Ini Kendala Pengembangan Pariwisata di Kepulauan Nias

Atraksi Tari Perang dari Nias Selatan oleh Sanggar FETUA | Etis Nehe

Atraksi Tari Perang dari Nias Selatan oleh Sanggar FETUA | Etis Nehe

NIASSATU, JAKARTA – Meski telah terkenal sebagai daerah dengan potensi pariwisata yang luar biasa selama berpuluh tahun, namun sejatinya aktivitas kepariwisataan di Pulau Nias masih jauh dari harapan.

Berbagai kendala berkontribusi menyebabkan ketidakmajuan tersebut. Dalam paparannya pada peluncuran tagline pariwisata Nias “Peson Pulau Impian” di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata di Jakarta, Kamis (2/6/2016), Bupati Nias Sökhiatulö Laoli mengungkapkan sejumlah kendala yang dihadapi, sekaligus juga menjadi fokus penanganan. (Baca: Tagline Pariwisata Nias “Pesona Pulau Impian” Diluncurkan di Jakarta)

Sökhiatulö mengungkapkan, secara garis besar terdapat enam kendala yang signifikan yang berkontribusi belum majunya industry pariwisata di Pulau Nias. Keenam kendala tersebut adalah:

Pertama, aksesibilitas menuju Pulau Nias sangat terbatas terutama akses melalui sarana perhubungan udara, disebabkan bandar udara yang ada saat ini hanya bisa didarati oleh pesawat berbadan kecil sejenis Fokker berkapasitas 70 orang.

Untuk mengatasi kendala ini, kata dia, saat ini pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan sedang melakukan pengembangan Bandara Binaka.

Dia menjelaskan, berdasarkan Nota Kesepahamatan (MoU) dengan Kemenhub, selama 2015-2016 jumlah dana yang telah digulirkan untuk pengembangan bandara utama di Pulau Nias tersebut sebesar Rp 100 miliar. Selanjutnya, pada 2017, Kemenhub akan mencairkan sebesar Rp 200 miliar dana sehingga total anggaran untuk pengembangan, terutama penambahan panjang landasan pacu mencapai Rp 300 miliar.

“Dengan itu, diharapkan pada 2017, pesawat berbadan lebar sudah bisa mendarat di Bandara Binaka dan diharapkan dukungan Garuda untuk membuat rute penerbangan langsung dari Jakarta ke Pulau Nias,” ujar dia.

Kendala kedua adalah daya tarik wisata masih rendah disebabkan belum tertatanya kawasan objek-objek wisata serta minimnya fasilitas pendukung lainnya seperti air bersih, listrik, sarana akomodasi dan rumah makan.

Ketiga, prasarana dan sarana menuju objek-objek wisata masih belum baik sehingga sulit dijangkau secara nyaman oleh para wisatawan.

Keempat, kurangnya promosi dan belum adanya konektivitas (jaringan) dengan pasar pariwisata.

Kelima, kebijakan pemerintah (pusat, provinsi dan daerah) belum menempatkan sektor pariwisatas sebagai sector penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah di Kepulauan Nias.

Keenam, kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam menerima kehadiran wisatawan masih kurang terutama dalam menciptakan rasa nyaman bagi wisatawan, serta dukungan dalam menciptakan lingkungan yang bersih, indah dan asri. (ns1)

About the Author
  1. sekolah koki yogyakarta Reply

    terima kasih infonya ttg: Ini Kendala Pengembangan Pariwisata di Kepulauan Nias.

    sukses selalu

  2. Thanks gan info yang bagus dan bermanfaat.
    Ehh gan, bekerja di kapal pesiar / cruise ship entah sebagai chef atau koki, crew, dan lain-lain sangat menyenangkan sekali lho.. Kenapa? Soalnya bekerja bisa sekaligus keliling dunia dan itupun dibayar dengan gaji yang besar.
    Semoga website ini terus menyajikan info yang menarik dan bermanfaat bagi pengunjung dan pembaca ya gan.

Leave a Reply

*

Translate »