‘Kepala Daerah Bandel Biasanya Lebih Cepat Datang Kalau Dipanggil Kajati Dibanding Gubernur’

NIASSATU, JAKARTA – Ada hal yang membuat peserta pertemuan tertawa ketika Wakil Gubernur Tengku Erry Nuradi berseloroh saat bicara pada acara Nias International Development Strategic Partnerships di Jakarta, Kamis (27/11/2014) malam.Dalam paparannya, Tengku Erry mengingatkan para kepala daerah di Pulau Nias agar menyampingkan ego sektoral agar pembangunan Nias tercapai sesuai harapan, khususnya melalui kepariwisataan. Dia mengingatkan agar semua bekerja sama agar konsep pembangunan yang diharapkan dapat dikerjakan bersama.

Dia pun mengingatkan agar apa yang terjadi dengan tujuh pemerintah daerah di sekitar Danau Toba tidak terjadi di Pulau Nias juga. Dia mengungkapkan, upaya menjadikan Danau Toba itu sebagai geopark nasional tidak mudah karena tidak mudahnya mengumpulkan 7 pemerintah kabupaten di sekitar Danau Toba.

“Persatuan itu prasyarat untuk maju. Jadi, para kepala daerah di Nias jangan ada yang bandel-bandel. Nanti, Pak Laoly (Menkumham Yasonna H. Laoly, red) panggil saja kalau ada kepala daerah yang bandel,” ujar Tengku Erry sambil tertawa melirik Menteri Yasonna di sebelahnya.

Tengku Erry pun menjelaskan alasannya meminta Menteri Yasonna yang memanggil kepala daerah yang bandel di Pulau Nias. Di awal pembicaraannya, dia sudah mengingatkan bahwa saat ini adalah momentum tepat untuk memajukan Nias dengan adanya putra Nias di kabinet. Menurut dia, keberadaan Menteri Yasonna, meski terbatas pada jabatan Menkumham, namun pasti bisa menjadi akses yang bisa membantu berhubungan dengan menteri lain untuk percepatan program pembangunan di Pulau Nias. Tapi, bila tidak bekerja sama, maka momentum itu akan sia-sia.

Tengku Erry juga mengatakan, saat ini jangankan Wakil Gubernur, bahkan Gubernur pun tidak mudah memanggil apalagi menegur bupati dan walikota. Sambil bergurau, Tengku Erry mengungkapkan bahwa saat ini, hal yang membuat para kepala daerah cepat datang adalah panggilan (pemeriksaan, red) dari Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati).

“Nanti pak Laoly saja yang panggil kalau ada kepala daerah di Nias yang bandel. Kalau masih bandel juga, suruh Kajati yang memanggil. Biasanya, kalau dipanggil gubernur sulit sekali datangnya, tapi kalau dipanggil Kajati pasti cepat datangnya,” ujar dia disambut tertawa peserta pertemuan termasuk para Bupati, Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota beserta para pejabatnya.

Tengku Erry mengaku sangat memberikan perhatian untuk kemajuan Nias. Hal itu seperti diungkapkan juga oleh Utusan Khusus Presiden Seychelles untuk Asean Nico Barito pada pertemuan itu. Dia mengungkapkan, usai dilantik sebagai Wakil Gubernur, dirinya ditelpon Tengku Erry. Yang mengejutkan dia, kata Nico, hanya satu permintaan Tengku Erry yakni, bagaimana Nico membantu merealisasikan kerinduannya untuk memajukan Kepulauan Nias.

Dalam pertemuan penting itu, hanya bupati Nias Selatan maupun Wakilnya yang tidak datang. Mereka hanya diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Faböwösa Laia. Sedangkan empat daerah lainnya, kecuali Nias Barat yang diwakili langsung oleh bupatinya, tiga lainnya hadir lengkap bersama wakilnya dan pejabat terkait lainnya. Dalam pertemuan itu, disepakati dan ditandatangani pembentukan Badan Nias Development Strategic Partnership (NDSP). (ns1)

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »