Menteri Yasonna: Dr. Hekinus, Putra Nias Cerdas, Jujur dan Berintegritas

Para kolega semasa menjabat Direktur Eksekutif Ernst & Young berfoto bersama istri dan ketiga anak Dr. Hekinus Manaö| Etis Nehe

Para kolega semasa menjabat Direktur Eksekutif Ernst & Young berfoto bersama istri dan ketiga anak Dr. Hekinus Manaö| Etis Nehe

NIASSATU, JAKARTA – Sosok Dr. Hekinus Manaö meninggalkan kesan mendalam dan pribadi bagi banyak orang yang pernah berinteraksi dengannya selama hidup. Sejak disemayamkan di rumah pribadi di Gading Serpong, Tangerang hingga dipindahkan ke Rumah Duka Rumah Sakit Kanker Dharmais, silih berganti pelayat blak-blakan menceritakan soal konsistensi Dr. Hekinus menjaga integritasnya.

Salah satunya disampaikan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly. Bukan semata-mata karena sama-sama putra Nias, tetapi karena kualitas personal yang dimiliki Dr. Hekinus yang diakuinya tidak kenal kompromi bila menyangkut integritas.

Menteri Yasonna menjelaskan, mulai mengenal Dr. Hekinus ketika mereka sama-sama kuliah di Amerika Serikat. Bahkan, ketika mereka mengadakan pertemuan mahasiswa-mahasiswa pascasarjana di Cleaveland, Ohio pada 1996, Menteri Yasonna dan keluarganya menginap di rumah Dr. Hekinus di sana.

“Saya mengenal beliau sewaktu kami sama-sama kuliah di Amerika Serikat. Saya bersama keluarga pernah menginap di rumah beliau sewaktu kami mengadakan pertemuan mahasiswa-mahasiswa pasca sarjana di Cleveland Ohio, tahun 1994. Terasa benar persahabatan, di samping sesama warga Indonesia, secara khusus sesama Ono niha, karena sangat sedikit sekali Ono niha yang sekolah di luar negeri pada waktu itu. Sewaktu beliau kembali, kami sering berkomunikasi,” ujar Menteri Yasonna melalui aplikasi pesan BBM kepada Nias Satu, Sabtu, 19/3/2016, tidak lama setelah Dr. Hekinus meninggal.

Menteri Yasonna mengakui punya kesan tersendiri dengan kepribadian Dr. Hekinus. Karakter dan perhatiannya bagi Pulau Nias juga sangat besar.

“Beliau adalah seorang putra Nias yang cerdas, jujur dan berintegritas. Perhatian beliau untuk daerah kita cukup besar terutama saat beliau menjadi Irjend Kemenkeu,” jelas dia.

Dia mengatakan, kendati Ono Niha sebelumnya pernah menjabat posisi Eselon I di pemerintah pusat, khususnya di Kementerian Agama, namun tingkat eselon I di Kemenkeu yang dicapai oleh Dr. Hekinus adalah jabatan yang sangat bergengsi di Tanah Air.

“Sekarang ada Prof. Dr. Suahasil Nazara di Eselon I Kementerian Keuangan juga. Sudah tentu menduduki jabatan sepenting itu adalah buah dari kerja keras, kemampuan, integritas, dan kejujuran beliau. Beliau juga dipercaya menduduki jabatan penting di Bank Dunia. Kita patut bangga atas prestasi beliau, secara khusus integritas beliau,” papar dia.

Soal integiratas Dr. Hekinus, Menteri Yasonna memberikan penekanan tersendiri. Pasalnya, Menteri Yasonna sendiri pernah merasakan bagaimana tidak kompromistisnya Dr. Hekinus ketika menjadi salah satu kandidat anggota Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dan harus menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di DPR RI.

“Mengapa saya menekankan integritas? Karena sewaktu beliau mencalonkan diri jadi anggota BPK RI, saya mencoba melobi teman-teman di DPR. Menurut beberapa teman, beliau itu ‘keras’ dan sulit diajak ‘bersinergi’. Sehingga banyak yang takut kalau beliau masuk. Tapi, menurut saya, justru itulah yang dibutuhkan,” tegas Yasonna.

Tak cuma itu, Dr. Hekinus juga menjadi teman diskusinya. Makanya dia mengakui, berpulangnya Dr. Hekinus merupakan kehilangan besar bagi dia.

“Sebagai sahabat, saya merasa kehilangan seorang teman berjuang dan berdiskusi. Beliau menjadi kebanggaan bagi Ono Niha. Rest in Peace dear friend,” ucap dia.

