Tagline Pariwisata Nias “Pesona Pulau Impian” Diluncurkan di Jakarta
Acara itu dihadiri juga oleh seluruh kepala daerah, bahkan hampir semuanya membawa wakilnya juga. Juga dihadiri di antaranya, para pimpinan DPRD se-Pulau Nias, para pejabat terkait dari lima Pemda di Pulau Nias, anggota DPRD Sumatera Utara asal Pulau Nias, anggota DPR RI Nico Siahaan, Sofyan Tan, Dubes Seychelles Nico Barito, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Ketua Umum Himni yang juga anggota DPR RI Marinus Gea dan sejumlah tokoh masyarakat Nias lainnya. Juga tampak warga Nias yang datang langsung dari Pulau Nias, Jawa Tengah, Yogyakarta, Medan dan Jawa Barat.
Sayangnya, acara tersebut ternyata tidak dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk melakukan peluncuran secara resmi. Menteri Arief diwakili oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti dan dua deputi lainnya yang turut menghadiri acara itu. Esthy menjelaskan, Menteri Arief sedang melaksanakan tugas negara di Korea Selatan.
Peluncuran tagline “Pesona Pulau Impian” tersebut ditandai dengan pemukulan gong besar oleh Esthy sebanyak lima kali, sesuai dengan jumlah daerah di Pulau Nias. Pada saat bersamaan, lima kepala daerah juga melakukan pemukulan gendang dan gong kecil (faritia) secara bersamaan.
“Ini langkah awal yang bagus. Acaranya sangat luar biasa. Selama ini, ketika bicara potensi pariwisata Nias selalu asosiasinya lompat batu. Tapi, dari pertunjukan malam ini kita tahu bahwa Nias itu tidak hanya lompat batu. Semua ada di Nias,” ujar dia.
Sementara itu, dalam paparannya mewakili para kepala daerah di Pulau Nias, Bupati Nias Sökhiatulö Laoli menjelaskan aneka potensi pariwisata di Pulau Nias, kendala saat ini dan harapan-harapan terhadap pemerintah pusat, melalui Kemenpar agar menjadikan Pulau Nias sebagai salah satu destinasi wisata nasional dan prioritas pembangunan.
Sementara itu, Menteri Yasonna mengapresiasi acara tersebut sebagai titik awal monumental untuk pariwisata Nias. Yasonna menjelaskan, di tengah kelesuan perekonomian, saat ini pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk menyumbangkan devisa dibanding sektor lainnya. Apalagi dengan adanya kebijakan pembebasan visa kepada lebih dari 100 negara.
“Saat ini harga karet merosot karena memang kebutuhan pasar internasional menurun akibat pelemahan perekonomian. Saat ini, sektor pariwisata merupakan sektor paling potensial untuk menambah devisa. Karena itu, momentum ini harus dimanfaatkan dengan baik,” jelas dia.
Karena itu, dia juga mengingatkan agar ada perubahan paradigma dalam membangun pariwisata Nias, baik para kepala daerah maupun masyarakat Nias. Mulai dari komitmen, program hingga edukasi masyarakat agar Nias ramah terhadap wisatawan.
“Ini awal yang baik, saya senang karena semuanya kompak. Karena itu, ke depan tidak boleh ada yang bilang kampung saya lebih bagus, top dan hebat karena kalau ada pikiran semacam itu, lupakan itu, pasti tidak akan berhasil. Tetapi, kalau kompak, kita bisa,” tandas dia.
Dia juga mengungkapkan, dalam beberapa waktu ke depan, akan ada gelombang kedatangan turis asal Tiongkok ke Sumatera Utara, khususnya di lima daerah. Yasonna memperkirakan, turis gelombang kelima tidak hanya akan ke lima daerah di daratan Sumut tersebut, tetapi juga sampai di Pulau Nias.
Acara tersebut diawali dengan Tari Tuwu sekaligus pemberian sekapur sirih. Kemudian diikuti dengan penayangan video singkat potensi pariwisata Pulau Nias dari lima daerah. Kemudian, setelah pemberian tiga kata sambutan, disusul dengan atraksi maluaya (tari perang) dan lompat batu yang dibawakan oleh para pemuda/i Nias dari Sanggar FETUA yang dipimpin oleh budayawan Nias asal Bawömataluo, Nias Selatan, Waspada Wau.
Momen peluncuran tagline tersebut diiringi dengan Tari Huba. Selanjutnya, sebagai penutup, seperti biasa acara orang Nias, diakhiri dengan tarian massal, maena.
Pelaksanaan peluncuran tagline tersebut juga diisi dengan kegiatan pameran selama dua hari. Sayangnya, ruang pameran tersebut tidak representatif karena selain luasnya terbatas, juga tidak berada di titik strategis. Di ruang pameran tersebut, lima daerah memiliki booth (ruang pamer) sendiri dengan luas sekitar 2 x 2 meter ditambah booth khusus Himni, dan juga sajian makanan Nias.
Tidak ada yang luar biasa dari setiap booth pameran ini, bahkan menampilkan termasuk menjual produk yang hampir sama. Di antaranya, bola nafo, baju adat, miniatur rumah adat Nias bagian selatan dan utara hingga batu akik. Pengunjungnya juga rata-rata warga Nias di Jabodetabek atau yang mengikuti acara peluncuran tagline tersebut. (ns4/ns1)
Semoga Menjadi Momentum Awal Buat kemajuan Pulau Nias
YA’AHOWU