PELESTARIAN CAGAR BUDAYA
Yori Antar: Bagian Rumah Adat yang Dibongkar Jangan Sampai Dijual
NIASSATU, JAKARTA – Arsitek kenamaan Indonesia yang juga bagian tim ahli pelestarian cagar budaya di Kemendikbud Yori Antar turut prihatin dengan pembongkaran rumah-rumah adat di Hiliamaetaniha tersebut.
Dia mewanti-wanti agar bagian-bagian rumah adat yang terlanjur dibongkar tersebut agar tetap dijaga. Sebab, menurut dia rumah itu perlu didirikan kembali.
“Jangan sampai diperjualbelikan,” kata dia kepada Nias Satu, Selasa (12/12/2017).
Dia belum bisa menjelaskan lebih jauh hal-hal teknis yang perlu dilakukan. Dia mengaku, telah mendapat kabar bahwa akan ada pertemuan di kantor Kementerian Pariwisata yang melibatkan tim ahli Kemendikbud termasuk dirinya untuk membahas masalah pembongkaran rumah-rumah adat tersebut.
“Kita mau bahas ini (pembongkaran rumah adat, red) lusa (Kamis, 14/12/2017, red),” jelas dia.
Dia mengatakan, pihaknya juga akan membahas langkah-langkah antisipasi agar hal serupa tidak menimpa kampung atau perumahan tradisional Nias lainnya.
Meski begitu, menurut dia, hal lain yang paling mendesak dilakukan adalah memastikan agar lahan pertapakan rumah-rumah adat tersebut aman. Sebab, kata dia, rumah-rumah yang sudah dibongkar tersebut harus didirikan kembali.
“Harusnya tanah diamankan dulu. Terus rumah dibangun lagi,” jelas dia.
Yori sendiri sudah terlibat dalam pembangunan kembali dan pendokumentasian pembangunan kembali rumah-rumah tradisional di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Pulau Nias.
Seperti diberitakan sebelumnya, 7 rumah adat Nias Selatan berusia ratusan tahun di Desa Hiliamaetaniha, Kecamatan Luahagundre terpaksa dibongkar karena posisinya miring akibat ambasnya lahan pertapakan karena longsor setelah hujan selama dua bulan terakhir. (Baca: 7 Rumah Adat Berusia Ratusan Tahun di Nias Selatan Dibongkar) (ns1)