Tak Sesuai Harapan, Sejumlah Pengunjung Peluncuran “Pesona Pulau Impian” Kecewa
NIASSATU, JAKARTA – Peluncuran tagline pariwisata Nias “Pesona Pulau Impian” pada Kamis (2/6/2016) malam oleh sejumlah peserta, terutama yang datang langsung dari Pulau Nias dinilai mengecewakan. Pasalnya, acara tersebut tak seperti yang mereka bayangkan sebelumnya.
“Ini acara sama saja kita menonton diri sendiri. Kita pertunjukkan untuk kita sendiri. Kita-kita juga yang menyaksikannya. Kita kira sebelumnya akan ada sesuatu yang berbeda dari apa yang selama ini sudah biasa kita saksikan atau kita gelar,” ujar salah satu pejabat dari Nias Selatan yang tidak mau disebut namanya mengungkapkan kekecewaannya kepada Nias Satu, usai peluncuran tagline tersebut di Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Menurut dia, mestinya acara ini, dihadiri oleh orang-orang yang menjadi target promosi sebagaimana substansi acara yang dia perkirakan membutuhkan banyak biaya tersebut.
“Ini mana perwakilan negara-negara yang kita mau sasar wisatawannya untuk berkunjung ke Nias. Acara seperti ini sangat strategis bila, misalnya, undang Duta Besar atau perwakilan duta besar negara-negara yang potensial untuk kita gaet wisawatannya. Ini, cuma Dubes Seychelles. Padahal para Dubes itu sangat strategis bila mereka menyaksikan langsung. Kalau perlu Dubesnya kita tandu, kita jadikan bagian (terlibat) dari atraksi agar memberikan kesan mendalam. Coba perhatikan, semua yang hadir ini hampir semuanya orang Nias. Kita seperti sedang melihat diri di cermin,” tambah dia.
Pengunjung lainnya, salah satu pelaku di sektor pariwisata, yang juga jauh-jauh datang dari Pulau Nias mengungkapkan kekesalannya. Dia mengaku membayar mahal untuk biaya transportasi dari Nias ke Jakarta guna mengikuti acara ini karena berpikir akan ada sesuatu yang luar biasa.
“Tetapi ternyata cuma seperti ini. Kita pikir ada yang luar biasa. Cari capek saja. Yang begini ini kita sudah bosan karena sudah sering kita saksikan atau gelar baik di Nias maupun di luar Nias. Apalagi yang hadir juga hampir semua orang Nias. Ini sama saja acara dari kita untuk kita,” ungkap dia.
Sorotan lainnya di acara itu adalah kegiatan pameran yang dijadwalkan selama dua hari (sampai hari ini, red). Ruang pameran tersebut dinilai tidak representatif karena selain luasnya terbatas, juga tidak berada di titik strategis. Di ruang pameran tersebut, lima daerah memiliki booth (ruang pamer) sendiri dengan luas sekitar 2 x 2 meter ditambah booth khusus Himni, dan juga sajian makanan Nias.
Juga dinilai tidak ada yang luar biasa dari setiap booth pameran ini karena selain variasi produknya tidak banyak juga setiap booth memamerkan dan menjual beberapa produk yang hampir sama. Di antaranya, bola nafo, baju adat, miniatur rumah adat Nias bagian selatan dan utara hingga batu akik. Pengunjungnya juga rata-rata warga Nias di Jabodetabek atau yang mengikuti acara peluncuran tagline tersebut.
Tanggapan HIMNI
Namun, tak sedikit juga pengunjung yang sangat mengapresiasi acara tersebut. Mereka tampak menikmati rangkaian acara tersebut. Baik dengan tepuk tangan, ekspresi dukungan dan seruan yel-yel yang memenuhi ruangan tersebut selama acara berlangsung.
Kepada Nias Satu, usai acara tersebut, Ketua Umum Himni Marinus Gea merespons berbagai kekecewaan tersebut.
“Pendapat itu tidak boleh kita katakan bahwa itu pendapat jelek, karena setiap orang berhak untuk berpendapat. Bahwa mereka berpendapat berbeda dengan kita, itu hal lain. Tetapi apa yang kita lakukan sekarang adalah bahwa kita mempertontonkan bahwa, “Ini lho kami orang Nias”. Kepada siapa? Makanya, kalau tadi ikuti acaranya, ada 61 media yang meliput acara ini. Yang dimotori oleh Kemenpar. Itu yang digunakan Kemenpar untuk mempromosikan kita. Kemanpar tidak ujug-ujug datang ke Nias, “Mana acaramu, saya mau liput”. Jadi, ini tahap-tahapan yang kita lakukan,” jelas anggota Komisi I DPR RI itu.
Marinus menambahkan, di acara itu juga hadir beberapa perwakilan kalangan industri pariwisata yang diundang langsung oleh Kemenpar.
“Tadi juga ada beberapa industri yang sudah diundang oleh Kemenpar. Dan apa yang kita lakukan ini sebenarnya adalah set up dari Kemenpar untuk mengambil momen, bagaimana mereka bisa mempromosikan Nias untuk memrioritaskan pembangunan pariwisata Nias,” ujar dia. (ns4/ns1)
Yang kecewa kemungkinan tidak diajak berkontribusi padahal bisa saja mereka punya ide – ide yg cemerlang, hehehe… ONONIHA ???
Kalau pertunjukannya masih di wilayah RI pasti yang datang lebih banyak orang Nias. Orang luar Nias yang datang rata-rata tidak sampai 10% dari total hadir.
Belum lama ada pagelaran budaya Nias di UNPAR Bandung, yang datang kebanyakan juga adalah orang Nias. Saya sendiri sengaja tidak datang karena sebenarnya sasaran pagelaran itu untuk orang luar Nias supaya mudaha-mudahan mereka ada minat datang melihat Nias secara dekat. Saya kira masih lebih efektif promosi wisata Nias via media televisi.
Selamat dan sukses launching NPI khusus kpd Panitia yg sdh berupaya dan kerja keras sehingga acaranya bisa terlaksana walaupun acaranya tdk sesuai yg di harapkan.
Harapan kami dari masyarakat kecil (Arus bawah) supaya acara ini bisa bersinambungan di masa yg akan datang. Yaahowu
Kita harusnya cukup bangga dan berterimakasih kepada pihak penyelenggara acara ini, masalah kecewa ataupun puas atau tidaknya itu anda yang menilai. Sebaiknya berkacalah pada hari hari yang telah di lalui apakah ada yang pernah melakukanya? Ini adalah sebagai langkah awalnya dan akan seterusnya akan di kembangkan oleh daerah masing2, dan memang seperti inilah caranya untuk mempromosikanya untuk mencari dukungan dari pihak terkait( kemenpar).
Kalau acaranya hanya seperti itu saja, saya rasa mending kita undang saja para team peliput khusus siaran di TV.
Kita undang METRO TV, TV ONE, TRANS TV, TRANS7 dan lainnya.
Itu malah lebih efisien ketimbang kita membuang anggaran yg nilainya cukup besar, namun tidak sesuai dgn yg diharapkan.
Sayang banget, kita masih belum bisa terobos siaran (LIVE).
Sayabkira sebelumnya akan ada LIVE…….
Kalau para peliput livenya tidak ada, Apa bedanya kita ngapload di FACEBOOK, MEDIA ONLINE, IG, LINE, TWITTER, dll ketika ada acara didaerah kita masing2…….?!
Tapi, yaaaahhhhhh….. mudah2an saja kedepan lebih spektakuler lagi. Demi tercapainya harapan kita masyarakat Kepulauan Nias yg sudah lama dinanti.
Mohon maaf jika pernyataan saya ini tidak sesuai dgn selera para pelakunya….
kekecewaan yang di atas juga saya rasakan karena “ekspetasi” saya terlalu tinggi mendengar NIAS mampu melakukan pameran yg cukup besar dan dalam Tingkat Nasional.Namun hal itu menjadi hilang ketika saya melihat kenyataannya pada hari kamis, dimana pameran yang saya lihat sangatlah biasa dan lokasi pamerannya terlalu sempit. dimana setiap stand hanya memperkenalkan sedikit dari hasil kekayaan nias. dan jujur saya sangat kecewa dengan beberapa penjaga Stand karena mereka tidak bisa mempresentasikan apa yang mereka pamerkan dan apa saja kekeyaan yg di miliki tiap daerahnya kepada para penggunjung.
saya juga sangat kecewa dengan waktu yang tidak sesuai dengan penggumuman yang di berikan.
saya juga melihat acara ini seperti acara reuniaan keluarga,karena para pengunjung hanya warga nias saja/
saya berharap ke depan NIAS bisa memberikan yang terbaik
kekecewaan yang di atas juga saya rasakan karena “ekspetasi” saya terlalu tinggi mendengar NIAS mampu melakukan pameran yg cukup besar dan dalam Tingkat Nasional.Namun hal itu menjadi hilang ketika saya melihat kenyataannya pada hari kamis, dimana pameran yang saya lihat sangatlah biasa dan lokasi pamerannya terlalu sempit. dimana setiap stand hanya memperkenalkan sedikit dari hasil kekayaan nias. dan jujur saya sangat kecewa dengan beberapa penjaga Stand karena mereka tidak bisa mempresentasikan apa yang mereka pamerkan dan apa saja kekeyaan yg di miliki tiap daerahnya kepada para penggunjung.
saya juga sangat kecewa dengan waktu yang tidak sesuai dengan penggumuman yang di berikan.
saya juga melihat acara ini seperti acara reuniaan keluarga,karena para pengunjung hanya warga nias saja/
saya berharap ke depan NIAS bisa memberikan yang terbaik.
Saya tidak heran bila sasaran kegiatan tersebut tdk tercapai… sebagai perumpamaan, bila kita ingin hasil pertanian yg baik maka yg perlu dibina adalah petaninya… begitu pula pariwisata, bila kita ingin pariwisata maju maka rangkullah pelaku pariwisatanya…. koq pelaku tdk kelihatan ??? Mana seller dan buyer utk pameran… adakah dampaknya acara tersebut… atau hanya ajang reunian dan heboh hebohan saja.
Sangat disayangkan acara tersebut tidak mengundang asosiasi pariwisata nasional, konsulat negara tetangga dan pelaku pariwisata… bayangkan keberhasilannya bila mereka datang…. Yaahowu
Peribahasa Nias mengatakan:
1. Andrö so Gehomo andrö sondiwa fauma tundrehera nawöra.
2. Böi Hulö lahuhumao sefo nasi atabö mbu anao nösi
SELAMAT DAN YAAHOWU !!!!!
Ironisnya adalah kita sendiri yang merasa menyesal dan kecewa untuk menghadiri acara kita sendiri. Bagaimana pengunjung dari daerah lain bisa mengapresiasi dan membanggakan budaya yang kita promosikan jika kita sendiri memperhitungkan keringat sendiri demi berpartisipasi dalam pameran budaya yang kita miliki. Sebagai saran untuk meningkatkan jumlah partisipan/pengunjung local dan non lokal pada pameran seperti ini adalah memperluas promosi pre-exhibition melalui berbagai media. Saohagolo.
dengan kejjadian seperi ini kita harus lebih termotivasi untuk menyebarluaskan keindahan yang ada diindonesia, nias (khususnya) dan juga keindahan diseluruh indonesia. bukan malah menyudutkan pihak” tertentu.
indonesia punya sejuta pesona yang mesti terus dikembangkan..
🙂
Saya bangga sebagai orang NIAS. YAAHOWU
Saya rindu pulang ke nias
Appreasi buat HIMNI yang telah memfasilitasi satu gebrakan nasional di kemenpar launcing promosi pariwisata Nias dengan tagline “Nias Pulau Impian”. Kepedulian dan usaha kerja keras HIMNI patut kita appresiasi, terlepas masih ada kendala dari sisi sasaran yang dibidik. Namun ini adalah momentum dalam mengawali langkah pengembangan pariwisata Nias kedepan. yang sangat penting menurut saya sebelum kita mengemas produk pariwisata kita ke pasar, baiknya dibuat satu badan otoritas pariwisata, sekretariat bersama untuk menyatukan visi antar pemda (1 Kota dan 4 Kabupaten)sebagai implementasi lapangan mulai konsep pengembangan, edukasi, serta promosi. darimana anggarannya? dari masing-masing pemda dan Pemerintah Pusat yang dialokasikan ke Badan tersebut. Badan ini mempertanggung jawabkan seluruh kegiatannya terhadap stake holdernya. Sebagai tindak lanjut, HIMNI bisa saja memfasilitasi badan ini terbentuk. Demikian masukan saya, mohon maaf jika sarannya tidak berkenan. Ini hanya masukan saja. Terima kasih.