STOP OPERASIKAN PEMBANGKIT
APR Energy Sampaikan Surat Terbuka Kepada Masyarakat Nias
NIASSATU, JAKARTA – Menyusul keputusannya untuk menghentikan total operasi kedua pembangkit listriknya di Pulau Nias pada awal Juni 2016, APR Energy menyampaikan surat terbuka kepada masyarakat Nias yang akan mengalami dampak dari keputusan tersebut.
Sebelumnya, dalam siaran pers yang diterima oleh redaksi Nias Satu secara bersamaan dengan Surat Terbuka itu pada Selasa (17/5/2016), CEO APR Energy John Campion menyatakan mereka terpaksa menghentikan seluruh kegiatan mereka di Pulau Nias setelah Mei 2016. Penyebabnya, belum juga dibereskannya utang PLN yang masih tersisa. (Baca: Mulai Juni, APR Energi Pastikan Stop Operasi Pembangkit Listrik di Nias)
Bersamaan dengan pemberitahuan penghentian operasi tersebut, APR Energy juga menyampaikan Surat Terbuka mengenai sikap mereka kepada masyarakat Nias.
Berikut isi lengkap Surat Terbuka tersebut:
Surat Terbuka kepada Rakyat Nias Para penduduk dan pemilik usaha di Nias yang terhormat,
Sejak tahun 2013, APR Energy telah bekerja untuk memberi Anda pasokan listrik yang dapat diandalkan.
Sayangnya, PLN belum membayar tagihan-tagihan kami. Perusahaan itu tidak menghormati kontrak dengan kami. Tetapi PLN terus mengumpulkan uang dari penduduk Nias untuk listrik yang mereka gunakan.
Oleh karena perilaku PLN ini, kami tidak dapat meneruskan beroperasi di Pulau Nias – atau di mana pun di Indonesia. Pada akhir Mei, kami akan secara permanen menutup pembangkit tenaga listrik kami yang berkekuatan total 20MW.
Meskipun kami akan pergi, kami ingin melindungi rakyat Nias dan memastikan Anda mendapatkan listrik. Itu sebabnya kami telah menawarkan untuk menjual pembangkit listrik kami di Nias kepada PLN.
Sayangnya, PLN belum menanggapi tawaran kami.
Harap dipahami bahwa keputusan kami untuk meninggalkan Nias tidaklah dengan mudah diambil. Kami menyesali dampak yang akan ada dengan menutup pembangkit tenaga listrik kami. Tetapi kami juga sebuah usaha yang memiliki karyawan yang bekerja agar mereka dapat menyokong keluarga mereka. Jika kami tidak dibayar, kami tidak dapat membayar karyawan kami, dan mereka adalah kewajiban kami yang paling penting.
Oleh karena PLN telah menolak untuk membayar tagihan kami dan untuk menghormati kewajibannya menurut kontrak dengan kami, APR Energy tidak memiliki pilihan lain kecuali meninggalkan Nias pada akhir Mei.
Hormat kami,
John Campion
Ketua dan Chief Executive Officer (ns1)