Dr. Yoyok: Pak Hikayat Itu Guru Budaya Saya
NIASSATU, JAKART A – Kabar meninggalnya budayawan Nias, Hikayat Manao tak hanya mengejutkan keluarga dan warga Nias, khususnya Desa Bawömataluo. Kepergian pria hangat dan ramah itu juga mengejutkan mereka yang pernah berhubungan dengan dia. Baik periset maupun jurnalis media nasional.
Salah satunya, dirasakan Dr. Yoyok Wahyu Subroto, Ketua Tim Peneliti Desa Bawömataluo pada Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik UGM sekaligus menjadi ketua Tim riset Jepang-UGM untuk menggolkan Desa Bawömataluo menjadi warisan dunia (world heritage) di Unesco, PBB.
“Sapaan ramah selalu saya dengar setiap kali saya menjenguk desa budaya dunia, Bawomataluo. . Beliaulah guru budaya, teman diskusi dan sahabat sejati saya yang tidak saya temui lagi di desa nan asri itu. Selamat jalan Ama Gibson untuk bertemu engan Tuhan di tempat terbaik,” ujar Dr. Yoyok kepada Nias Satu, Senin (11/10/2014).
Dr. Yoyok mengatakan, seperti masyarakat Nias pada umumnya, dan khususnya masyarakat Bawömataluo, dia sangat merasa kehilangan Ama Gibson.
“Beliaulah yang mengajari saya bagaimana memahami masyarakat dan budaya Nias. Pernah berbicara sangat keras dalam kelembutan hatinya berpesan bagaimana saya harus menyatu dengan semua nafulu saat Orahu di depan Omo Sebua,” jelas dia.
Dr. Yoyok juga mengungkapkan kekaguman atas semangat Hikayat sat menjadi ‘Panglima’ pada pertunjukan tari perang. (NS1)