HARI LAHIR PANCASILA
Jokowi: Kodrat Bangsa Indonesia adalah keberagaman
NIASSATU, JAKARTA – Untuk pertama kalinya sejak ditetapkan menjadi hari libur nasional, hari lahir Pancasila diperingati secara resmi pada hari ini, Kamis, 1 Juni 2017. Peringatan hari lahir tersebut ditandai dengan upacara yang dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi dan dihadiri oleh para petinggi negara dari berbagai lembaga.
Upacara digelar di halaman Gedung Pancasila di kompleks perkantoran Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta Pusat.
Dalam pidatonya pada upacara tersebut, Presiden Jokowi menguraikan landasan betapa pentingnya Pancasila bagi Indonesia, termasuk rongrongnan yang sekarang sedang terjadi. Selain itu, juga menegaskan sikap yang akan diambil oleh pemerintah untuk mengatasi rongrongan tersebut. Bahkan, Jokowi juga, mengumumkan pembentukan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017.
Presiden menegaskan bahwa keberagamaan adalah kenyataan yang tak mungkin ditolak dalam hidup bersama sebagai warga bangsa ini. Karena itu, sesuai nilai-nilai Pancasila, hal itu harus dihormati dan dijaga.
“Harus diingat bahwa kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah kebhinneka tunggal ika-an kita,” tegasnya.
Seperti diketahui, penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila ditetapkan oleh Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 24 Tahun 2016 Tentang Hari Lahir Pancasila. Pengumuman penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan juga hari libur nasional tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi pada 1 Juni 2016. Namun, upacara perdana pascapenetapan tersebut baru dilakukan pada hari ini atau bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila ke-72.
Berikut isi pidato lengkap Presiden Jokowi
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua,
0m Swastiastu,
Namo buddhaya.
Hadirin yang saya hormati,
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa pada pagi hari ini kita dapat berkumpul menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila untuk yang pertama kalinya.
Upacara ini meneguhkan komitmen kita agar lebih mendalami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir. Sukarno, Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila tanggal 18 Agustus 1945. Adalah jiwa besar para founding fathers, para ulama, dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan kita.
Harus diingat bahwa kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah kebhinneka tunggal ika-an kita.
Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara kita sedang mengalami tantangan. Kebinekaan kita sedang diuji. Saat ini ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebinekaan dan keikaan kita. Saat ini ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi selain Pancasila. Masalah ini semakin mencemaskan tatkala diperparah oleh penyalahgunaan media sosial yang banyak menggaungkan hoax alias kabar bohong.
Hadirin yang saya hormati,
Kita perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme, dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, Indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil, dan makmur di tengah kemajemukan.
Oleh karena itu, saya mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta, pastor, bhiksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga Pancasila. Pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus kita lakukan. Telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila. Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan. Pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya, menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Hadirin yang saya hormati,
Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bahu-membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran, dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus kembali ke jati diri sebagai bangsa yang santun, berjiwa gotong royong dan toleran. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus menjadikan Indonesia bangsa yang adil, makmur, dan bermartabat di mata internasional.
Namun demikian, kita juga harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila. Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan yang anti-Pancasila, anti-UUD 1945, anti-NKRI, anti-Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah pasti bertindak tegas jika masih terdapat paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas sudah dilarang di bumi Indonesia.
Sekali lagi, jaga perdamaian, jaga persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu, bergotong royong demi kemajuan Indonesia.
Selamat Hari Lahir Pancasila. Kita Indonesia, Kita Pancasila. Semua Anda Indonesia, semua Anda Pancasila. Saya Indonesia, saya Pancasila.
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
0m shanti shanti shanti 0m,
Namo buddhaya.
(ns1)