RESENSI BUKU
Menikmati Sisi Lain Keindahan Nias Melalui Lukisan Sketsa
NIASSATU, JAKARTA – Keunikan, kekayaan budaya dan keindahan Pulau Nias, khususnya Desa Bawömataluo dan beberapa titik lainnya masih terus menjadi magnet bagi para wisatawan, peneliti maupun pelaku seni.
Pada September lalu, sebuah buku yang unik tentang Desa Bawömataluo dan beberapa titik di Pulau Nias kembali diterbitkan. Buku tersebut ditulis oleh dua orang dosen dari Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah yang melakukan kunjungan ke Pulau Nias bersama sekitar 25 mahasiswa mereka pada 17-22 Juli 2016.
Buku itu unik karena tidak seperti buku tentang Nias pada umumnya yang hanya berupa ulasan dan foto-foto yang diambil menggunakan kamera. Tetapi, buku ini berisi gambar-gambar atau lukisan sketsa yang disertai dengan deskripsinya.
Lukisan sketsa tersebut dibuat langsung saat berada di Pulau Nias oleh Prof. Dr. Ing. Gagoek Hardiman dan Ir. Agung Dwiyanto, MSA, kolega dosen sekaligus mahasiswa bimbingannya pada program Doktor Teknik Arsitektur dan Perkotaan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Buku itu diberi judul “Nias (Bawömataluo Village) In Sketches” dengan gambar sampul berupa sketsa potongan desa Bawömaluo dan ruang dalam bagian depan Omo Sebua di desa itu. Buku ini disusun dengan deskripsi dalam dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
“Kumpulan gambar sketsa ini dibuat berdasarkan rasa kagum akan keindahan alam dan kekayaan budaya Nias. Bermodalkan kemampuan yang biasa-biasa saja dan masih dalam proses belajar sketsa. Kunjungan ke Nias pada 17-22 Juli 2016 merupakan kesempatan emas menyusun dokumentasi berupa sketsa hitam putih dan berwarna,” demikian penjelasan Prof. Gagoek mengenai latar belakang penerbitan buku tersebut seperti dikutip dari buku tersebut yang diterima oleh redaksi Nias Satu pada pekan lalu.
Sedangkan Ir. Agung mengatakan, “Suatu kebahagiaan dan kebanggaan untuk mengabadikan perjalanan menyusuri Pulau Nias dan Desa Bawömataluo ke dalam sketsa bersama dosen idola, pembimbing, kakak, sahabat dan rekan kerja saya, Prof. Gagoek. Sketsa-sketsa ini dilakukan secara langsung di lokasi,” demikian paparan Ir. Agung.
Buku tersebut diawali dengan peta susunan rumah di Desa Bawömataluo. Selanjutnya secara berturut-turut dihiasi dengan 24 gambar sketsa berbagai sudut desa Bawömataluo. Kemudian, diselingi dengan gambar empat sketsa dari wilayah Kota Gunungsitoli, yakni Bandara Binaka dan Museum Pusaka Nias (MPN).
Selanjutnya, diikuti dengan 15 gambar sketsa di Desa Bawömataluo lagi yang sebagian besar dipusatkan di dalam Omo Sebua dan sekitarnya serta beberapa keseharian masyarakat di sana. Setelah itu, empat gambar sketsa dari Desa Orahili Fau dan sebuah gambar sketsa di Pantai Sorake menutup buku dengan total 122 halaman tersebut.
“Karya tangan terampil yang mampu menampilkan sisi batin yang membuatnya sehingga visualisasi yang muncul mampu melukiskan jiwa dari obyek yang digambarkannya,” ujar Prof. Yoyok Wahyu Subroto, Ketua Tim Ahli Riset Jepang-UGM untuk pengajuan Desa Bawömataluo ke Unesco menjadi warisan dunia menuliskan kesannya atas buku itu.
Buku ini memiliki daya tarik yang tidak dimiliki oleh berbagai buku lainnya tentang Desa Bawömataluo atau Pulau Nias pada umumnya. Penyajian dalam bentuk sketsa berhasil mengungkapkan sisi lain keindahan desa itu yang tak biasa dinikmati selama ini.
Buku ini tak hanya membantu orang-orang luar Pulau Nias untuk menemukan kekayaan keindahan alam dan budaya di Pulau Nias. Juga sangat berguna bagi warga Nias untuk menikmati keindahan di tanah kelahiran mereka dalam cara yang berbeda. Buku ini layak dikoleksi karena menyajikan cara berbeda menikmati keindahan dan kekayaan budaya Pulau Nias dengan cita rasa seni.
Buku tersebut dapat diperoleh dengan menghubungi langsung penulis untuk selanjutnya dikirimkan kepada para pemesan. Redaksi Nias Satu sendiri mendapatkan buku tersebut dengan harga Rp 50.000 di luar ongkos kirim. Pemesanan buku dapat dilakukan dengan menghubungi Prof. Gagoek Hardiman di email ggkhar@yahoo.de. (ns1)