Dinilai Rendahkan Marga Laoli, Warga Nias Kecam Akun Fans Rocky Gerung
NIASSATU, JAKARTA – Masyarakat Nias mengecam keras pernyataan di salah satu akun Twitter: #AkalSehat @RGFansclub2019 yang mengasosiasikan salah satu marga masyarakat Nias dengan binatang.
Dalam sebuah cuitannya sehari sebelumnya, akun tersebut menulis: “Aku Punya anjing kecil kuberi nama laoli, dia senang bermain – main harun namanya. Laoli kemari gug gug gug! #Akalsehat”
Sejumlah protes dan kecaman disampaikan langsung oleh warga Nias di akun tersebut maupun dalam pernyataan sikap resmi. Di antaranya dari komunitas masyarakat Nias yang tergabung dalam Forum Pemuda Peduli Nias (PPN) dan Ikatan Pemuda Nias Indonesia (IPNI).
Dalam siaran persnya, Ketua PPN Evan Zebua menyampaikan kecaman keras atas pernyataan yang dianggap merendahkan masyarakat Nias tersebut.
“Kami mengecam keras pernyataan dalam akun @RGFansclub2019 tersebut yang mengasosiasikan kata “Laoli” dengan nama binatang (anjing). Untuk diketahui, kata “Laoli (juga sering ditulis “Laoly”) adalah sebutan dan identitas kultural bagi sebagian warga Nias dalam bentuk marga. Karena itu, pengasosiasian secara sengaja kata “Laoli” itu dengan binatang merupakan perbuatan yang tidak beradab dan tidak bisa diterima. Hal itu merupakan penghinaan dan perendahan bagi masyarakat Nias,” ujar Evan, Jumat, 31 Januari 2020 di Jakarta.
Olah karena itu, kata dia, PPN menuntut pemilik akun tersebut untuk menghapus pernyataannya dan meminta maaf atas sikap yang tidak menghormati masyarakat Nias tersebut.
Kami menuntut pemilik akun tersebut untuk menghapus pernyataan tersebut dan meminta maaf atas sikap yang tidak menghormati orang lain dan keunikannya tersebut. Kami juga meminta warga dunia maya (netizen) agar menghentikan praktik-praktik serupa demi kebaikan bersama dan penghargaan atas keluhuran budaya negeri ini,” jelas dia.
Dia mengatakan, bila hendak mengritik pejabat negara, yang dalam konteks tuit tersebut berkaitan dengan Menkumham Yasonna H. Laoli yang juga merupakan putra Nias, supaya dilakukan dengan cara-cara yang pantas dan tidak melanggar hukum. Juga agar tidak mereduksi sikap dan kebijakan personal pihak tertentu sebagai sikap komunitas asalnya sehingga digeneralisasi dalam berbagai bentuk penyikapan yang tidak proporsional termasuk dengan cara-cara yang melecehkan.
Meski begitu, Evan juga mengingatkan agar masyarakat Nias tidak menyikap pernyataan tersebu secara emosional. “Bila ada yang hendak menyampaikan tuntutan hukum atas kasus tersebut, silakan dilakukan melalui koridor hukum yang berlaku,” kata dia.
Tidak Mendidik
Sementara itu, Ketua Umum IPNI Visensius Manuela juga menyayangkan pernyataan dalam akun yang dikaitkan dengan Rocky Gerung tersebut. Menurut dia, pernyataan di media sosial yang menyinggung masyarakat Nias tersebut merupakan sikap yang tidak mendidik masyarakat.
“Rocky Gerung memang sering menyampaikan retorika dengan nada seperti itu. Namun harus ditekankan juga bahwa mengasosiasikan orang atau komunitas dengan nama binatang merupakan sebuah sikap yang tidak mendidik masyarakat,” ujar Visensius.
Karena itu, dia mendesak agar bila tidak menyadari bahwa kata Laoli itu adalah marga dalam suku Nias, maka pembuat pernyataan tersebut sebaiknya meminta maaf dan menghapusnya.
“Selain norma hukum, ada norma lain yang harus diperhatikan, yaitu soal etika dan penghargaan atas identitas kesukuan yang merupakan syarat untuk merawat kemajemukan di Indonesia,” jelas dia.
Meski begitu, pria yang akrab disapa Sius tersebut juga mengingatkan masyarakat Nias agar tidak bersikap reaktif dan melakukan hal yang sama dengan melakukan penghinaan.
“Jangan reaktif dan ikut menghina. Nanti tidak ada bedanya dengan pembuat pernyataan tersebut. Mari bersama jadikan media sosial wadah edukasi yang ramah dan membangun,” ucap dia.
Dari penelusuran Nias Satu, pernyataan tersebut ditulis pada Kamis, 30 Januari 2020, pukul 8.37 wib. Namun, sampai sehari setelahnya, pernyataan itu tetap dibiarkan tayang di akun tersebut meski sudah mendapatkan protes. Baru pada Jumat, 31 Januari 2020 malam, akun tersebut tidak lagi menampilkan pernyataan tersebut.
Sebelum dan sesudah menghapus pesan tersebut, akun tersebut juga membuat permohonan maaf.
“Terima kasih atas kritik dan tegurannya, mhn maaf atas ketidaktahuan & ketersinggungan ini, krn majas satire bgitulah bekerja dgn sindiran bukan hinaan ternyata laoli adalah marga, skali lagi maaf atas ketidaknyamanan!”
“Terimakasih, kritik & tegurannya. Dalam hal ini saya tidak ingin berargumen tentang narasi trsbut. Dengan rendah hati & penuh damai, secara terbuka saya minta maaf atas ketidatauhan & ketersinggunan ini. Untuk marga Laoli dimanapun berada skali lagi mohon maaf. #AkalSehat”
Belum diketahui apakah akun tersebut terafiliasi dengan Rocky Gerung. Namun, foto profil akun yang baru dibuat pada Oktober 2019 tersebut menggunakan foto Rocky Gerung. Demikian juga hastag #AkalSehat yang digunakan merupakan tipikal yang digunakan oleh Rocky Gerung. Akun pribadi Rocky Gerung sendiri, @rockygerung berstatus tidak aktif dengan tuit terakhir pada Oktober 2019. (ns1)