Telan Uang Koin, Kapolres dan Dandim Nias Gerak Cepat Bawa Noverius ke RS Bhayangkara

Kapolres Nias AKBP Deni Kurniawan dan Dandim Nias Letkol Inf. Reymond RS Purba menjenguk Noverius Gulo di RSUD Gunungsitoli | Dok. Onlyhu Ndraha

NIASSATU, NIAS – Seorang bocah bernama Noverius Gulö (4 tahun) diselamatkan melalui upaya pertolongan cepat dengan menerbangkannya ke Medan untuk mendapatkan penanganan di RS Bhayangkara. Pasalnya, saat sedang bermain, Noverius secara tidak sengaja menelan uang koin Rp 500 sejak dua hari lalu.

Akibatnya, koin tersebut tersangkut di tenggorokan, tepat di atas posisi jantungnya putra pasangan Tolonaso Gulö dan Nurunia Lafau itu. Hal itu membuatnya kesulitan bernafas dan juga tidak bisa makan.

“Berdasarkan penuturan ayahnya kepada saya, kejadiannya pada Rabu (10/4/2019) sekitar pukul 16.00 WIB. Anak itu sedang bermain di rumah bersama saudaranya, sementara dia dan istrinya sedang bekerja di ladang. Lalu, kakaknya memanggil kedua orang tuanya dan memberitahukan bahwa adiknya menelan uang koin. Mereka langsung ke rumah dan berusaha memberikan pertolongan dengan memanggil tukang urut. Namun tidak membuahkan hasil. Sejak itu, Noverius tidak bisa makan, minum dan juga berbicara,” ujar Onlyhu Ndraha, pendamping lokal desa (PLD) Kecamatan Bawölato mengupayakan pertolongan dengan membawanya ke RSUD di Kota Gunungsitoli kepada Nias Satu, Jum’at (11/4/2019).

Warga sekitar menyarankan agar anak itu dibawa ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit. Namun, urung dilakukan karena orang tuanya tidak memiliki uang. Noverius juga belum memiliki kartu BPJS.

“Karena kondisi itu, warga menyarankan untuk menemui saya sebagai Pendamping Lokal Desa (PLD) Kecamatan Bawölato untuk mencari solusi,” jelas dia.

Onlyhu menjelaskan, dari penuturan orang tuanya, sejak menelan koin tersebut telah lebih 24 jam tidak makan dan minum.

Hasil ronsen posisi uang koin yang ditelan oleh Noverius | Dok. Onlyhu Ndraha

“Melihat kondisi anak itu tidak bisa bicara dan lemas. Saya sampaikan kepada bapaknya, malam ini juga kita harus membawa dia ke RSUD Gunungsitoli. Biayanya kita pikirkan belakangan. Yang penting dia harus segera mendapat perawatan medis,” jelas Onlyhu.

Onlyhu menjelaskan, kedua orang tua Noverius hanyalah petani dan buruh pengangkut kayu di desa. Penghasilan mereka tidak cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga mereka sehari-hari.

Untuk mencapai desa mereka di Desa Orahua Faondratö, Kecamatan Bawölato, Kabupaten Nias harus berjalan kaki sejauh 3 km dari batas akes jalan yang bisa dicapai kendaraan bermotor di Desa Tagaule. Lalu, dari Desa Tagaule, dengan menggunakan sepeda motor, mereka membawa Noverius ke RSUD Gunungsitoli yang berjarak sekitar 60 km.

Onlyhu menjelaskan, dari hasil ronsen di RSUD Gunungsitoli, kepingan logam tersebut tertahan di dekat jantung dan karena kondisi itu dan demi keselamatan Noverius, dia harus segera dirujuk ke RS di Medan.

Hal itu menjadi masalah baru karena untuk ke Medan, membutuhkan biaya besar dan juga karena Noverius tidak memiliki kartu BPJS.

Karena kuatir kondisi anak itu terus memburuk, Onlyhu memutuskan menghubungi Komandan Kodim 0213/ Nias Letkol Inf. Y. Reymond RS Purba, S.H., M.Tr (Han) dan Kapolres Nias AKBP Den Kurniawan, S.I.K., M.H. Keduanya langsung merespons dengan mendatangi RS dan melihat kondisi Noverius. Mereka pun langsung mengkoordinasikan ke Polda Sumut dan RS Bhayangkara untuk membawa Noverius ke Medan.

“Dandim dan Kapolres setelah melihat kondisi Noverius, mereka sepakat bahwa Noverius harus segera mendapatkan pertolongan. Lalu diputuskan Noverius dirujuk ke RS Bhayangkara di Medan. Dari RS, personil Polres dan Kodim Nias mengantar Noverius, ayahnya dan saya ke Bandara Binaka untuk selanjutnya ke RS Bhayangkara,” papar dia.

Sesampai di Bandara Kualanamu, mereka dijemput oleh Brigadir Supriyanto untuk membawa mereka ke RS Bhayangkara.

Saat berita ini ditayangkan, Noverius baru tiba di RS Bhayangkara dan langsung masuk ruang IGD. (ns1)

 

 

 

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »