Novel Baswedan Diserang, Presiden Jokowi Langsung Instruksikan Penangkapan Para Pelaku
NIASATU, JAKARTA – Presiden Jokowi langsung merespons kejadian penyerangan yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan tadi pagi, Selasa, 10 April 2017. Dalam penyerangan menggunakan air keras tersebut, Novel menderita luka pada bagian matanya.
Presiden Jokowi langsung mengutuk tindakan penyerangan tersebut sebagai tindakan brutal dan segera memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mengejar dan menangkap para pelaku.
“Itu tindakan brutal yang saya mengutuk keras! Itu tugas Kapolri untuk mencari (para pelaku),” ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Hal senada juga diungkapkan Wapres Jusuf Kalla. Bertempat di kantornya, dia mengecam keras penyerangan kepada Novel tersebut. Bahkan, JK meyakini bahwa penyerangan itu pasti terkait kasus-kasus hukum besar yang sedang ditangani KPK, khususnya oleh Novel Baswedan.
“Kalau kasus hukum kecil, tidak mungkin berbuat sampai seperti itu,” ujar dia tanpa mau merinci kasus besar apa saja yang mungkin jadi pemicu penyerangan tersebut.
Penyerangan terhadap Novel tadi pagi usai sholat berjamaah di masjid di dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading tersebut juga menuai simpati dan solidaritas dari berbagai pihak. Mulai dari Ketua dan wakil ketua KPK saat ini, mantan Ketua MK Mahfud MD, para mantan pimpinan KPK periode sebelumnya seperti Tauifiequrachman Ruki, Abraham Samad, Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto. Mereka mengecam keras tindakan penyerangan tersebut dan meminta pemerintah melakukan langkah-langkah serius untuk menjamin keamanan para penyidik KPK.
Kapolri Jenderal Tito dan Kapolda Metro Jaya Mochamad Iriawan juga langsung menjenguk Novel di Rumah Sakit. Bahkan, Tito mengungkapkan, ternyata usai diserang, Novel langsung menelponnya dan melaporkan apa yang dialaminya. Tito pun langsung memerintahkan jajaran Polda Metro Jaya untuk segera bergerak dan memberikan pengamanan serta mengusut pelaku. Jenderal Tito juga mengaku telah mendapat perintah dari Presiden Jokowi untuk mengusut kasus itu. Jenderal Tito juga langsung membentuk tim khusus untuk memburu para pelaku.
Ungkapan dan aksi solidaritas juga datang dari berbagai kelompok masyarakat sipil yang peduli dengan pemberantasan korupsi. Di antaranya, dari Indonesia Corruption Watch (ICW). KontraS dan mantan Koordinator Kontras Haris Azhar serta para aktivis lainnya. Pada intinya, mereka mendorong pemerintah agar memberikan perhatian serius pada pengamanan KPK dan para penyidiknya serta mendesak agar pemerintah melalui kepolisian bergerak cepat mengusut kasus tersebut. Media sosial juga dipenuhi dengan kecaman atas tindakan penyerangan tersebut dan dukungan kepada Novel lekas pulih dan KPK tidak ciut dalam mengusut kasus-kasus korupsi.
Novel sendiri setelah sempat dirawat di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara, sore tadi dipindahkan ke RS Jakarta Eye Center di Menteng, Jakarta Pusat. Pasalnya, matanya harus mendapat penanganan khusus sebagai akibat dari serangan air keras tersebut.
Seperti diketahui, saat ini Novel sedang memimpin pengusutan kasus korupsi besar, yakni pengadaan e-KTP dengan dugaan nilai korupsi mencapai Rp 2,3 triliun. Kasus tersebut, seperti pernah diungkapkan Ketua KPK Agus Rahardjo bahwa pengungkapan kasus itu akan menimbulkan guncangan. Pasalnya, melibatkan banyak orang besar dan bahkan unsur-unsur kekuasaan.
Saat ini, kasus tersebut sudah masuk tahap persidangan di Pengadilan Tipikor. Beberapa nama besar yang disebut-sebut dalam dakwaan menerima uang korupsi tersebut di antaranya, Ketua DPR RI Setya Novanto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, mantan ketua DPR RI Marzuki Alie, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Ubarningrum dan puluhan mantan anggota Komisi II DPR RI periode 2009-2014 lainnya.
Novel sendiri seperti dikenal publik, merupakan penyidik utama dari berbagai kasus besar yang diusut KPK selama beberapa tahun terakhir. Akibatnya, Novel beberapa kali mendapatkan intimidasi dan kriminalisasi. (ns1)