Besok, Tim Ahli Cagar Budaya Nasional Datangi Desa Bawömataluo
NIASSATU, JAKARTA – Rombongan tim ahli cagar budaya nasional dari Direktorat Jenderal Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Kebudayaan akan mendatangi Desa Bawömataluo besok, Jum’at (12/12/2014). Mereka akan berada di sana sampai Minggu (14/12/2014) untuk menilai desa itu untuk diajukan sebagai cagar budaya nasional.
“Saat ini kami sudah berada di Medan, dan besok kami akan ke Nias dan menuju ke Desa Bawömataluo,” ujar Ketua Tim Ahli Cagar Budaya dari Kementerian Kebudayaan Surya Helmi kepada Nias Satu melalui percakapan telpon, Kamis (11/12/2014).
Dia mengatakan, timnya sebanyak 20 orang terdiri dari tim dari direktorat cagar budaya dan juga sejumlah profesor dengan keahlian khusus di bidang cagar budaya.
Dia juga mengatakan, kedatangan tim cagar budaya nasional tersebut merupakan yang pertama kalinya ke Desa Bawömataluo.
Ditanya mengenai alasan menjadikan Desa Bawömataluo sebagai fokus untuk pengajuan sebagai cagar budaya nasional, Helmy mengatakan, karena desa itu sudah tersohor karena keunikan budaya dan peninggalan megalitikumnya.
“Selama ini megalitik di Nias khususnya di Bawömataluo itu kan sudah sangat terkenal. Bahkan sudah dikaji oleh berbagai tim dari berbagai negara termasuk dari Jepang baru-baru ini. Namun, sampai saat ini belum terdaftar sebagai cagar budaya nasional. Malah seebenarnya kita ingin ajukan sebagai cagar budaya dunia> Tapi urut-urutannya sebelum ke cagar budaya dunia, mesti jadi cagar budaya nasional dulu,” jelas dia.
Dia mengatakan, kedatangan tim ini untuk keperluan kajian awal. Dia belum bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai bisa disetujui menjadi cagar budaya nasional.
“Soal waktunya, itu tergantung potensi dan luasan wilayahnya. Nanti akan diukur. Apakah seluruh kawasan Nias, atau Telukdalam atau Desa Bawomataluo saja. Terkait potensi Desa Bawomataluo, selain bangunannya, juga megalitikumnya luar biasa,” tandas dia.
Sebelumnya Surya Helmy menjabat sebagai Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman pada Direktorat Jenderal Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada Juli 2012 juga menerima Tim Riset gabungan UGM-Jepang yang dipimpin Prof. Uekita dan Ketua Tim Dr. Yoyok Wahyu Subroto dan perwakilan warga Desa Bawömataluo, Waspada Wau dan Etis Nehe, terkait kegiatan riset untuk pengajuan desa itu sebagai warisan dunia di Unesco. (ns1)
Pingback: Nias Satu » Desa Bawömataluo Disetujui Menjadi Cagar Budaya Nasional