Ratusan Warga Nias di Pontianak Rayakan Natal 2015 & Tahun Baru 2016

Penyalaan lilin pada perayaan Natal 2015 & Tahun Baru IKBN Pontianak, Sabtu, 16 Januari 2016 | Ilyas Rengga Gaho

Penyalaan lilin pada perayaan Natal 2015 & Tahun Baru IKBN Pontianak, Sabtu, 16 Januari 2016 | Ilyas Rengga Gaho

NIASSATU, PONTIANAK – Berada jauh dari Kepulauan Nias tidak menyurutkan niat warga Nias di Pontianak, Kalimantan Barat untuk mengupayakan acara kebersamaan di antara mereka. Salah satunya melalui perayaan Natal bersama yang digelar oleh Ikatan Keluarga Besar Nias (IKBN) Pontianak.

Perayaan Natal dan Tahun Baru tersebut digelar di gedung Fress Resto, Kabupaten Kubu Raya pada Sabtu, 16 Januari 2016 yang dimulai pada pukul 18.00 WIB.

Perayaan Natal IKBN tahun ini mengusung tema “Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah dengan pengkhotbah Pdt. Yandoko, M. Th.

Perayaan tersebut dihadiri sekitar 250 orang warga Nias. Selain orang Nias juga dihadiri sejumlah warga bukan Nias seperti Jawa, Melayu, Batak dan Dayak yang menikah dengan warga Nias. Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Bupati Kubu Raya.

Kepada Nias Satu, Ilyas Rengga Gaho, salah satu warga Nias di Pontianak mengatakan, acara tersebut tidak mengundang seluruh warga Nias di Provinsi Kalimantan Barat.

ILya menjelaskan, acara tersebut juga dicirikan dengan aneka kegiatan yang berbau Nias. Di antaranya, maena, vocal group hingga lagu solo yang rata-rata membawakan lagu-lagu dalam bahasa daerah Nias. Tak cuma itu, dalam liturgy perayaan Natal tersebut juga kebanyakan menggunakan bahasa dan lagu Nias.

Ilyas mengatakan, perayaan Natal warga Nias di Pontianak tersebut dilakukan setiap tahun, dan biasanya di awal tahun berikutnya. Hal itu sekaligus sebagai wadah untuk bertemu sebagaimana latarbelakang terbentuknya IKBN yakni untuk mengakrabkan diri dengan sesama warga Nias di tanah rantau, khususnya di Kalimantan Barat dengan misi tolong menolong.

Aksi maena warga Nias Pontianak, Sabtu, 16 Januari 2016 | Ilyas Rengga Gaho

Aksi maena warga Nias Pontianak, Sabtu, 16 Januari 2016 | Ilyas Rengga Gaho

“Seperti ungkapan pepatah Ono Niha, aoha noro nilului wahea, aoho noro ni lului waoso, ta fadaya na awua, ta fahea na esolo,” jelas pria dari Nias Selatan tersebut.

Pada bagian akhir acara, sebagaimana kebiasaan masyarakat Nias lainnya di berbagai daerah, juga menutupnya dengan acara maena. (ns1)

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »