Ini yang Paling Dikeluhkan Wisatawan Asing di Pulau Nias
NIASSATU, GUNUNGSITOLI – Keluhan terhadap berbagai hal terkait kepariwisataan di Pulau Nias sudah bukan hal baru. Hasil survei terbaru makin menegaskan bahwa hal-hal yang membuat para wisatawan tersebut tidak nyaman, masih terus terjadi.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh melalui petugas di Tourist Information Centre (Pusat Informasi Wisata) di Bandara Binaka, para turis mengungkapkan hal itu melalui isian pada kuesioner yang diberikan di bandara tersebut.
“Rata-rata wisatawan mengeluhkan tentang kebersihan pantai, biaya yang mahal dan waktu tempuh ke objek wisata yang masih lama, kondisi jalan, minimnya informasi tentang objek-objek wisata serta fasilitas dan pelayanan yang masih kurang memuaskan,” ujar Yafaowoloo Gea, Kepala Seksi Pengembangan Potensi dan Promosi Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunungsitoli dalam rilis kepada Nias Satu, Senin (6/7/2015).
Dia mengatakan, pihaknya menempatkan seorang petugas di Tourist Information Centre (Pusat Informasi Wisata) di Bandara Binaka. Petugas tersebut melakukan metode survey melalui kuesioner yang diisi oleh para wisatawan. Di antaranya, objek wisata yang dikunjungi, media yang menjadi sumber informasi tentang Pulau Nias, lama kunjungan, aktifitas yang dilakukan, keluhan dan saran, serta penilaian keseluruhan atas kunjungan ke Pulau Nias.
Menurut dia, hasil kuesioner ini sangat penting untuk pembenahan dan pengembangan kepariwisataan di Pulau Nias mengingat posisi Pulau Nias saat ini sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Karena itu, dia mengharapkan ada kerjasama antar Dinas Pariwisata di masing-masing kabupaten kota, terutama yang menjadi pintu masuk para wisatawan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Yafaowoloo juga mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun di bandara Binaka tersebut, turis asing yang masuk ke Pulau Nias melalui bandara tersebut selama semester I-2015 didominasi wisatawan asal Australia (38%). Disusul oleh Amerika Serikat (25%), Brazil (7%), Inggris (5%), Jerman (5%) dan Selandia Baru (5%). Sisanya berasal dari Jepang, Perancis, Swiss, Belanda, Spanyol. (Baca: Wisatawan Australia Dominasi Turis Berkunjung ke Pulau Nias). (ns1)
Redaksi/Admin Yth.
Mohon ijin untuk saya berbagi pengalaman melalui medsos ini.
Saya sekeluarga pulang berlibur ke Nias pada bulan Okt 2012 dan Jun 2015 kondisi dan keadaan tetap tidak ada perubahan yang signifikan.
Memang benar dan sangat memprihatinkan semua lokasi wisata dan jalan antara kota kabupaten dan akses ke lokasi-lokasi wisata rusak sehingga biaya transportasi sangat mahal..
Setiap pantai atau lokasi wisata kotor, sampah berserakan dan belum ada penataan serta fasilitas yang memadai.
Mengingat saat ini banyak wisatawan asing dan dalam negeri yang berkunjung ke Nias, maka sangat urgent bagi masing-masing kepala daerah melalui dinas terkait; pariwisata, pembangunan, sosial, keamanan dan PMA dan PMD untuk fokuskan perhatian dan kegiatan di sektor pariwisata Nias.
Pengelolaan pariwisata yang baik sangat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarat Nias. Harapan ini semoga dapat terwujud melalui para pemimpin baru yang akan terpilih. Untuk itu, pilihlah pemimpin yang benar-benar jujur memikirkan kesejahteraan bagi masyaratnya.
Pantai Sorake dan Gunungsitoli banyak sampah? Apakah tidak ada solusi?
Pantai Moale sangat indah tapi belum dikelola?
Berdasarkan dengan informasi yg kami dpt dari masyarakat bahwa karena faktor keamanan dan budaya setempat. Apakah tidak ada solusi juga? Pemimping yg baik dan bijaksana mampu membaca situasi dan mencari solusi utk mengadakan survey dan pendekatan kepada semua pihak terkait.
Jalan antara Gunungsitoli ke kab. Nias barat dan ke Kab. Nias selatan yang melewati Kec. Lolowa’u sangat parah.
Ditunggu dan diharapkan perhatia dan aksi para pemimpin saat ini maupun yang akan terpilih. Terimakasih.
Salam
L.B Halawa