“OSEDA” Himpun Warga Desa Bawomataluo Se-Jabodetabek Rayakan Natal Bersama
NIASSATU, JAKARTA – Komunitas warga Desa Bawömataluo di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) menggelar kebaktian dan perayaan Natal bersama di Club House Palem Semi Karawaci, Tangerang, Banten pada Minggu, 28 Januari 2018.
Acara yang digelar mulai pukul 17.00 WIB tersebut dihadiri sekitar 300 orang, baik warga Desa Bawömataluo maupun para undangan lainnya dan keluarga mereka.
Seluruh rangkaian kebaktian diawali dengan atraksi tari perang (fatele) oleh tim Sanggar Fetua yang dipimpin oleh Ibu Rosalia, istri dari tokoh dan budayawan Desa Bawömataluo almarhum Waspada Wau yang juga pendiri sanggar tersebut.
Dalam perayaan Natal tersebut, hadir sejumlah tokoh Desa Bawömataluo, di antaranya: Hakim Agung Kol (Chk) Hidayat Manaö, Hakim PT TUN Disiplin Manaö, pengusaha Folo Nehe, mantan Sekda Nias Selatan Henkie Yusuf Wau, pengusaha Anötöna Zagötö, dan Letkol Yustitus Zagötö. Juga dihadiri oleh paduan suara dari Ikamhil yang berasal dari Kepulauan Batu, Nias Selatan.
Guru Injil (GI) Aksi Bali, hamba Tuhan asal Desa Bawömataluo yang melayani di Gereja Kristus Yesus (GKY) jemaat Cimone, Tangerang membawakan khotbah pada acara itu dengan tema “Sehati sepikir di dalam Tuhan (Filipi 2:1-11).
Perayaan Natal seperti itu, seperti dikatakan oleh GI Aksi Bali memberi kesan tersendiri karena seperti berada di kampung halaman, khususnya bagi warga Desa Bawömataluo yang sudah lama tidak merayakan Natal di kampung halaman.
“Sehati sepikir dimulai dari perbedaan, begitu pula perbedaan dalam kehidupan kita. Kasih Kristuslah yang membuat kita sehati sepikir dalam perbedaan. Marilah kita menciptakan kesehatian, kesepikiran dalam kehidupan sehari-hari kita dalam Kristus,” ujar dia.
Serasa di Kampung Halaman
Sesi perayaan Natal dimeriahkan oleh paduan suara dari panitia dan pengurus Oseda, vokal grup dari warga Desa Bawömataluo di wilayah Cikarang, Jawa Barat, Fatele dan Tari Söu Bagoa dari Sanggar Fetua, pembacaan puisi oleh Mahesa Orlando Mendrofa, Lagu Holy Night pada saat penyalaan lilin oleh Evlin Diputri Manaö, kesaksian pujian dari Wastu Nehe dan Frans Lature.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia perayaan Natal Oseda, Pdt. Apriaman Wau bersyukur atas penyertaan Tuhan dalam persiapan perayaan tersebut. “Mari tingkatkan kualitas iman sebagai wujud syukur kita kepada Kristus, serta mari bangun persaudaraan antar sesama warga Bawömataluo se-Jabodetabek,” kata dia.
Disiplin yang mewakili masyarakat desa (fabanuasa) mengaku sangat mengapresiasi perayaan Natal tersebut yang dilakukan dengan nuansa fabanuasa.
“Terima kasih kepada Oseda bisa mengkoordinir hal ini. Saya berikan dua jempol untuk Oseda, karena mengordinir orang sebanyak ini sangat susah. Dan Oseda membuktikan dan bisa melakukannya (mengumpulkan warga Desa Bawömataluo). Oseda adalah simbol kerendahan hati,” kata dia.
Sementara itu, Henkie Yusuf yang mewakili pembina Oseda, selain mengapresiasi Oseda atas kegiatan tersebut, juga mengharapkan melalui Oseda ada sebuah yayasan yang bisa mengkoordinir pembangunan perekonomian masyarakat di Desa Bawömataluo.
Sedangkan, Hakim Agung Hidayat yang mewakili unsur pemerintah, menekankan dan mengingatkan warga Desa Bawömataluo tentang marwah desa itu seperti tergambar dalam ungkapan “Bawömataluo adalah banua sebua (desa/komunitas yang besar)”. Karena itu, dia mengharapkan ke depan, dari desa itu akan lahir para pemimpin-pemimpin baru, baik di desa Cagar Budaya Nasional (CBN) tersebut maupun bagi Nias Selatan.
Seluruh rangkaian acara diakhiri dengan Tari Maena dan pembanguan doorprize oleh panitia. (KN)