Pada hari yang sama Dr. Hekinus dinyatakan meninggal, Yasonna langsung datang melayat ke rumah pribadi Dr. Hekinus di Gading Serpong, Tangerang, Banten.

Dr. Yoyok Wahyu Subroto | FB

Dr. Yoyok Wahyu Subroto | FB

Prof. Dr. Yoyok Wahyu Subroto yang merupakan Ketua Tim Peneliti gabungan Jepang – UGM untuk memperjuangkan Desa Bawomataluo menjadi warisan dunia juga memiliki kesan khusus dengan Dr. Hekinus.

“Kami sempat berbincang dan berdiskusi saat kami di Nias Selatan beberapa tahun lalu. Beliau merupakan seorang yang tegas dalam menyampaikan pendapat khususnya jika dikaitkan dengan kepentingan masyarakat,” jelas peneliti dan pakar antropologi arsitektur dan dosen UGM yang mulai mengenal Nias sejak 2009 lalu itu.

Dia juga menambahkan, Dr. Hekinus adalah partner bicara yang bisa menyesuaikan diri ketika sedang berdiskusi dengan wawasan pengalaman yang sangat luas sehingga kualitas yang disampaikannya sangat baik.

“Kita dan khususnya masyarakat Nias sangat kehilangan beliau, khususnya karena parhatian, bantuan dan dukungan beliau terhadap kemajuan Nias pada umumnya dan Nias Selatan pada khususnya sangat luar biasa,” ujar dia sambil menambahkan bahwa Dr. Hekinus juga memberikan perhatian luar biasa pada pelestarian budaya Nias.

Tak cuma Menteri Yasonna dan Prof. Yoyok yang mengakui kuatnya integritas Dr. Hekinus. Para mantan koleganya di Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) juga menyatakan hal yang sama ketika mereka melayat pada Sabtu (19/3/2016) malam. (Baca: Kontribusi Luar Biasa Dr. Hekinus Manaö Bagi Negara yang Jarang Diketahui Publik)

“Satu hal yang tak bisa dilupakan dan menjadi teladan bagi kami adalah integritas dan semangat transparansi dalam laporan keuangan yang selalu dia dorong untuk diwujudkan. Beliau sangat kritis, tak kenal kompromi untuk hal-hal yang dianggap benar, namun tetap pribadi yang bersahaja,” ujar salah satu perwakilan KSAP di depan keluarga Dr. Hekinus.

Dr. Hekinus sendiri adalah salah satu yang berkontribusi penting membentuk KSAP dengan nilai-nilai dan standar kerja yang saat ini diakui dunia.

Dan pada Minggu (210/6/2016), rekan-rekan seangkatannya di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada 1976 juga menceritakan hal yang sama.

“Integritas dan konsistensinya adalah keunikannya,” ujar salah satu dari Rekan-rekan kuliahnya itu yang kini tersebar di berbagai lembaga pemerintahan.

Pada 2010 lalu, seperti dilansir Nias Online, saat menjabat, Dr. Hekinus bukanlah tipe pejabat aji mumpung yang memanfaatkan fasilitas jabatan. Sebaliknya, seperti diungkapkan salah satu keponakannya yang kini berdinas di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Yediel Lase, mengungkapkan bahwa Dr. Hekinus justru tidak mau menggunakan fasilitas pengawalan yang melekat pada jabatannya untuk dirinya maupunu keluarganya.

Pamannya itu juga dikenangnya sebagai orang yang tidak pernah kompromistis meski itu menyangkut keluarga atau kerabatnya sekalipun.

“Misalnya, berusaha untuk memasukkan saudaranya, ponakan atau kenalan ke instansi tersebut tanpa melalui prosedur yang normal dan fair,” jelas dia. (Baca: Hekinus Manaö: “Ini Bagian dari ‘Spiritual Journey’”)

Beberapa informasi yang dihimpun redaksi Nias Satu menyebutkan, demi menjaga prinsip dan integritasnya, pernah beberapa kali tidak mau menerima gajinya dalam jangka waktu lama. Melainkan hanya memanfaatkan honornya dari mengajar di berbagai perguruan tinggi, termasuk di luar negeri. Tidak heran bila ada di antara para pelayat di rumah pribadinya banyak yang tercengang melihat rumah DR. Hekinus tidak semewah yang dibayangkan bila dibandingkan dengan deretan jabatan prestisius yang sudah dan masih dijabatnya hingga beberapa saat sebelum menghadap Sang Khalik.

Tak heran banyak yang merasa kehilangan dan juga mengharapkan bermunculannya sosok-sosok berintegritas seperti dia, khususnya dari generasi Nias saat ini, maupun di masa mendatang. (ns1)

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »