Rebut Posisi Bupati Nias Selatan, Warga ‘Nias Tengah’ Usung Calon Sendiri
NIASSATU, NIAS SELATAN – Pertarungan merebut posisi kepala daerah di Nias Selatan melalui Pilkada kali ini tampaknya akan lebih ketat. Selain karena banyak kandidat yang memiliki nilai jual, juga munculnya wacana pengutusan calon berdasarkan wilayah.
Salah satunya, seperti akan dilakukan warga di wilayah barat Nias Selatan yang juga sering disebut sebagai Nias Tengah, yang akan mengusung calon mereka sendiri. Mereka tidak mau cuma menjadi ‘penggembira’ lagi seperti pada dua kali Pilkada sebelumnya.
Masyarakat di wilayah itu melihat ada peluang untuk mencalonkan wakilnya sendiri untuk menjadi Bupati Nias Selatan periode 2016-2021.
Wacana ini mulai mengental bahkan sudah mengerucut pada penentuan nama yang dijagokan layak berlaga di ajang politik lima tahunan tersebut.
Dari informasi yang dihimpun Nias Satu, nama-nama yang mulai muncul adalah Wakil Ketua DPRD Nias Selatan periode 2014-2019 Elisati Halawa dari Fraksi PDI Perjuangan dan mantan Wakil Ketua DPRD Nias Selatan periode 2009-2014 Sozanolo Ndruru.
Tokoh masyarakat dari wilayah Nias Tengah Yurisman Laia membenarkan berkembang dan mengerucutnya wacana untuk mengusung calon sendiri tersebut.
“Iya, positif ada rencana mencalonkan wakil sendiri dari wilayah Nias Tengah. Sejauh ini, Elisati Halawa yang paling punya peluang dan dukungan besar,” ujar anggota Yurisman yang juga anggota DPRD Nias Selatan dari fraksi PKP Indonesia tersebut.
Ditanya mengenai alasan mengusung calon sendiri, Yurisman mengatakan, didorong oleh kegelisahan sejak berdirinya Nias Selatan. Yakni, selama 14 tahun sejak Nias Selatan berdiri, hampir semua pejabat yang pernah memimpin tidak fokus terhadap pemberdayaan potensi masyarakat sehingga setiap tahunnya masyarakat selalu mencari pekerjaan di luar daerah. Tidak meratanya pembangunan, termasuk di wilayah barat juga menjadi salah satu alasan.
“Selama 14 tahun terakhir tidak ada pemerataan pembangunan, tidak ada upaya peningkatan sumber daya manusia di setiap wilayah,” ungkap dia.
Pengusungan calon sendiri dari wilayah Nias Tengah memang cukup beralasan.
Pertama, sejak pemekaran, tidak pernah ada dari wilayah itu yang menjadi Bupati maupun Wakil Bupati. Selama dua periode kepemimpinan, kepala daerah dan wakil kepala daerah selalu dari wilayah Teluk Dalam dan Gomo.
Kedua, wilayah Nias Tengah terdiri dari 11 kecamatan dengan jumlah pemilik hak suara yang signifikan mencapai 70 ribu suara. Mulai dari Kecamatan Huruna, Lölömatua, Ulo Noyo, Ono Hazumba, Hili Salawa Ahe, Lölöwa’u, Hili Megai, Amandraya, Ulu Susua, O’ou, Amandaya dan Aramö.
Menurut Yurisman, ke-11 kecamatan itu, juga merupakan wilayah yang dipersiapkan sebagai cikal bakal pembentukan Kabupaten Nias Tengah di masa mendatang.
Ketiga, anggota DPRD Nias Selatan dari wilayah Nias Tengah tersebut cukup signifikan, yakni 10 orang atau hampir sepertiga dari total anggota DPRD yang mencapai 35 orang.
Terkait adanya kandidat lain dari Nias Tengah, Yurisman mengatakan tidak masalah sejauh memenuhi syarat. Sebab, pencalonan dalam Pilkada bersifat terbuka untuk umum.
Sebenarnya pada Pilkada akhir 2010, wilayah Nias Tengah memiliki wakil, yakni Temazisökhi Halawa yang saat itu berpasangan dengan Pdt. Foluaha Bidaya sebagai calon wakil bupati. Namun, meski waktu itu suara mereka dipastikan tertinggi, hasil sebaliknya dari KPUD justru menyatakan pasangan Idealisman Dachi – Hukuasa Ndruru sebagai pemenang. Putusan Mahkamah Konstitusi juga mengukuhkan kemenangan pasangan yang kini sudah ‘pecah kongsi’ itu. (ns1)