Anugrah, Des Intan dan Jesslyn Menangi Lomba Menulis Esai IPNI
NIASSATU, JAKARTA – Tiga orang terpilih sebagai juara pada lomba menulis esai tingkat SMA/SMK sederajat se-Kepulauan Nias yang digelar oleh Ikatan Pemuda Nias Indonesia (IPNI) yang digelar pada Juli 2018.
Juara pertama lomba menulis dengan tema besar “Menyongsong Generasi Emas Kepulauan Nias 2030” itu diraih oleh Anugrah No’inotö Gori dari SMA Sukma Nias dengan judul tulisan “Aku dan Nias di Tahun 2030.”
Juara kedua diraih oleh Des Intan Sari Daeli dari SMA Negeri 1 Sirombu dengan judul “Siapkan Pemuda Nias Menjadi Pembawa Perubahan.” Sedangkan di posisi ketiga, diraih oleh Jesslyin Elisandra Harefa dari SMA Negeri 1 Gunungsitoli dengan judul tulisan, “Kepulauan Nias Optimis Mampu Menciptakan Generasi Emas Menjawab Tantangan Zaman.”
Pengumuman pemenang lomba tersebut telah dilakukan pada Jum’at, 17 Agustus 2018. Informasi pemenang lomba tersebut juga disampaikan langsung kepada para pemenang. Sedangkan pemberian sertifikat dan cinderamata disampaikan melalui sekolah masing-masing.
Ketua Umum IPNI Visensius Manuela menjelaskan, pada awalnya 92 orang siswa/i mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba tersebut. Namun, sampai batas waktu yang ditentukan, hanya 36 orang yang mengirimkan tulisannya. Dan dari total tulisan yang masuk, setelah diperiksa, 4 tulisan dianulir karena tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Dengan demikian, total 32 tulisan yang lolos dan mengikuti penjurian oleh tiga orang juri di Jakarta dan Medan.
Sius, demikian dia akrab disapa, menjelaskan, pada awalnya mereka sempat kuatir dengan tingkat kepesertaan lomba tersebut. Salah satunya karena panitia tidak menyediakan hadiah yang menarik dari sisi jumlah. “Namun, di luar dugaan, panitia menilai bahwa partisipasi peserta dalam lomba ini cukup tinggi,” ujar dia kepada Nias Satu, Sabtu, 31 Agustus 2018.
Bahkan, tambah dia, panitia menerima banyak permintaan dari putra-putri Nias di luar Kepulauan Nias, khususnya mereka yang bersekolah di Medan, Riau, Bandung dan Jakarta agar diberikan dispensasi mengikuti lomba menulis tersebut. Namun, panitia tetap memutuskan membatasi peserta hanya dari sekolah-sekolah di Kepulauan Nias saja.
“Animo ini kami tangkap sebagai sebuah kerinduan, bahwa anak-anak ini masih mempunyai rasa memiliki sebagai suku Nias dan punya mimpi berkontribusi pada pembangunan Nias,” jelas dia.
Yang menarik, kata dia, setelah dilakukan tabulasi, banyak tulisan yang perbedaan nilainya sangat tipis. Padahal, ketiga juri tidak pernah bertemu dan melakukan penjurian dari tiga tempat berbeda. “Hal itu menunjukkan bahwa tulisan para peserta berada pada level kualitas yang hampir merata,” tutur dia.
Dia mengatakan, seperti tujuan dari panitia, tulisan yang dikirimkan pada dasarnya adalah sebuah gagasan yang bisa diterjemahkan sebagai sebuah harapan dari para pelajar Nias tentang peran dan mimpi mereka tentang kemajuan Nias. “Tulisan-tulisan itu bisa dilihat sebagai curhatan hati dari anak-anak Kepulauan Nias dengan atribut 3T, yang serba terbatas namun masih mau membagikan dan mengungkapkan harapan mereka,” papar dia.
Ke depan, kata dia, panitia akan menerjemahkan tulisan-tulisan itu sebagai data awal untuk melihat dan mengevaluasi bagaimana para pelajar Nias menyiapkan masa depannya dan seperti apa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengakselerasi pemberdayaan tersebut. “Pastinya, harus ada jawaban terhadap mimpi yang disampaikan oleh para pelajar Nias tersebut,” harap dia.
Para pemenang lomba telah menerima hadiahnya dan juga piagam penghargaan seperti dijanjikan oleh panitia. Selain para pemenang lomba, peserta lainnya juga mendapatkan sertifikat penghargaan atas partisipasi pada lomba menulis tersebut.
Tanggapan Juri
Lomba menulis ini dinilai oleh tiga juri dimana dua di antaranya adalah putra Nias. Mereka adalah Dr. Fotarisman Zalukhu, yang berprofesi sebagai dosen dan berdomisili di Medan, Sumatera Utara; Yayat R. Cipasang, seorang jurnalis senior yang juga Redaktur media berita politik Rilis.id; dan Etis Nehe, seorang jurnalis dan Pemimpin Redaksi NiasSatu.com. Baik, Yayat maupun Etis berdomisili di Jakarta.
“Ide dan gagasan dari semua tulisan yang masuk sudah cukup baik, cara penulisan dan diksi yang digunakan juga cukup bagus. Namun, harus diakui, kepustakaan dan rujukan yang digunakan masih sangat terbatas,” ungkap Yayat menilai tulisan-tulisan yang lolos perlombaan itu.
Dr. Fotarisman juga memberikan penilaian serupa. Menurut dia, seluruh tulisan yang masuk umumnya memiliki konsep yang sudah terarah mengenai tujuan tulisan. “Ibaratnya mercusuar, sebagian besar tulisan sudah punya arah. Untuk level mereka, itu sudah awal yang sangat bagus,” kata dia.
Demikian halnya dengan ide tulisan dimana para penulis sudah memiliki narasi yang baik tentang itu. Mereka juga memahami bahwa mereka dituntut untuk menceritakan mengenai masa depan dan suasana seperti apa yang mereka butuhkan. Mereka sendiri sudah terpapar dengan apa yang mereka tuliskan.
“Uniknya lagi, sebagian besar penulis melakukan semacam inward looking, mencoba menyampaikan bahwa perubahan masa depan jangan sampai mengubah identitas masyarakat. Itu sangat menarik dan ide yang sangat bagus untuk diperhatikan oleh mereka yang membaca tulisan-tulisan itu,” terang dia.
Sementara itu, Etis Nehe mengakui sangat terkejut dengan isi, ide maupun kualitas penyajian tulisan para peserta. “Saya tidak menyangka, bahwa para pelajar di Pulau Nias sudah bisa menulis sebagus itu. Awalnya estimasi saya, bakal sulit mendapatkan tulisan yang ‘mengejutkan’ dari sisi isi, ide dan kualitas karena kurangnya kesempatan atau ajang lomba menulis bagi anak-anak sekolah di Pulau Nias, termasuk akses terhadap buku-buku. Ternyata, untuk level mereka, tulisan-tulisan itu sudah sesuai harapan. Beberapa tulisan sama baiknya dengan tulisan anak-anak sekolah di kota maju,” kata dia.
Etis berharap, akan ada lomba-lomba lainnya yang menjadi wadah bagi para pelajar Nias untuk mengekspresikan ide dan gagasan mereka sembari sebagai sarana latihan untuk menjadi penulis yang andal dan bisa mewarnai khazanah pemikiran publik, baik nasional maupun internasional dengan ide-ide cemerlang mereka di masa mendatang. (ns1)
Selamat & Sukses buat Adek2 sebagai pemenang lomba menulis yg di selenggarakan oleh IPNI.
Ini sebagai langkah awal kecil utk melangkah maju ke depan menuju pulau Nias makmur dan berdaya saing dari daerah lain.
IPNI teruslah berbuat utk kebaikan dan semoga hasil karya tulis Adek2 bisa diterjemahkan sebagai masukan utk membangun harapan bersama menuju kepulauan Nias MAJU, Ya’ahowu!!!