan pengikut. Sikap adalah respons terhadap suatu kejadian atau keadaan. Kabar baiknya, respons dapat dipilih, mulai dari pilihan untuk mengambil tanggung jawab 100 persen atas kebahagiaan dan kesuksesan serta berhenti menyalahkan masa lalu, lingkungan, keadaan atau orang lain. Itulah sebab dapat disimpulkan bahwa pemimpin sejati tidak pernah meminta sesuatu diubahkan untuk dirinya, dia mengubahkan sesuatu.
The Power of Belief System
Sikap negatif tidak muncul tiba-tiba. Sikap adalah produk dari pikiran atau sistim keyakinan seseorang. Jika Anda menganggap diri tidak punya keungulan apapun untuk dipersembahkan bagi kebaikan dunia, maka Anda akan menunjukkan sikap inferior dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat Anda diminta menjadi pimpinan sebuah tim misalnya, Anda akan selalu merasa diri tidak mampu. Kabar baiknya, sikap dapat diubah dengan cara mengubah pikiran atau sistim keyakinan. Pikiran dapat diubah dan diprogram ulang melalui sejumlah cara. Salah satunya dengan mengubah informasi atau referensi yang masuk ke dalam hati dan pikiran.
The Power of Goals
Pikiran yang sudah diprogram ulang hanya dapat berfungsi secara maksimal bila diberikan visi dan sasaran yang jelas. Hal ini dimulai dari pemahaman tujuan hidup, kemudian diturunkan dalam sasaran jangka pendek, menengah dan panjang. Visi ini awalnya bersifat pribadi tetapi kemudian dibagikan kepada banyak orang hingga muncul orang-orang yang memiliki visi yang sama.
The Power of Massive Action
Semua visi dan sasaran kerja hanya tinggal menjadi harapan kosong bila tidak diikuti dengan komitmen untuk melakukan aksi nyata atau kerja keras, hingga 10X lebih baik dari manusia rata-rata. Untuk itu, setiap orang harus menentukan berapa tingkat keinginan atau komitmen untuk meraih sasaran yang telah ditetapkan. Pemimpin sejati adalah orang-orang mengambil resiko dan siap kerja keras.
The Power of Endurance
Tidak ada kesuksesan besar yang diraih dalam semalam. Sering kali harus melewati banyak tantangan dan kesusahan. Di saat itulah dibutuhkan ketekunan untuk mengubah kesulitan menjadi kemenangan, hingga meraih hasil 10X lebih baik daripada sebelumnya. Inilah salah satu karakteristik seorang pemimpin sejati, pantang menyerah dalam kondisi tersulit apapun.
[2] Interpersonal Mastery
Setelah mampu memimpin diri sendiri melalui prinsip satu sampai lima diatas, barulah mulai belajar memimpin orang lain.
The Power of People Skills
Dengan Personal Mastery (Self Leadership) seseorang dapat meraih kesuksesan. Namun kesuksesan besar, khususnya bagi seoranng Supervisor atau Manager keatas harus didukung dengan keterampilan membangun tim serta bekerjasama dengan orang lain, mulai dari keluarga, tempat kerja dan masyarakat luas.
The Power of Communication
Produktivitas kerja dapat terganggu dikarenakan komunikasi yang kurang baik. Setiap pemimpin harus menguasai keterampilan mendengarkan secara empathic serta berkomunikasi secara asertif, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan kualitas terbaik, serta mampu mengelola konflik dengan baik.
The Power of Synergy
Setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Sinergi adalah ketika kekuatan yang satu mengisi kelemahan yang lain sehingga satu tambah satu tidak lagi sama dengan satu melainkan sepuluh bahkan seribu. Inilah keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin.
[3] Leadership Mastery
Kemampuan memimpin diri sendiri (personal mastery) dan keterampilan bekerjasama dengan orang lain (interpersonal mastery), menjadi fondasi untuk seseorang menjadi pemimpin yang efektif (leadership mastery).
The Power of Purpose
Kepemimpinan utamanya bukan tentang teknik atau strategi tetapi tentang penemuan diri sendiri, mulai dari purpose, design and potential. Tujuan yang jelas disebut sebagai misi atau panggilan (calling). Karena itu, kepemimpinan bukanlah tentang berapa banyak pengikut, tetapi berapa banyak orang yang dilayani melalui potensi atau bakat yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
The Power of Character
Ketika seseorang melayani orang lain dan dunia melalui bakat yang dimiliki melalui konteks organisasi dia bekerja maka pemimpin sejati telah lahir. Namun banyak yang tidak bertumbuh menjadi pemimpin besar karena masalah karakter, yaitu dalam hal integritas atau kejujuran. Jatuh bangunnya seorang pemimpin ditentukan oleh karakter sehingga harus dibangun sedini mungkin.
The Power of Competencies
Pengaruh seorang pemimpin akan semakin besar sesuai dengan kapabilitas atau kemampuan dalam tiga hal mendasar, yakni : (1) Strategic and Operations, (2) Problem solving and decision making; dan (3) Creativity and Innovation. Ini artinya seorang pemimpin haruslah menguasai pekerjaannya secara menyeluruh sehingga bisa mengelola setiap tantangan serta terus berinovasi.
The Power of Servantship
Dengan karakter yang teruji serta kompetensi yang unggul, seorang pemimpin seringkali tanpa sadar berubah menjadi pribadi yang mengejar ambisi pribadi bukan visi bersama. Karena itu, semua pemimpin harus terus diingatkan bahwa kepemimpinan yang sejati adalah mengenai melayani orang lain dan dunia melalui bakat atau potensi yang dimiliki, hingga saat kematian menjemput, sang pemimpin bisa berkata ‘It’s finished, mission accomplished!’.
The Power of Legacy
Pemimpin yang efektif tidak hanya dinilai berdasarkan kinerja terbaik yang dihasilkan, tetapi juga kemampuan melatih dan membimbing para pemimpin yang lebih hebat (creating leaders) sehingga pada saat dia pensiun atau pindah ke posisi/tempat lain, perusahaan atau divisi yang ditinggalkan tetap berjalan dengan sangat baik.
Itulah tiga belas prinsip kepemimpinan, mulai dari kemampuan memimpin diri sendiri hingga kemampuan memimpin orang lain. Selanjutnya, kita bahas pada artikel berikutnya. Cheers!
* Eloy Zalukhu, MBA adalah Director of CAPSTONE Consulting & Sales Institute; Theocentric Motivator, Sales Training Expert; Leadership Coach and Corporate Culture Consultant; Penulis buku best-seller Life Success Triangle & Sales Warrior using RAVE Sales Principles. dan Narasumber tetap program Smart Motivation di radio SmartFM dan Sonora networks.