Orahu, musyawarah a la Nias

Orahu_di_Desa_HilifalagöOrahu adalah tradisi musyawarah yang dikenal dalam tata kehidupan bermasyarakat Nias Selatan terutama di daerah Maniamölö, Onolalu, To’ene dan Mazinö. Orahu dilaksanakan dalam setiap kegiatan-kegiatan penting di masyarakat misalnya membicarakan masalah yang berkaitan dengan kampung, acara kematian, pernikahan, pesta Fa’ulu & Mambu Ana’a dan lain-lain. Orahu dalam lingkup besar disebut Orahua Mbanua, dan biasanya dilaksanakan di Ewali Sawolo atau Ewali Orahua (Halaman didepan rumah Bangsawan yang paling berpengaruh atau Balö Ji’ulu). Orahua Mbanua diikuti oleh para Si’ulu (bangsawan), Si’ila (tokoh adat) dan Ono Mbanua (seluruh masyarakat). Pada forum terbuka inilah semua masalah kampung dibahas dan diputuskan bagaimana cara penanganan.

Pada jaman dahulu, Orahu juga digunakan sebagai persidangan dan untuk penentuan hukuman bagi para pelanggar adat-istiadat kampung. Orahu ini biasanya dilakukan di Bale. Pada lingkup lebih kecil, Orahu juga bisa dilaksanakan didalam rumah.
Daftar isi

Tata Cara

Orahu dimulai dengan memanggil para Si’ulu, Si’ila dan masyarakat kampung untuk berkumpul. Kemudian Balö Ji’ila membuka musyawarah tersebut dengan membeberkan pokok-pokok permasalahan yang akan di bahas. Setelah itu masing-masing orang mengungkapkan pendapatnya akan masalah tersebut. Walaupun setiap orang memiliki kesempatan untuk berbicara, namun biasanya mereka yang dituakan dan sudah berpengalamanlah yang melakukannya.

Orang yang berbicara dalam Orahu, disebut Sorahu. Untuk berbicara dalam Orahu, diperlukan kemampuan seni berpidato (oratory) yang baik. Karena dalam penyampaiannya banyak menggunakan perumpamaan-perumpamaan kuno juga permainan intonasi kalimat. Saat berbicara didalam Orahu, seseorang akan mengarahkan ucapannya kepada satu orang yang disebut Sanema Li Orahua atau Sanema Orahua. Sanema Li Orahua ini akan menjawab setiap ucapan, dengan teriakan panjang ‘Eeeee’,’Ya’iya’,’Ya’iya Hö’ atau Ya’iya Wa Hö’. Untuk mengakhiri pembicaraannya Sorahu biasanya mengucapkan ‘Li gu hö!’ yang bisa diartikan: Sampai disitu dulu pembicaraan saya.

Orahu diakhiri dengan ringkasan hasil musyawarah yang dituturkan oleh Balö Ji’ila. Ia kemudian melakukan Hugö (teriakan yang mengakhiri orahu) yang dijawab oleh seluruh masyarakat dengan teriakan ’Huuuu, Yaiya, Heeeeee’ yang menandakan persetujuan seluruh peserta.

Sumber: Ononiha.org

Leave a Reply

*

Translate »