Anak Terlantar di Nias Selatan Diselamatkan PKPA Nias di Panti Karya Faomasi
NIASATU, GUNUNGSITOLI – Serlin Ndruru (5 tahun) yang ditelantarkan oleh keluarganya diselamatkan oleh Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Nias dengan membawanya untuk dirawat dan tinggal di Panti Karya Faomasi di Gunungsitoli pada Rabu (5/5/2015).
Seperti dikutip dari rilis PKPA yang diterima Nias Satu (10/5/2015) , sebelumnya, dua adik kandung Serlin telah diselamatkan juga sejak dua tahun lalu dan sampai saat ini tinggal dan dirawat di Panti Karya Faomasi yang dipimpin oleh Suster Klara Duha. Kedua adiknya bernama Berkat Rahmat Ndruru (2 tahun) dan Putri Ndruru (3 tahun).
Kisah pilu ketiga anak tersebut pertama kali diketahui pada Oktober 2013. Informasi dari masyarakat menyebutkan bahwa di Desa Sawö, Kecamatan Gunungsitoli ada tiga anak yang berasal dari Desa Barawanu, Kecamatan Somambawa, Kabupaten Nias Selatan, Ketiga anak itu terlantar karena di tinggal pergi sang ayah setelah ibu mereka meninggal, dan salah satu diantara ketiga anak itu mengalami gizi buruk.
Merespons laporan itu, PKPA menjemput dan memfasilitasi ketiga anak itu untuk tinggal di Panti Asuhan Karya Faomasi. Namun, saat itu, hanya dua yang berhasil dibawa karena Serlin tidak di izinkan dibawa oleh neneknya Rosalina Gea untuk di asuh di panti asuhan dengan alasan masih sanggup merawat dan berjanji tidak akan menelantarkannya.
Namun, kata Berkati, setahun berlalu, ketika tim PKPA mencari tahu kondisi Serlin, ternyata mereka sudah tidak berada di rumah yang mereka tempati di Desa Sawö. Dari informasi tetangga, mereka sudah diusir karena rumah neneknya disita oleh salah satu bank. Masih dari informasi tetangga, diduga Serlin sempat juga ditelantarkan oleh si nenek. Mereka terakhir melihat Serlin pada Agustus 2014. Serlin juga diketahui sempat memulung dan berpindah-pindah tempat dititipkan oleh neneknya dan juga sempat mengalami sakit.
Setelah sebulan mencari, PKPA akhirnya mengetahui keberadaan Serlin dan neneknya. Ternyata setelah mereka diusir dari rumah, neneknya kembali ke Desa Fanedane, Kecamatan Somambawa, Nias Selatan. Namun Serlin Ndruru sudah tidak bersama dengan si nenek lagi. Sebab, sesuai pengakuan neneknya, Serlin telah diserahkan ke kampung asal ayahnya di Desa Waramanu, Kecamatan Somambawa Kab. Nias Selatan. Sang nenek mengatakan, Serlin tinggal dengan saudara ayahnya karena merasa tidak lagi sanggup merawatnya. Dia juga mengaku mendengar kalau Serlin sakit, susah mengeluarkan air kecil dan ada nanah saat buang air kecil.
Akhirnya, Koordinator Advokasi PKPA Kacab. Nias Chairidani Purnamawati menemui Serlin di Desa Baramanu. Setelah berembuk dengan keluarganya, Serlin diperbolehkan dibawa oleh PKPA dan kemudian diserahkan di Panti Asuhan Karya Faomasi tempat kedua adik-adiknya diasuh.
“Kasihan sekali anak ini, waktu didapatkan tahun 2013, kondisi Serlin masih sehat, sekarang sepertinya dia mengalami penyakit yang cukup parah. Mukanya pucat dan merasakan sakit yang luar biasa ketika buang air kecil,” tutur Chairidani.
Pertemuan Haru
Saat dipertemukan dengan kedua adiknya, Serlin yang sempat merawat kedua adiknya karena ditinggal ayahnya usai ibunya meninggal tampak tidak percaya bahwa itu kedua adiknya. Setelah diperlihatkan foto-foto waktu kedua adiknya diserah terimakan di Panti Asuhan Karya Faomasi, Serlin kemudian percaya dan memeluk kedua adiknya.
Serlin melihat adiknya Rahmat Ndruru yang dulu kurus kini sudah sehat bahkan fisik mereka juga berbeda jauh ketika mereka masih bersama-sama melawan rasa lapar dan dinginnya kamar tanpa pintu dan jendela yang hanya di alasi tikar yang kumuh. (ns1)