Eloy Zalukhu: Kita Sulit Dapat Pemimpin Hebat Karena Gagal Uji Integritas
Posted On 10 Mar 2015
Comment: 0
NIASSATU, JAKARTA – Eloy Zalukhu, putra Nias yang juga dikenal sebagai The Theocentric Motivator mengatakan, ujian terpenting yang gagal dilewati para pemimpin saat ini adalah ujian kepercayaan (trust) dan integritas (integrity).
Dalam paparannya pada Seminar LEAD Center Indonesia dengan tema Kepemimpinan Otentik: Memimpin Tim dan Menguasai 6 Gaya Kepemimpinan menyebutkan, ada sembilan prinsip dasar menjadi pemimpin atau manajer yang efektif. Dan di urutan pertama adalah bagaimana seorang yang berada di posisi kepemimpinan itu membangun rasa percaya dan integritasnya (build trust and integrity).
“Ini ada sembilan hal sebagai dasar menjadi pemimpin atau manajer yang efektif. Pertama, build trust and integrity. Untuk menjadi manager dan pemimpin yang baik, bahkan, meski usaha Anda itu kecil-kecilan, Anda harus memulai dengan ini, trust and integrity. Anda bisa dipercaya dan berintegritas,” jelas Eloy pada seminar bulanan pengembangan Kepemimpinan, Kewirausahaan dan Spiritualitas yang juga didedikasikan untuk melatih putra-putri Nias di Jabodetabek tersebut di Kalam Kudus Center, Agung Podomora Land, Centaral Park, Jakarta Barat, Minggu (8/3/2015).
Berbicara integritas, kata Eloy, penjelasan sederhananya, misalnya, apa yang dilakukan seseorang ketika tidak ada seorang pun tahu, melihat atau mengawasinya. Apa yang dilakukan ketika keluar kota, traveling, atau cuma sendirian di hotel di luar kota ketika tidak bersama teman maupun keluarga.
“Dimana-mana ada godaan namun istri, keluarga ataupun teman tidak tahu bahkan bila Anda meladeni semua godaan itu. Pada keadaan seperti itu, hanya trust dan integrity yang bisa ‘menjaga’ Anda tetap tidak meladeni godaan-godaan itu,” kata dia.
Menurut Eloy, kegagalan pada ujian kepercayaan dan integritas membuat seseorang tidak akan memiliki delapan prinsip dasar lainnya untuk menjadi pemimpin. Sebaliknya, kalau memiliki trust and integrity, dengan sendirinya seseorang memiliki kelayakan untuk memimpin.
“Ini kemarin ada heboh soal cicak vs buaya buaya, KPK vs Polisi. Coba tanya saja, pasti masalahnya di nomor satu. Itu masalah integritas. Itu sebabnya kita sulit mendapatkan pemimpin-pemimpin yang hebat karena untuk nomor satu itu saja, gagal. Gagal dalam hal integritas,” tegas dia.
Delapan prinsip lainnya adalah menjadi model dalam hal tanggungjawab (Model accountability), memiliki fokus yang benar (Have the right focus), secara konsisten mengulangi dan menekankan apa yang paling penting (Consistently reinforce what’s important), tidak menggantungkan diri pada konsensus atau kesepakatan/pendapat banyak pihak (Do not over rely on consensus), tidak berfokus pada bagaimana menjadi populer (Do not focus on being popular), mengenal dan melatih tim (Know and coach your team), tidak menyembunyikan atau bereaksi buruk terhadap berita buruk (Do not hide or react poorly to bad news) dan fokus pada penyelesaian penyebab masalah, dan bukan pada masalahnya (Fix causes, not problems).
Dalam seminar dengan tema Kepemipinan Otentik: Memimpin Tim dan Menguasai 6 Gaya Kepemimpinan, Ketua Harian LC Indonesia Selfy Antasia tampil membawakan materi tentang Membangun Tim Pendukung (Building Your Support Team).
Sedangkan untuk paparan singkat perkembangan terbaru di Pulau Nias, disampaikan oleh Etis Nehe. Paparan singkat terutama terkait kepastian pelaksanaan Pilkada di seluruh daerah di Pulau Nias pada Desember 2015.
Dalam paparannya, Etis menekankan perlunya kesadaran semua lapisan masyarakat untuk terlibat memastikan calon-calon kepala daerah yang akan menjabat lima tahun mendatang adalah orang-orang yang tepat dan layak menjadi pemimpin. (ns1)
Previous Story