Menggerakkan Literasi di Kabupaten Nias Selatan Bersama Lembaga Ya’ahowu

Oleh Agustinus Sihura*

Literasi secara sederhana adalah kemampuan membaca dan menulis. Namun, dari sudut pandang bidang pengetahuan, literasi dapat distilahkan sebagai kemampuan atau keterampilan dalam arti yang lebih luas, misalnya literasi berhitung, literasi komputer dan literasi sains. Pemahaman umum terhadap literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis merupakan pemahaman yang mudah diterima karena membaca dan menulis merupakan jalan individu untuk mendapatkan dan menyampaikan informasi. Dengan kata lain, melalui kemampuan membaca dan menulis, setiap individu akan dapat meningkatkan kualitas dirinya.

Kemampuan membaca tentu tidak dapat disederhanakan sebagai kemampuan mengeja huruf saja, tetapi lebih kepada kemampuan untuk memahami dan menggunakan apa yang dibaca. Kemampuan membaca tentu dapat dicapai dengan menumbuhkan minat baca dan membudayakan kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari. Menumbuhkan minat baca dan budaya baca akan terlaksana apabila seseorang dengan mudah dapat mendapatkan akses terhadap bahan bacaan/buku yang menarik dan bervariasi. Melalui kemudahan ini, virus membaca akan menular cepat dan akan melekat sebagai budaya.

Mengingat manfaat baik dari literasi khusunya dalam hal kemampuan membaca, maka saya Agustinus Sihura, seorang berprofesi guru, memikirkan upaya kecil untuk mengambil bagian dalam meningkatkan literasi anak-anak, remaja bahkan orang dewasa.  Kami menginisiasi pendirian sebuah lembaga untuk menaungi gerakan literasi itu dengan nama Lembaga Ya’ahowu. Lembaga Ya’ahowu merupakan lembaga sosial yang berkedudukan di Kabupaten Nias Selatan. Kata Ya’ahowu berasal dari bahasa Nias, artinya terberkati, yang juga merupakan sapaan salam khas masyarakat Kepulauan Nias.

Pendirian lembaga Ya’ahowu juga didasari oleh pengamatan kami terhadap kegiatan monoton anak-anak di desa-desa, yakni menonton televisi, rendahnya minat baca anak di desa kami dan kerinduan untuk mencerdaskan anak-anak di kepulauan Nias. Hal ini mendorong untuk mendirikan sebuah taman bacaan mini di rumah kami. Hal itu penting karena kecerdasan dan pendidikan tidak cukup melalui bangku sekolah dan bukan tanggungjawab sekolah saja. Keluarga, masyarakat dan sekolah dapat mengambil peran dalam upaya peningkatan mutu anak bangsa.

Kegiatan ini kami mulai dengan membeli beberapa buku dari gaji saya, lalu meletakannya di taman bacaan mini dan mengajak anak-anak dan remaja di desa untuk membaca. Taman bacaannya bernama Taman Bacaan Ya’ahowu. Kegiatan itu juga didukung oleh istr saya Elisabeth Roswita Suarniati Sarumaha. Kami secara bersama-sama memberi waktu untuk memotivasi anak-anak untuk membaca. Hasilnya sejauh ini kami sangat puas karena banyaknya anak-anak yang antusias untuk membaca.

Seiring berjalannya waktu, kami mulai merancang pelaksanaan kegiatan tambahan dalam taman bacaan pada malam hari. Kegiatan itu berupa pembelajaran bahasa Inggris, karakter, kreatifitas dan literasi berhitung. Rancangan tersebut ditindaklanjuti dengan memulai kegiatan tambahan. Setelah pembelajaran tambahan, mereka mewajibkan anak-anak untuk membaca selama 15 menit. Akhirnya, anak-anak dan remaja di desanya, terbiasa dengan kegiatan membaca bahkan tidak sedikit orang dewasa yang juga akhirnya berminat untuk membaca.

Logo Lembaga Ya’ahowu

Kegiatan itu terpantau oleh masyarakat baik di dunia nyata maupun dunia maya. Beberapa orang mendonasikan buku untuk taman bacaan yang kami kelola. Lalu, kami berpikir tentang dampak yang lebih besar dan merata bagi anak-anak di Kepulauan Nias. Kami rindu anak-anak Nias lainnya bisa mendapatkan buku yang menarik, bervariasi dan dinikmati merata seperti dinikmati oleh ana-anak di desa kami. Kami memiliki cita-cita besar untuk membangun literasi di Kepulauan Nias.

Lalu, kami mengumpulkan beberapa orang yang memiliki pemamhaman yang sama untuk bekerja secara sukarela dan peduli terhadap peningkatan kecerdasan anak-anak pulau Nias. Kami melaksanakan pertemuan bersama dan bertekad untuk mengambil peran dalam upaya mencerdaskan anak-anak di kepulauan Nias melalui kegiatan membaca dan kegiatan lainnya melalui komunitas yang dinamakan Lembaga Ya’ahowu.

Pendirian lembaga ini disusul dengan penyelenggaraan taman bacaan di delapan desa, satu pustaka bergerak dan satu kelas kreatif, yakni:

  • Taman Bacaan Ya’ahowu, di Desa Bawonahono, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan.
  • Taman Bacaan Onekhe, di Desa Orahili Fau, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan.
  • Rumah Baca Bless, di Desa Hiligito Orahili Fau, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan.
  • Rumah Baca Cerdas Bangsa, di Desa Sondregeasi, Kecamatan Luahagundre Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan.
  • Rumah Baca Fohili, di Desa Hili Ofonaluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan.
  • Taman Bacaan Ya’ahowu Sebar, di Desa Orahili Eho, Kecamatan Fanayama, Kabupatn Nias Selatan.
  • Pustaka Kampung, di Desa Lahusa Fau, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan.
  • Pustaka Bergerak Lembaga Ya’ahowu, pustaka yang berpindah, berkeliling atau bergerak mendekatkan buku kepada masyarakat di Kabupaten Nias Selatan.
  • Rumah Belajar Defpur Mandiri, di Desa Botohili Silambo, Kecamatan Luahagundre Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan.
  • Kelas Kreatif, di Komplek Perumahan BRR, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan.

 

Penyelenggaraan taman bacaan di delapan desa, satu pustaka bergerak dan satu kelas kreatif masih menghadapi keterbatasan sarana dan prasarana. Sebab, taman baca, rumah belajar, atau pustaka kebanyakan masih dititipkan di rumah penduduk yang tentu ruangannya sangat sempit. Namun, sebagaimana tujuan pendiriannya, menghantarkan secara dekat buku-buku kepada anak-anak dan remaja tanpa harus mengeluarkan biaya, maka hal ini tidaklah menjadi hambatan bagi lembaga untuk melanjutkan misinya.

Lembaga Ya’ahowu juga masih terbatas dengan ketersediaan buku, rak, dan sarana pendukung lainnya sehingga masih terus bekerja untuk menggalang buku dan donasi. Saat ini, Lembaga Ya’ahowu telah menerima donasi buku sebanyak 8.273  buah, 1 buah papan tulis, dan 6 lusin pinsil gambar telah, yang telah disebar ke taman bacaan mitra/binaan.

Donasi buku sebanyak 8.273 buah didapatkan dari 10 institusi yaitu CETW Pustaka, Komunitas 1001 Buku, Yayasan Harapan Nias, Rumah Roti Helena, KabuNohi R

esort, Yayasan ONE, Pustaka Bergerak Indonesia, Alusi Tao Toba, Life Community School, Sanggar Literasi  dan 20 donatur pribadi yaitu Yoswanda Yoga Wardana, Mathilde May Tumenggung, Pujiastuti Purba, Fitri Kusnadi, Lisa Sulis, Kristianto Bu’ulolo, Agustein Okamita, Anastasia Intanti, Debbie Flint, Shaun Levings, Tom, Paul, Marbun, Sarah, Melvin Jani, Stevanus H. Christian, Antonius Widodo, Ali Sastraharja, Johanes Aldo.

Para pendonor buku ini berpartisipasi dengan melakukan pengumpulan buku untuk Lembaga Ya’ahowu dan kemudian mengirimkannya melaui PT. POS Indonesia. Pengiriman buku ini tidak dibebankan biaya karena taman bacaan binaan lembaga Ya’ahowu terdaftar sebagai taman baca/rumah baca penikmat Free Cargo Literacy yang diprogramkankan oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Di samping lembaga Ya’ahowu ada beberapa penggiat literasi lain yang juga berkontribusi untuk membangun dan menggerakan literasi di Kabupaten Nias Selatan. Di antaranya, Rumah Baca Omoda di Desa Bawomataluo oleh Nitrasari Wau, Komunitas Bale Ndraono di Teluk Dalam oleh Rebecca Laiya, GGD Amandraya oleh Aam Marsuri, GGD Pulau Tello, GGD Aramo dan GGD Susua. Apa yang kami semua lakukan adalah untuk anak-anak Nias Selatan, untuk anak-anak bangsa. Karena itu, mari bergandeng tangan untuk membangun masa depan kita.

Hingga saat ini Lembaga Ya’ahowu belum pernah menerima bantuan dalam bentuk dana dan sarana, baik dari pemerintah maupun donatur. Dana operasional semata-mata berasal dari penghasilan pribadi inisiator yang disisihkan untuk kelancaran kegiatan lembaga.

Melalui tulisan ini, kami menghimbau pembaca terlebih masyarakat Nias, baik individu maupun komunitas untuk menjaring buku dan donasi dalam bentuk lainnya untuk membantu peningkatan literasi di kabupaten Nias Selatan.

Anda tidak akan dibebankan biaya pengiriman. Membantu kami sama dengan Anda telah mengambil bagian untuk kemajuan sumber daya manusia bangsa. Dukungan Anda juga akan kami imbaskan ke beberapa sekolah PAUD hingga SMA/SMK melalui kegiatan “Berbagi Rasa Merdeka dengan Buku”. Penggalangan donasi untuk kegiatan ini dimulai pada April hingga Agustus 2018 dalam rangka menyongsong dirgahayu RI 2018.

Kami berharap komunitas pemuda, forum atau persatuan orang Nias dapat memikirkan dan bertindak untuk mendukung gerakan ini, baik yang ada di dalam pulau Nias maupun yang berada di berbagai kota di seluruh Nusantara.

Silakan hubungi kami melalui:

 

* Penulis adalah seorang guru dan Ketua Lembaga Ya’ahowu.

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »