MANTAN KETUA BAWASLU RI TENTANG PILKADA NIAS

Bambang: Jangan Harap Bebas Korupsi Kalau Suara Orang Nias Masih Bisa Dibeli

Mantan Ketua Bawaslu RI Bambang Eka Cahya Widodo | depoktren.com

Mantan Ketua Bawaslu RI Bambang Eka Cahya Widodo | depoktren.com

NIASSATU, JAKARTA – Harapan agar Pilkada di Pulau Nias tidak menghasilkan pemimpin yang korup tak hanya menjadi harapan masyarakat Nias. Mantan anggota dan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bambang Eka Cahya Widodo juga mengharapkan hal yang serupa melalui Pilkada serentak pada Rabu, 9 Desember 2015.

Namun, menurut Bambang, harapan itu akan tinggal harapan bila masyarakat Nias sendiri tidak berkontribusi mewujudkannya. Salah satunya, dengan cara tidak terlibat politik uang atau menjual suaranya.

“Jangan harap Nias bebas korupsi kalau suara orang Nias masih bisa dibeli,” ujar Bambang kepada Nias Satu, Sabtu (5/12/2015).

Menurut pria yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut, terselenggaranya Pilkada serentak yang jujur , adil dan berintegritas sangat penting.

Bambang mengingatkan bahwa salah satu hal penting untuk menghasilkan pemimpin yang jujur dan tidak korup adalah dengan memilih pemimpin yang benar-benar  peduli pada pembangunan Nias dan tidak berusaha memperoleh dukungan rakyat dengan cara membeli suara rakyat (vote buying ) atau yang yang dikenal dengan money politics.

“Pemimpin yang mendapatkan kedudukannya dengan membeli suara rakyat pasti akan merampok kekayaan rakyat Nias dengan korupsi,” tegas dia.

Bambang mengakui, tidak mudah mengubah kebiasaan masyarakat apalagi di tengah kesulitan ekonomi sehingga mereka mudah dirayu dengan iming-iming agar menjual suara mereka. Sebab, pada saat bersamaan, ada kebutuhan ekonomi yang mendesak dihadapi masyarakat dan di sisi lain kesejahteraan tidak mungkin diberikan dalam waktu cepat. Karena itu Bambang juga mendukung upaya edukasi publik agar tidak terjebak jual beli suara tersebut.

“Mendidik masyarakat memahami program secara realistis perlu waktu. Tidak semua yang dijanjikan para kandidat realistis. Masyarakat perlu berdaya dengan memahami kondisi obyektif mereka sendiri. Kadang perlu orang lain menunjukkan  kita tidak berdaya,” terang dia.

Cermati Penyandang Dana Calon

Bambang juga mengingatkan masyarakat untuk mencermati siapa panyandang dana para calon. Menurut dia, penyandang dana akan berperan penting pada saat si calon terpilih nanti berkuasa.

“Masyarakat juga perlu mencermati para penyandang dana para calon. Sebab mereka ini yang akan mengeruk kekayaan Nias lebih dahulu dengan ijin dan konsesi yang diberikan sebelum rakyat Nias menyadari apa yang sedang terjadi. Tidak ada diskusi pemilu yang jurdil jika kita tidak tahu siapa membiayai siapa dan berapa banyak serta dengan konsesi apa dia dibayar. Di balik vote buying (pembelian suara) selalu ada candidacy buying (pembelian kandidat). Penyandang dana ini adalah para investor yang sedang mengincar kekayaan Nias dengan membeli para pemimpinnya,” tandas dia.

Bambang sangat memberikan perhatian pada pelaksanaan Pilkada kali ini di Pulau Nias, khususnya di Nias Selatan. Pasalnya, seperti diungkapkannya, selama menjadi anggota Bawaslu pada periode 2008-2012 dan sebagai Ketua Bawaslu pada 2011-2012, pernah menangani dua kali masalah pemilihan legislatif dan sekali masalah Pilkada di Nias Selatan. Karena itu, dia berharap, hal serupa tidak lagi terulang pada pelaksanaan Pilkada tahun ini. (ns1)

 

About the Author
  1. kofu ndruru Reply

    NIAS SATU
    BERSATU,ADIL DAN MAKMUR
    Terus maju jngn munduur untuk mengsukseskan dan ttp berjuang membangun pulau Nias yg abadi dan jaya.
    Jauhilah n bebas dr:KKN.

Leave a Reply

*

Translate »