Permudah Wisatawan, Nias Selatan Harus Memiliki Bandara Sendiri

Laurens Manurung | angkasapura2.co.id

Laurens Manurung | angkasapura2.co.id

NIASSATU, GUNUNGSITOLI – Direktur Keuangan PT Angkasa Pura (AP) II Laurens Manurung mengatakan, ketersediaan Bandara di Nias Selatan sangat penting. Pasalnya, potensi pariwisata terbesar di Pulau Nias berada di wilayah Nias Selatan.

Menurut dia, perjalanan sekitar tiga jam dari Bandara Binaka merugikan para wisatawan karena waktu mereka habis di jalan.

“Kabupaten Nias Selatan memiliki potensi wisata yang sudah terkenal dan jarak tempuh dengan kendaraan roda empat rata-rata 3 jam. Tentu ini akan merugikan para wisatawan yang ingin berkunjung ke objek-objek pariwisata di sana,” jelas Laurens dalam konferensi pers di ruang Media Center Sidang Raya PGI XVI di Gunungsitoli, Rabu (12/11/2014).

Untuk diketahui, cikal bakal bandara di Nias Selatan sebenarnya sudah dimulai sejak masih adanya Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Nias. Namun, sampai saat ini, bandara itu tak kunjung terwujud meski Bupati Nias Selatan Idealisman pernah menjanjikan bandara itu akan selesai dan beroperasi pada 2012.

Dia pun mengatakan, tidak tertutup kemungkinan pihaknya mengelola bandara di Nias Selatan itu pada lima tahun mendatang.

Lokasi bandara di Nias Selatan itu berada di Silambo, Desa Botohilitanö yang berjarak hanya lebih dari satu kilometer dari pantai Sorake/Lagundri yang terkenal sebagai tempat selancar berkelas internasional.

Pengembangan Bandara Binaka

Sementara itu, dia juga mengingatkan perlunya Bandara Binaka, satu-satunya bandara di daratan Nias saat ini agar memenuhi standar pelayanan seperti diterapkan AP II. Hal itu sangat penting bila Pulau Nias akan dijadikan sebagai daerah tujuan wisata kedua di Sumatera Utara setelah Danau Toba.

Dia juga mengatakan, perpanjangan landasan pacu bandara itu akan memungkinkan pesawat kargo untuk mendarat guna mengangkut hasil bumi dari Pulau Nias.

“Nias sebagai salah satu penghasil lobster terbaik dunia, dapat langsung dikirim ke Jepang atau Hongkong dalam kondisi segar,” jelas dia.

Tentu saja, juga harus dibarengi peningkatan kualitas SDM dan kualitas pelayanan di Bandara Binaka sehingga tidak hanya membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Nias, juga meningkatkan masyarakat sekitar bandara.

Sebagai contoh, kata dia, dengan dibangunnya Bandara Kualanamu di Beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara, menyerap hingga 15 ribu karyawan. Selain itu, masyarakat sekitar Kualanamu membangun penginapan dan rumah makan. Tidak hanya itu, sarana dan prasarana dari pemerintah, akhirnya diprioritaskan untuk mengembangkan kawasan itu. 

“Sehingga bila bandara sudah terbangun dan tertata, pulau Nias tidak akan terisolir lagi. Perekonomian akan menggeliat seiring dengan meningkatnya kedatangan wisatawan  mengunjungi tempat-tempat wisata Nias yang eksotik,” pungkas dia. (NS4)

 

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »