Jadi Cagar Budaya Nasional, Ini ‘Tugas’ Warga Desa Bawömataluo

Pjs. Kepala Desa Bawomataluo Dasa Manao | Dok. Pribadi/FB

Pjs. Kepala Desa Bawomataluo Dasa Manao | Dok. Pribadi/FB

NIASSATU, NIAS SELATAN – Persetujuan Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACBN) atas penetapan Desa Bawömataluo menjadi Cagar Budaya Nasional (CBN) disambut gembira sejumlah kalangan.

Ekspresi kegembiraan diungkapkan Pjs. Kepala Desa Bawömataluo, Dasa Manaö yang baru dilantik beberapa hari lalu.

“Kami sangat senang mendengar informasi persetujuan menjadi Cagar Budaya Nasional itu. Kami sangat mengapresiasi semua pihak yang selama ini memberikan perhatian untuk desa ini dan masyarakatnya,” ujar Dasa kepada Nias Satu, Kamis (4/8/2016).

Akan tetapi, adik kandung budayawan Nias dari Desa Bawömataluo, alm. Hikayat Manaö tersebut mengakui bahwa kabar tersebut juga sebenarnya membuatnya ‘deg-degan’.

“Ini kabar sangat baik, sekaligus juga tanggungjawab besar bagi saya dan masyarakat desa ini untuk menjaga desa ini. Ini tidak mudah. Kami harus memberikan pemahaman kepada warga desa. Di saat yang sama, kondisi masyarakat juga tidak mudah karena kondisi ekonomi yang terpuruk. Tapi, apapun akan kami lakukan untuk mewujudkan apa yang perlu dilakukan sebagai konsekuensi dari penetapan sebagai cagar budaya nasional tersebut,” jelas dia.

Sementara itu, tokoh masyarakat dan budayawan dari Desa Bawömataluo, Waspada Wau mengatakan, keputusan TACBN tersebut sangat membanggakan.

“Bawömataluo resmi menjadi cagar budaya nasional adalah satu tahap menuju menjadi warisan dunia. Ini berita yang menggembirakan dan membanggakan karena ini bukan lagi impian tapi suatu kenyataan,” jelas dia.

Pendiri sanggar budaya FETUA yang berdomisili di Bekasi, Jawa Barat tersebut mengatakan, konsekuensinya, sebagai respons atas dukungan berbagai pihak untuk memenuhi syarat maupun prasyarat menjadi warisan dunia, warga Desa Bawömataluo perlu proaktif memberikan dukungan.

“Dinantikan sikap proaktif dari masyarakat adat Bawömataluo khususnya, dan Pemda Nias Selatan dan Pemerintah Provinsi,” papar dia.

Waspada Wau | FB. Dok. Pribadi

Waspada Wau | FB. Dok. Pribadi

Dia menyebutkan, beberapa hal yang harus diperbaiki dan melibatkan partisipasi warga desa adalah penataan tempat jemuran kain, pembukaan parit (elea) yang tertutup, pembongkaran semen di halaman, pemindahan parabola, pemindahan tiang listrik dan juga revitalisasi fungsi tempat pemandian umum.

“Dan masih banyak lagi yang harus dituntut untuk diperbaiki. Misalnya, penggunaan daun rumbia untuk atap rumah atau sejenisnya agar tetap terlihat tradisional. Sekali lagi, selamat atas status baru ini,” kata dia.

Respons serupa juga diungkapkan berbagai kalangan warga Nias di media sosial. Penetapan tersebut dinilai membanggakan. Meski begitu, mereka juga mengingatkan bahwa ini akan berkonsekuensi pada perlunya kesadaran untuk menata, merawat dan menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi pengunjung desa itu untuk tujuan wisata.

Sebelumnya, kepada Nias Satu, Ketua TACBN Surya Helmi mengungkapkan bahwa dalam rapat tim ahli tersebut pada 28-31 Juli 2016 di Padang, telah disetujui rekomendasi penetapan Desa Bawomataluo menjadi Cagar Budaya Nasional. Saat ini, proses penerbitan SK Mendikbud sedang berlangsung. (baca: Desa Bawömataluo Disetujui Menjadi Cagar Budaya Nasional(ns1)

About the Author
  1. Nata'alui Duha Reply

    Kita patut berbangga dengan status desa Bawömataluo yang baru ditetapkan sebagai CBN. Pemeliharaan desa itu sangat membutuhkan perhatian. Bukan hanya diberi SK dan nama. Sebab Bawömataluo sudah kaya nama. Nama itu yang perlu dirawat. Bawömataluo bukan hanya milik warga Desa Bawömataluo, bahkan bukan hanya aset Kabupaten Nias Selatan. Sebab Bawömatalui telah memberikan citra pengenalan seluruh Nias di dunia luar. Ia telah memberikan citra positif bagi kepulauan Nias. Ini yang disebut sebagai kebanggaan dan kehormatan Kolektif bagi kita semua di pulau Nias.

Leave a Reply

*

Translate »