Gunakan Kapal Pesiar, 96 Wisatawan Asing Kunjungi Desa Bawömataluo

96 turis menikmati sajian atraksi budaya di Desa Bawomataluo, Senin, 17 Oktober 2016 | Nitra Wau/FB

96 turis menikmati sajian atraksi budaya di Desa Bawomataluo, Senin, 17 Oktober 2016 | Nitra Wau/FB

NIASSATU, NIAS SELATAN – Sebanyak 96 wisatawan asing mengunjungi Desa Bawömataluo hari ini, Senin (17/10/2017). Mereka menumpang kapal pesiar MS Caledonian Sky yang labuh jangkar di tengah laut di Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan.

Dari kapal, rombongan yang didominasi turis dari Inggris tersebut kemudian diangkut menggunakan perahu karet ke Pelabuhan Lama, Teluk Dalam. Selanjutnya, di Pelabuhan Lama mereka disambut oleh Bupati Nias Selatan Hilarius Duha bersama para pejabat Pemda Nias Selatan.

Usai penyambutan, rombongan wisatawan tersebut menggunakan angkutan umum jenis L300 menuju Desa Bawömataluo.

Di Desa calon warisan dunia tersebut, para turis itu disambut dengan serangkaian pagelaran budaya lengkap sebagaimana biasanya disajikan kepada para wisatawan dan tamu kehormatan. Mulai dari atraksi penyambutan, tari perang, fogaele, hingga acara pamungkas, lompat batu.

Warga Desa Bawömataluo juga tampak antusias dengan kehadiran para turis itu. Karena meski tidak sebanyak rombongan turis yang biasa datang dahulu, kedatangan turis kali ini tergolong banyak. 

“Kita sangat bersyukur dengan kedatangan turis-turis pada hari ini. Mereka bukan turis biasa. Mereka menggunakan kapal pesiar dengan tujuan khusus ke desa Bawömataluo. Ini mengingatkan kita pada masa dimana rombongan turis dengan jumlah ratusan hingga ribuan datang ke desa ini sekitar bertahun-tahun lalu. Kita berharap ini terus berlanjut karena kedatangan rombongan turis ini tentu saja akan menjadi referensi bagi para wisatawan mancanegara lainnya maupun domestik,” jelas Pjs. Kepala Desa Bawömataluo Dasa Manaö kepada Nias Satu.

Dia menjelaskan, warga Desa Bawömataluo juga telah mempersiapkan penyambutan. Persiapan menyambut kedatangan para turis tersebut, kata dia, bahkan dibahas dalam rapat khusus desa, orahua sehari sebelumnya.

“Warga desa juga sangat antusias dengan kedatangan turis dalam jumlah banyak ini. Kita pun menyatukan persepsi bagaimana menyambut mereka sebagaimana seharusnya memperlakukan tamu. Kita membicarakannya dalam rapat desa (orahu). Saya sangat berterima kasih atas partisipasi dan kerja sama yang baik dari warga desa. Ini akan kita teruskan,” jelas adik kandung budayawan Nias, alm. Hikayat Manaö itu.

Setelah puas menikmati kekayaan budaya dan keindahan Desa Bawömataluo, para turis itu kembali ke kapal untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan mereka.

Sementara itu, Bupati Hilarius mengungkapkan apresiasinya atas kedatangan para turis tersebut. Seperti dikutip dari laman FB resminya, Bupati Hilarius meminta masyarakat memperlakukan para turis itu sebagaimana selayaknya tamu.

“Puji Tuhan. Senang sekali, Senin (17/10) pagi ini Nias Selatan kedatangan wisatawan mancanegara lewat kapal pesiar MS Caledonian Sky, yang berlabuh di Pelabuhan Telukdalam. Mereka, sebanyak 96 wisman, baru saja kita sambut. Mari memperlakukan tamu kita sebaik-baiknya. Tunjukkan bahwa Nias Selatan adalah tempat yang indah dan kaya akan kebudayaan. Kearifan lokal yang kita punya biar mereka bisa nikmati dengan nyaman,” kata dia.

Bupati Hilarius Duha sedang menyambut perwakilan 96 turis yang menumpang MS Caledonian Sky di Pelabuhan Lama, Teluk Dalam, Nias Selatan. Selanjutnya, para turis itu menuju Desa Bawomataluo | Page FB Dr. Hilarius Duha, SH., MH.

Bupati Hilarius Duha sedang menyambut perwakilan 96 turis yang menumpang MS Caledonian Sky di Pelabuhan Lama, Teluk Dalam, Nias Selatan. Selanjutnya, para turis itu menuju Desa Bawomataluo | Page FB Dr. Hilarius Duha, SH., MH.

Ribuan Turis

Untuk diketahui, kedatangan turis dalam jumlah banyak ke Desa Bawömataluo, sebenarnya bukanlah hal baru. Jauh sebelum krisis ekonomi pada 1998 lalu, – dan ketika Pulau Nias masih satu kabupaten saja, yakni Kabupaten Nias – kedatangan turis massal menggunakan kapal pesiar ke desa yang telah disetujui menjadi cagar budaya nasional tersebut merupakan pemandangan biasa.

kedatangan rombongan turis menggunakan kapal pesiar kala itu rata-rata dua kali dalam setahun. Jumlah mereka juga jauh lebih banyak, antara 500 hingga 1.000 orang bahkan lebih.

Pada masa itu akses menuju Desa Bawömataluo bahkan jauh lebih sederhana dibandingkan pada saat ini. Saat itu, jalan raya tidak selebar saat ini dan banyak rusak. Juga tidak ada angkutan umum yang bisa digunakan kecuali truk-truk yang juga biasanya digunakan mengangkut barang dan bahan bangunan.

Pada masa itu, Desa Bawömataluo menjadi satu-satunya ‘jualan’ Pulau Nias yang sangat signifikan di susul Pantai Sorake/Lagundri. Kedatangan turis dalam jumlah yang rata-rata di bawah 100 orang juga sempat beberapa kali terjadi selama lima tahun terakhir.

Karena itu, kedatangan turis hari ini diharapkan menjadi awal bagi dikenalnya kembali Desa Bawömataluo sebagai destinasi favorit secara internasional dan masuk dalam kalender wisata internasional. (ns1)

 

 

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »