Buku “Tanah Para Pendekar” Diharapkan Menarik Wisatawan ke Nias Selatan

Foto bersama Menkum HAM Yasonna H. Laoly, Dubes Italia Vittorio Sandalli, Vanni Puccioni, Direktur Istituto Italiano di Cultura Jakarta Michela Macri dan tim Vocal Group Amaedola | Etis Nehe

Foto bersama Menkum HAM Yasonna H. Laoly, Dubes Italia Vittorio Sandalli, Vanni Puccioni, Direktur Istituto Italiano di Cultura Jakarta Michela Macri dan tim Vocal Group Amaedola | Etis Nehe

NIASSATU, JAKARTA – Peluncuran buku Tanah Para Pendekar: Petualangan Elio Modigliani di Nias Selatan tahun 1886, selain menjadi referensi pelajaran sejarah, juga diharapkan menambah daya tarik Kabupaten Nias Selatan sebagai destinasi wisata.

“Kami sangat mengapresiasi peluncuran buku itu. Ini baik untuk memperkenalkan sejarah kepada generasi muda, dan dengan sejarah yang menarik ini pula bisa menarik minat wisatawan untuk mengunjungi langsung “Tanah Para Pendekar” itu di Nias Selatan,” ujar Plt. Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kepemudaan Olahraga Kabupaten Nias Selatan Anggreani Dachi kepada Nias Satu, Rabu (7/12/2016).

Anggreani yang sedang berada di Jakarta untu keperluan dinas menyempatkan hadir pada acara peluncuran buku kisah petualang muda Italia Elio Modigliani pada 1886 yang ditulis oleh Vanni Poccioni tersebut pada Selasa (6/12/2016) di Lembaga Kebudayaan Italia (Istituto Italinano di Cultura) di Jakarta. (Baca: Kisah Lolosnya Petualang Italia dari Pengayau di Nias Selatan 130 Tahun Lalu Diluncurkan)

Buku tersebut mengungkap sejumlah rahasia keberhasilan Elio pada 130 tahun lalu bertualang selama April – September 1886 di Pulau Nias, khususnya di Nias Selatan. Dan, lolosnya Elio dari ancaman pengayauan (pemenggalan kepala) oleh para pejuang Nias Selatan pada masa itu.

Acara tersebut dihadiri oleh Dubes Italia Vittorio Sandalli, Direktur Italian Cultural Institute, Jakarta, Michela Macri, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Presiden Direktur PT Gramedia Pustaka Utama Wandi S. Brata dan Presiden Direktur MRT Jakarta William Sabandar yang tak lain adalah mantan Kepala BRR Nias. Tak ketinggalan jurnalis dari berbagai media juga memenuhi ruangan berkapasitas sekitar 100 orang tersebut.

Acara peluncuran tersebut dihadiri sejumlah warga Nias yang berdomisili di Jabodetabek. Beberapa tokoh masyarakat Nias juga tampak hadir selain Menteri Yasonna adalah Hakim PT TUN Medan Disipin Manaö, dan pemerhati budaya Nias Esther Gloria Telaumbanua.

Yang menarik, pada acara itu, pihak Lembaga Kebudayaan Italia juga mengundang Vocal Group Amaedola untuk melakukan seremoni penyambutan tamu, khususnya ketika Menteri Yasonna tiba di tempat acara. Pada sesi lain acara itu, VG Amaedola membawakan tarian dengan lagu Nagoyo Manase.

Dalam sambutannya, Menteri Yasonna sangat mengapresiasi penerbitan buku tersebut. Yasonna mengaku bahwa penerbitan buku tersebut merupakan sebuah kejutan besar bagi masyarakat Nias. Setidaknya, dengan itu, masyarakat Nias bisa mengetahui lebih lengkap sejarah maupun dinamika kehidupan mereka di masa lampau.

Duta Besar Vittorio mengapresiasi penulisan dan peluncuran buku yang menurut dia sangat penting tersebut. Menurut dia, Vanni telah membuat banyak hal yang selama ini tidak diketahui terkait perjalanan Elio Modigliani di Pulau Nias menjadi terungkap.

Dia mengatakan, karakteristik khas Italia, seperti tercermin dalam semangat petualangan Elio dan juga Vanni yang menuliskan kembali petualangan itulah yang membuat mereka berhasil, mendapat penghargaan di tempat dimana mereka pergi. “Mereka tidak hanya mengandalkan keahlian mereka, tetapi juga karena rasa ingin tahu akan keberagaman yang ada di bumi dan niat untuk memahami nilai-nilai keberagaman tersebut,” kata dia.

Kerja Sama

Sampul Buku Tanah Para Pendekar

Sampul Buku Tanah Para Pendekar

Sementara itu, William Sabandar yang pernah bertugas di Pulau Nias selama empat tahun tersebut sangat mengapresiasi buku tersebut dan penulisnya. Menurut pria yang dalam sambutannya mengaku ‘kini memiliki darah Nias dalam dirinya’ tersebut, buku itu telah membawa pengenalan akan keunikan dan kekayaan peradaban Pulau Nias dan masyarakatnya ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

Dia pun berharap, dan meminta agar ada kerja sama dengan pemerintahan Italia melalui kedutaannya di Jakarta untuk melakukan kerja sama mengingat masih banyak catatan maupun benda-benda bersejarah Nias yang saat ini disimpan di Florence, Italia.

Setelah paparan Vanni atas kisah penulisan buku tersebut dan gambaran isinya, acara peluncuran diakhiri dengan penyerahan secara simbolik buku tersebut kepada Menteri Yasonna dan selanjutnya penandatanganan buku oleh Vanni serta foto bersama dengan para peserta. (NS1)

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »