JK: Solidaritas Jadikan Nias Kembali Normal Usai Bencana

Wapres Jusuf Kalla saat menyampaikan sambutan pada pembukaan SR PGI XVI di Nias | Media Center SR PGI XVI

Wapres Jusuf Kalla saat menyampaikan sambutan pada pembukaan SR PGI XVI di Nias | Media Center SR PGI XVI

NIASSATU, GUNUNG SITOLI – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengapresiasi tindakan solidaritas yang telah berhasil membawa Nias dan Aceh keluar dari deraan akibat gempa dan tsunami beberapa tahun lalu.

“Aceh dan Nias yang lepas dari bencana membuktikan bahwa solidaritas, saling menolong menjadikan semuanya kembali normal. Waktu itu 50 negara ikut membantu Nias kembali normal.  Bencana terbesar dalam sejarah Indonesia pun bisa dilalui,” ujar JK dalam sambutannya saat membuka secara resmi Sidang Raya Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Desa Siwalubanua,  Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli, Nias, Provinsi Sumatera Utara. Selasa (11/11/2014).

Bersama JK, turut hadir Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoli, Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, Ketua Umum APINDO Sofjan Wanandi, para anggota DPR dan DPD RI daerah pemilihan Sumatera Utara, para Bupati dan Walikota Se-Sumatera Utara.

JK juga mengapresiasi kerukunan antar umat beragama yang terjalin di Pulau Nias. Menurut JK, hal itu menunjukkan bahwa peran Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) tidak hanya berdampak pada internal, tetapi juga pada kemajuan antar umat beragama.

Menurut JK, seperti dikutip dari rilis yang dikirimkan Media Center SR PGI ke-16, semangat keikhlasan dan solidaritas. Kebhinekaan merupakan kekuatan banga Indonesia.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho yang mendampingi JK menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat atas perhatiannya pada Sumatera Utara. Menurut dia, hal itu ditandai dengan kehadiran Presiden dan Wakil Presiden dalam bulan pertama sejak dilantik di wilayah Sumatera Utara, yakni di Sinabung dan di Nias.

Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara SR PGI ke-16 Martinus Lase melaporkan, SR perdana di Pulau Nias tersebut dihadiri oleh sekitar 2000 orang peserta perwakilan dari seluruh gereja di Indonesia. Walikota Gunungsitoli tersebut menjelaskan, sebelum kegiatan inti SR, telah diadakan pertemuan pemuda gereja, dilanjutkan dengan pertemuan perempuan gereja pada 5-8 November 2014.

Pada kesempatan itu, Martinus juga meminta dukungan pemerintah pusat agar memberikan dukungan bagi pembangunan infrastruktur bandara, listrik dan jalan raya di Nias.

Bahkan, Martinus juga memanfaatkan kesempatan itu untuk meminta dukungan untuk pembentukan provinsi Kepulauan Nias, yang diharapkan dapat mengakselerasi pembangunan dan menciptakan kesejahteraan masyarakat Nias.

Wapres JK saat memasuki area pembukaan SR PGI XVI di Nias | Media Center SR PGI XVI

Wapres JK saat memasuki area pembukaan SR PGI XVI di Nias | Media Center SR PGI XVI

JK Puji PGI

JK juga menyampaikan apresiasinya atas berbagai upaya PGI yang telah ikut membantu pemerintah mensejahterakan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan.

“Kami tentu mengapresiasi bahwa PGI dan gereja-gereja bukan hanya mengurus peribadatan tetapi tentu telah banyak upaya-upaya sosial, pendidikan, ekonomi, kesehatan dan sebagainya,” ujar Wapres.

JK juga memuji PGI yang dinilainya telah menjadi contoh dalam menjalankan bagaimana hidup sederhana sebagaimana saat ini sedang digalakkan pemerintahan yang dipimpinnya bersama Presiden Jokowi.

 “Sebelum pemerintah meminta pertemuan-pertemuan jangan di hotel-hotel mewah, PGI telah melaksanakan dari desa ke desa. Dan melaksanakannya di Gunungsitoli ini merupakan lambang kesederhanaan, lambang kedekatan dengan rakyat,” ujar dia disambut tepuk tangan peserta pembukaan SR itu.

Pada kesempatan itu, JK kembali mengajak semua pihak untuk bersama-sama memerangi kemiskinan, ketidakadilan dan radikalisme yang telah menjadi bahaya laten bagi Indonesia.

“Kita sudah memiliki tekad besama untuk memerangi radikalisme agar tak tumbuh dan terus berkembang,” jelas JK.

JK menjelaskan, kemiskinan dan ketidakadilan telah menjadi sumber dan akar terciptanya radikalisme. Karena itu, menjadi tugas bersama termasuk agama untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera agar radikalisme dapat ditumpas.

Kemudian, kata dia, pendidikan dan kesehatan juga merupakan dua komponen penting untuk mewujudkan kesejahteraan sehingga ketidakadilan dan kemiskinan bisa dikurangi.

“Oleh sebab itu peluncuran kartu kesehatan dan kartu pendidikan merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi kemiskinan serta ketidakadilan,” kata dia. (ns1)

 

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »