7 Pemuda/i Nias Hadiri Pertemuan Pemuda Katolik Sedunia di Polandia
NIASSATU, NIAS – Tujuh orang pemuda/i Katolik dari Pulau Nias ikut ambil bagian pada kegiatan akbar pertemuan pemuda Katolik se-dunia (World Youth Day) 2016 yang akan digelar di Krakow, Polandia. Mereka akan bergabung bersama para perwakilan pemuda dari daerah lain di Indonesia dan dari berbagai negara.
“Acaranya, pertemuan pemuda Katolik sedunia di Belanda dan Polandia. Di sana kami akan melakukan sharing iman dan budaya daerah masing-masing,” ujar Filemon Hulu, salah satu peserta kepada Nias Satu, Selasa (12/7/2016).
Filemon menjelaskan, ketujuh peserta dari Pulau Nias adalah Amonius Gari dan Filemon Hulu dari Nias Selatan, Vincensius Iradat Sarumaha dan Philip Richo Telaumbanua dari Kota Gunungsitoli, Sesilia Lawölö dari Kabupaten Nias, Dominiria Hulu dari Kabupaten Nias Utara dan Petrus Suban Lein yang melayani di Nias dan berasal dari Flores.
Filemon mengatakan, perekrutan ini tidak mudah karena para peserta harus memberikan waktu penuh untuk persiapan dan mengikuti kegiatan ini, juga dituntut bisa berbahasa Inggris.
Perjalanan tim tersebut diawali dengan perjalanan menggunakan kapal laut dari Gunungsitoli menuju Sibolga. Selanjutnya pada 12 Juli berangkat dari Bandara Kuala Namu menuju Soekarno-Hatta dan pada malam hari langsung terbang menuju Bandara Schippol-Belanda dan akan berada di sana selama 13-24 Juli 2016. Selanjutnya, pada 25-31 Juli akan berada di Polandia.
Mereka melakukan perjalnaan lewat Sibolga karena harus bertemu dan berkumpul dengan utusan dari daerah Tapanuli. Sebelumnya mereka akan mengikuti misi pengutusan yang dipimpin oleh Uskup.
Filemoh mengatakan, dalam pertemuan di dua negara tersebut, mereka akan melakukan beberapa hal. Yakni, pertama, presentasi tentang hidup keagaaman dan budaya Indonesia dan kedua, menampilkan Tarian Maena, lagu tradisional, dan tarian tor-tor.
“Karena kita berasal dari dua daratan, makanya kita menampilkan dua budaya di sana,” jelas Filemon.
Filemon juga mengakui, sampai mereka berangkat mereka masih kekurangan kebutuhan dana yang diperlukan. Dia mengatakan, dalam proposal yang mereka ajukan, total kebutuhan selama kegiatan tersebut mencapai Rp 165.436.000 yang digunakan untuk biaya tiket pesawat Nias-Jakarta/Sibolga dan sebaliknya serta biaya operasional tim.
“Kita sudah jalankan proposalnya tetapi masih belum sesuai target. Makanya tim kita masih membutuhkan dukungan dana,” kata dia.
Agar mereka bisa berangkat, kata dia, mereka mengumpulkan dana sebesar Rp 40 juta dengan cara meminjam. Dana itu digunakan untuk biaya pengurusan visa dan transportasi. Selanjutnya, dana tersebut nanti akan diganti setelah mereka kembali dari Polandia. Sedangkan biaya tiket ke Belanda dan Polandia serta akomodasi dan makanan selama di sana ditanggung oleh penyelenggara acara.
“Waktu lalu kita pakai sitem ‘gali lubang’ sekitar Rp 40 juta makanya bisa mengurus visa dan terbantu sedikit untuk transportasi. Jadi, sepulang dari sana kita harus memikirkan bagaimana ‘menutup lubang’ itu,” kata dia.
Berdasarkan penelusuran Nias Satu di situs resmi WYD 2016, kegiatan itu pertama sekali digelar pada 1986 di Roma, Italia. Bermula dari kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 300 ribu pemuda dari seluruh dunia yang memenuhi undangan Paus Yohanes Paulus II pada 1984 pada acara International Jubilee of Youth pada Minggu palma di pelataran St. Petrus, di Vatican, Roma.
Pertemuan internasional itu kemudian digelar secara berkala di negara berbeda dan terakhir di Rio de Jeneiro, Brazil pada 2013. Acara ini biasanya dihadiri oleh Paus.
Anda mungkin tergerak membantu para pemuda/i Nias ini yang ikut acara ini?